16

668 84 25
                                    

Di ranjang dengan ornamen putih yang mendominasi kini sudah penuh dengan warna merah selain surai merah istrinya.

Cale yang mencoba tetap sadar setelah hampir pingsan berkali- kali. Dia harus berjuang melahirkan buah hati mereka.

Tangannya yang pucat pasi di genggam dengan hati-hati oleh Regis. Tenaganya hampir habis namun rasa sakit seakan ingin membunuhnya.

Wajahnya yang berantakan dengan darah dan keringat telah membuat keadaan nya terlihat sangat kacau.

"Hyu-ng ... Saki-t...hah..hah.."

"Tolong bertahan Cale" air mata yang terus mengalir dari mata Regis membuat pandangannya menjadi buram.

"Huh....hah.....hah...huh..."

Cale mencoba yang terbaik mempertahankan ritme nafasnya agar tenaganya tidak terbuang sia-sia.

Dalam waktu delapan jam Cale masih berjuang dengan rasa sakit dan pandangannya yang mulai melemah ingin menutup mata.

Cale tidak peduli apapun dan meraih tangan suaminya untuk menjadi cengkaman tangannya. Kukunya yang menancap meninggalkan bekas berdarah di lengan Regis. Namun hal itu tidak menyakitkan. Karena melihat Cale berjuang begitu keras sudah membuat hatinya remuk.

"ARGG....."

Cale mengeluarkan seluruh tenaganya saat dokter bersalinnya memberinya aba-aba. Teriakan keras Cale yang keras mulai melemah dan di gantikan suara bayi menangis yang menggema di ruangan.

Surai peraknya memiliki warna merah dari darah , suara tangisannya begitu keras. Cale yang sudah di ujung kesadaran dengan lemah meminta melihat bayinya.

Regis yang sangat berantakan dengan hati-hati membawa putranya ke pelukan ibunya.

Cale tidak bersuara tapi bibirnya tersenyum lembut dan matanya memandang dengan hangat meski fokus nya mulai buram.

Suara tangis yang langsung redam setelah mendapatkan dekapan hangat dari sang ibu. Namun kesunyian itu membuat suasan terasa mencekam karena Cale kehilangan kesadarannya.

Regis dengan sigap meraih putra mereka yang menangis kencang. Orang-orang mulai sibuk menghentikan pendarahan dan menyalurkan darah agar Cale tidak kehabisan darah.

Regis melihat hal itu dengan ngeri , kakinya terasa lemas hanya untuk sekedar mempertahankan kekuatannya.

Dia berusaha keras menenangkan putranya yang terus menangis , seolah sadar bahwa ibunya tengah berjuang akan hidupnya setelah melahirkan dirinya.

Hans dan Luke mencoba untuk tidak menangis demi menguatkan tuan mereka yang menyedihkan. Mereka mencoba yang terbaik untuk menahan Regis agar tidak mengamuk.

Bagaimana tidak , setelah berpisah sekian lama. Dia harus di hadapkan dengan kondisi istrinya yang bertarung dan baju yang berlumur darah. Istrinya yang begitu lembut dan pengertian harus berjuang melahirkan putranya dalam keadaan lemah setelah bertarung dengan musuh.

Setelah melihat keadaan istrinya yang seperti itu , bagaimana bisa Regis tetap tenang. Putranya yang baru saja di mandikan terlihat sangat mungil dan matanya masih tertutup. Regis tentunya sangat bahagia atas kelahiran putranya , tapi hatinya sangat sedih saat mata istrinya masih tertutup dengan wajah pucat.

Meski penampilan nya sudah bersih dan di pindahkan ke kamar yang secara khusus di bersihkan.

Namun sudah satu minggu Cale masih menutup matanya , Alberu yang melihat keadaan Cale sangat ingin tinggal , tapi dengan posisinya yang penting , waktu satu minggu sudah sangat lama untuk keluar dari Istana. Choi Han dengan lembut menghibur istrinya yang terus menangis di pelukannya.

"Seharusnya aku lebih perhatian dan siaga dengan serangan musuh , jika aku bisa lebih kompeten maka Cale tidak akan berakhir seperti ini" Alberu selalu kehilangan kendali jika itu menyangkut Cale. Dan pemandangan Regis yang kuyu dengan putranya dalam gendongannya membuat rasa pahit di mulutnya.

