prolog

295 36 21
                                    

HAPPY READING



saat ia pulang sekolah mobil ayahnya sudah ada di bagasi, ah tumben sekali ayahnya ini pulang lebih awal.

saat memasuki rumah ia di sambut dengan sosok ayah dan ibunya di ruang tamu seakan menunggu seseorang, ekspresi ayah saat melihat ku datang ia seakan akan menyuruhnya untuk mendekat dan duduk bersama mereka.

" assalamualaikum yah,Bun" salamnya saat memasuki rumah

" waalaikumsallam" jawabnya

" ayah tumben pulang cepat yah" ucapnya sambil berjalan kearah sofa tempat orangtuanya duduk

" Aileen Adelina Abraham" panggilnya lengkap

ia mengkerut kan dahinya, kenapa ayahnya ini memangilnya dengan nama lengkap, apakah ia membuat kesalahan pada ayahnya ini.

" iya yah, kenapa" ucapnya menatap mata ayahnya intest menunggu jawaban ayahnya

" kenapa Nilai kamu turun Aileen, ayah sudah bilang kan jangan sampai nilai kamu turun, kamu jangan bermain terus Aileen" jawabnya dengan nada tegas tak terbantah

" Aileen minta maaf yah" jawabnya menundukkan kepalanya takut

" ayah tak butuh maaf kamu Aileen, jika nilai kamu turun lagi ayah akan menjodohkan kamu dengan anak teman ayah Aileen" jawabnya tak main main, Aileen menatap ayahnya dengan tatapan yang sulit di artikan, apa segitu marahnya ayahnya ini sampai harus menjodohkanya padahal ia masi sekolah dan apa ayahnya ini lupa jika ia ingin aku menjadi dokter jika ia menikah ia tak akan bisa menjadi dokter sesuai keinginan ayahnya

" apa ayah lupa jika ayah ingin aku menjadi dokter yah, jika aku menikah aku tidak bisa menjadi dokter yah"jawabnya pelan dengan menunduk

" bagaimana kamu bisa menjadi dokter Aileen, nilai kamu saja menurun" balasnya

" Aileen janji yah Aileen bakal belajar lebih keras lagi yah" jawabnya memelas kepada ayahnya agar ia tak dijodohkan

" ayah akan kasi kamu waktu 1 Minggu jika dalam 1 Minggu kamu tidak bisa memperbaiki nilai kamu, ayah akan menjodohkan kamu Aileen" jawabnya dengan wajah serius, jika ayahnya sudah begini pasti tidak main main

" iya yah, Aileen janji bakal belajar lagi" jawabnya semangat saat mendapatkan kesempatan ia akan menguntungkan kesempatan ini dengan baik

Mira yang hanya melihat suaminya yang mengekang anaknya itupun hanya bisa pasrah saja, sejujurnya ia khawatir kepada anak perempuan nya itu.

" mas kamu jangan seperti itu, kasian Aileen" jawabnya agar suaminya ini tidak membebani anaknya.

" sudahlah Bun, ayah begini juga agar dia bisa menjadi orang yang sukses di masa depan" jawabnya seakan akan tak bisa di ubah lagi

" tapi kasian Aileen mas" balasnya berusaha membujuk suaminya itu, memang agak sulit membujuk suaminya itu

" sudahlah Bun, ayah ingin kekantor lagi, Masi banyak urusan" balasnya

saat ayahnya sudah keluar rumah, Aileen menangis di pelukan ibunya, kenapa ayahnya begitu terhadap nya hanya karena nilainya turun ayahnya Sampai ingin menjodohkanya ini sangat tidak adil

" sudahlah nak, jangan menangis kamu harus semangat lagi belajarnya tapi ingat jangan terlalu diporsir ya" jawabnya sambil mengelus kepala Aileen

" iya, Bun " jawabnya sesegukan

" sudah jangan nangis lagi, sekarang kamu mandi setelah itu makan, bunda sudah memasak makanan kesukaan kamu sayang" balasnya

" bunda masak ayam serundeng sambal bawang Bun?" tanya nya semangat saat ibunya bilang memasak makanan kasukaanya

" iya sayang, sekarang mandi terus turun makan ya sayang" balasny dengan tersenyum manis kepada anaknya ini.

Aileen menaiki tangga menuju kamarnya, ia membuka kamarnya dan menaruh tas nya di tempatnya dan ia bergegas masuk kekamar mandi untuk membersihkan tubuhnya

selesai membersihkan diri Aileen turun untuk makan dengan sang bunda yang sudah menunggu nya di meja makan lantai bawah.

jangan lupa vote dan komen

tinggalkan jejak kalian saat membaca komen sebanyak-banyaknya agar aku tambah semangat nulisnya.

Aileen Adelina Abraham

Aileen Adelina Abraham

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sean Gavaendra

  Sean Gavaendra

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Sean Gavaendra Where stories live. Discover now