01

1K 63 0
                                    

←〣☆~♥~☆〣→

"Jadi, apa maksud kakek? Apa kakek mengenal kami?", tanya Sunghoon kepada sang kakek.

"Kakek kenal kami?!", tanya Jungwon semangat.

"Apa tempat ini memiliki hubungan dengan kami?",tanya Sunoo.

Sunoo dan Jungwon sudah sadar dan sekarang mereka sedang berada di rumah sang kakek. Sang kakek yang mengajak, ia bilang, ia akan menceritakan suatu kisah yang menjadi penyebab kedua anak itu pingsan.

Kakek tua itu tersenyum, lalu mengeluarkan sebuah lukisan kuno. Di dalamnya terlukis 7 orang yang sedang tersenyum bahagia.

"Kisah ini terjadi sekitar 90 tahun yang lalu........





•••

Di suatu daerah Estonia, tepatnya di desa Saaremaa, hiduplah sebuah keluarga kerajaan yang saling menyayangi. Dahulu, kerajaan masih berdiri sebagai pusat identitas dari suatu daerah.

Namun, sayangnya keadaan saat itu tidak sedamai rasa sayang mereka. Setiap hari, mereka selalu berjuang demi keluarga, kerabat, wilayah dan juga rakyatnya. Peperangan selalu ada.

Pihak kerajaannya sendiri pun ada yang memberontak hingga membuat mereka setiap saat harus selalu waspada, karena tidak ada satu pun yang dapat dipercaya. Sang Raja selalu berusaha melindungi rakyatnya terutama keluarganya, istri, dan putra-putranya.

"Ibu, apa hari ini Ayah harus pergi?", tanya si bungsu kepada sang Ratu.

"Tentu saja, sayang", jawab sang Ratu.

"Tapi...tidak bisakah Ayah tidak pergi satu kali saja?", tanyanya penuh harap.

Sang Ratu tersenyum, "Nak, ayahmu adalah seorang Raja. Sudah menjadi kewajibannya untuk pergi berperang demi melindungi kita, kerajaan, dan juga rakyat", ucapnya sambil mengelus kepala anaknya.

"Lalu.... Kenapa kakak juga harus ikut pergi?", tanyanya kembali sambil mendongakkan kepalanya menatap sang ibu.

"Kakakmu sudah besar. Ia sudah tumbuh menjadi pangeran yang dewasa. Tentu saja sudah menjadi kewajibannya juga untuk membantu Raja melindungi rakyat dan keluarganya.", jelas sang ibu.

"Apakah.....saat Elio sudah besar juga harus berperang?"

"Ya, tapi nanti. Setelah kau tumbuh dewasa menjadi pangeran yang hebat. Kau akan menemani Ayah dan Kakak-kakakmu di medan perang", jawabnya.

"Lalu, bukankah ibu akan sendirian di istana?"

"Iya, ibu akan menunggu kalian di istana", jawab sang ratu pada anaknya.

"IBU! AYAH TERLUKA PARAH!!", teriak putra ketiganya yang baru saja masuk ke kamar si bungsu.

Mendengar itu, sang Ratu langsung berdiri, "Dimana ia?!", tanyanya.

"Ayah sedang diobati dokter di kamar", jawabnya. Sang Ratu pun segera berlari menemui Rajanya.

•••

"Bagaimana bisa seperti ini?!", tanya sang Ratu dengan raut cemas. Ia melihat sang Raja terluka parah, perut sebelah kirinya terkena tusukan pedang , di bagian lengannya bahkan terlihat kulitnya yang sudah terkoyak, belum lagi luka gores bekas sayatan pedang di wajahnya. 

A STORY || ENHYPEN [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang