4. Kehilangan Kasih dan Sayang

14 11 0
                                    

Selamat membaca!

*
*
*

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

💫

Vanza kecil sedang menggambar dibuku gambar barunya yang diberikan oleh Rahma. Gadis kecil itu menggambar sebuah langit, langit malam dengan bintang yang banyak. Vanza kecil itu belum mengganti pakaiannya, ia masih menggunakan seragam merah putihnya. Sepulang sekolah, ia langsung menggambar.

Rahma yang sedang memasak menoleh ke arah belakang, di mana Vanza berada, anak itu menggambar di meja makan. "Ganti baju dulu, Vanza. Besok bajunya masih dipakai. Ibu nggak punya baju lain, baju yang kamu pakai sekarang ini aja baju tetangga."

Vanza mendongak menatap sang ibu, kemudian mengangguk. "Baik, Bu."

"Sana, ada kaos warna biru di kasur kamu, ibu udah siapin sebelum kamu pulang." Vanza mengangguk, gadis itu berdiri, melangkahkan kakinya menuju kamarnya.

Tok... Tok... Tok...

Rahma menoleh ke arah pintu, ada seseorang yang mengetuk pintunya. "Sebentar!" Rahma menarik kompor, ia segera membersihkan tangan nya yang terdapat noda.

Rahma berjalan menuju pintu, ia membuka pintu, melihat adanya seorang pria setengah baya, pria itu tersenyum pada Rahma. "Sore, Bu Rahma. Maaf ganggu waktunya," ucap pria itu.

"Ah, nggak apa-apa, Pak Abdul. Silakan masuk dulu, Pak."

Pak Abdul masuk ke dalam, kemudian Rahma memintanya untuk duduk di kursi makan, tempat yang Vanza tempati tadi. "Sebentar, saya buatkan air buat Bapak." Rahma mengambilkan air untuk Pak Abdul.

Pak Abdul mengangguk, setelah kepergian Rahma ia melihat gambaran Vanza. "Wah, cantiknya." Puji Pak Abdul.

Rahma kembali dengan segelas air tawar, ia menyimpannya di atas meja, kemudian ia ikut duduk. "Silakan diminum, Pak."

"Makasih banyak, Bu Rahma." Pak Abdul mengambilnya, lalu meminumnya hanya dua tegukan sahaja.

"Ada keperluan apa Bapak datang ke sini, ya?" tanya Rahma.

"Ah, iya. Ada yang harus saya bicarakan,"

"Mengenai apa, Pak?"

Pak Abdul menatap gambaran Vanza, membuat Rahma semakin bingung. "Saya dengar dari anak saya, Vanza selalu diam di kelasnya, jarang ngomong, bahkan nggak pernah. Anak saya sampai bingung liat Vanza, dia juga berkali-kali coba buat dekat sama Vanza, tapi Vanza nggak peduli."

SAVIOR LIGHT Where stories live. Discover now