14. Kepastian

4.1K 275 21
                                    

Bandung masih terasa sama, tentang sibuknya Dean yang berusaha menghapus cinta masa kecilnya, tentang Bella yang selalu ada untuk pria itu, tentang kebohongan yang perjanjian rumit yang mereka dijalani.

Saling bergantung dengan status semu, setelah terakhir Faya datang ke Bandung dan membuat Dean meninggalkan Bella dengan mudahnya, wanita itu masih dengan rasanya berdiri dengan percaya bahwa suatu saat nanti Dean benar-benar bisa meletakan rasa untuk sahabat kecilnya dan berbalik memandang dirinya.

"Kalau kangen itu tinggal bilang," sindir Bella yang ikut melihat Instagram milik Faya.

"Kalau gue bisa lakuin itu, bakal gue lakuin dari dulu. Dia udah punya orang lain dan gue masih ngehargai lo di sini."

Kalimat menyakitkan itu membuat hatinya berdesir nyeri. Ia sadar jika dirinya hanya dimanfaatkan oleh Dean, tidak ada keberatan akan kenyataan tersebut, ia tahan kalimat dan perlakuan semena-mena hanya untuk tetap berada di sisi Dean.

"Kenapa lo harus ngehargain gue? Lakuin kayak biasa aja."

Dean tatap Bella dengan tajam, seakan meminta penjelasan lebih dari kalimat yang sempat terlontar.

"Maksud gue, biasanya kan lo nggak pernah pertimbangan perasaan gue, kadang lo penuh perhatian, kadang lo lupain gue, kadang ucapan lo manis banget dan kadang ucapan lo nyakitin. Lakuin kayak biasa aja, An."

"Bel?"

"Gue maafin, gue terlalu bergantung sama lo jadi gue terima semua perlakuan lo."

Kata maaf yang Dean ucapkan terdengar tulus atau mungkin Bella yang sudah teramat jatuh akan rasa sukanya.

"Gue harus gimana biar lupain dia?"

"Jangan peduliin dia."

"Gue selalu lakuin itu tapi lo tau sendiri setiap gue liat mukanya lagi rasa itu balik."

Ya jelas percuma, lo aja nggak punya niat yang cukup gede buat ngelupain dia, ucap Bella dalam hati.

Tidak berselang lama Dean mendapat panggilan dari Nara.

"Kak, lo ngejauhin Kak Faya?"

"Salam dulu kek, Ra?" Dean pandang Bella yang di sebelahnya seraya meminta izin untuk berbicara dengan Nara.

"Gue sibuk, Ra. Cewek gue aja kalau nge-chat jarang gue bales."

Bella tersenyum mendengar pernyataan Dean tentang dirinya.

"Jangan gitu Kak, kasian Kak Faya dia salah paham karena dia pikir lo ngejauhin dia, kalian kan sahabat dari kecil."

"Iya Ra, iya,"

Dean benar diambang kebingungan di satu sisi ia ingin menghapus rasanya tapi di sisi lain ia harus tetap berhubungan karena lebel sahabat kecil yang sudah mereka genggam bersama.

Lagi-lagi perasaan Bella tidak ada dalam pertimbangan tersebut.

...

Waktu berjalan dengan cepat hingga hari ini pesan dari Gama yang meminta doa membuat Nara tersenyum bahagia.

Hubungannya dengan Arjuna juga berjalan lancar, hingga pagi ini Nara diminta untuk sarapan bersama.

Pintu yang terbuka menampilkan Arjuna yang hanya mengunakan singlet hitam dengan training membuat Nara kembali menutup pintunya.

Nara
Pake pakaian yang beneran

Arjuna tertawa saat membaca pesan singkat itu, ia kembali ke kamar dan memaikai t-shirt miliknya.

fine line [END]Where stories live. Discover now