Rakyat nya , terutama orang yang sudah dia anggap keluarga baginya , harus menahan rasa sakit akibat ketidakmampuan dirinya memimpin.

Dengan rasa pahit yang tidak kunjung hilang , Alberu dengan berat hati harus kembali ke Istana untuk menangani banyak urusan pasca perang yang harus di prioritaskan.

"Al , ayo kembali. Kita harus menyelesaikan semua urusan agar kamu memiliki lebih banyak kesempatan untuk datang mengunjungi Mansion Floyen"

"Aku yakin semuanya akan baik-baik saja , kita hanya bisa berharap yang terbaik untuk apapun yang terjadi"

Meski merasa enggan , Alberu terpaksa kembali. Dia tidak bisa meninggalkan posisinya lebih lama atau akan ada banyak pihak yang tidak puas.

..

..

Regis baru saja mengantar Alberu dan Choi Han yang memutuskan untuk kembali hari ini. Langkah kakinya gontai dan penampilannya terlihat kacau.

Dia berjalan menuju kamar putranya , mata anak itu sama seperti Cale. Hal itu membuat Regis semakin sakit mengingat istrinya masih belum membuka matanya.

Regis menimang putranya dengan hati-hati , ada senyum tipis yang menghiasi wajah kacaunya. Jika saja istrinya ada disini maka lengkap sudah kebahagiaan nya. Jika saja , Regis bisa datang lebih cepat. Keadaan Cale pasti tidak akan separah ini , dia tidak perlu melihat hal mengerikan saat orang terpenting dalam hidupnya berlumuran darah di sekujur tubuhnya.

Tubuh lemah penuh darah yang harus berjuang di ujung hidupnya untuk melahirkan buah hati mereka lebih cepat dari seharusnya. Istrinya harus berjuang sendirian dengan semua hal itu saat dia hanya bisa melihat betapa menyakitkan nya semua perjuangannya.

"Sayang , maafkan ayah"

Regis menitikkan air mata dan memeluk lembut putranya , meski tangannya gemetar karena tidak cukup istirahat ataupun makan. Hans dan Luke mencoba yang terbaik mengurus semua pekerjaan Duke dan Duchess di situasi yang kacau ini. Mereka merasa sangat bersalah karena tidak cukup berguna untuk tuan mereka.

..

..

"Dear"

Regis berbaring di ranjang luas yang menjadi tempat Cale terbaring selama sebulan terakhit. Mata indah istri nya masih saja tertutup meski semua dokter mengatakan bahwa keadaan nya sudah baik-baik saja. Jika ada hal yang membuatnya tidak kunjung bangun , maka itu ada hubungannya dengan kekuatan kuno yang kemungkinan besar meninggalkan efek samping pada tubuhnya.

Keseharian Regis berubah total dengan keadaan ini , setiap harinya merupakan hal wajib untuk menyeka tubuh Cale dan memberikan asupan dengan makanan cair yang untungnya masih bisa di respon untuk di telan oleh Cale. Jika tidak , maka akan seperti apa kesehatan Cale tanpa adanya asupan. Dan putra kecil mereka selalu berkunjung saat tangisannya tak kunjung berhenti mencari sosok ibunya.

Melihat bahwa putranya mengalami hal yang sama , membuat Regis kembali hidup dan menjalani aktifitasnya dengan baik. Dia tidak bisa mengacaukan semuanya dan membuat Cale marah padanya , jika Cale bangun namun masih harus melihat suaminya yang berantakan pasti akan menjadi hal yang tidak Cale inginkan.

Itulah kenapa Regis makan dan istirahat dengan cukup agar dapat mengurus putra nya. Tentunya pekerjaan lain masih dikerjakan oleh Luke dan Hans dan hanya sesekali di urus Regis jika memang di haruskan.

Regis masih berbaring menatap wajah pucat istrinya , tangannya membelai wajah pucat yang menjadi sosok yang sangat dia rindukan.

"Cepat bangun Dear , putra kita sangat merindukanmu. Kami merindukan mu"

..

..

Tbc.

Balik lagi setelah sekian abad 😅😅 selamat membaca dan jangan kesel sama author ya. Soalnya sibuk dan gak ada banyak waktu buat nulis. Btw selamat tahun baru meski udah telat banget ucapinnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: 3 days ago ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Marriage LifeWhere stories live. Discover now