21: jahitan di perut

2.1K 85 4
                                    

Dunk terbangun saat pagi hari. Ia melihat Joong yang sudah tidak ada di kasur.

Dunk melihat ke arah jam dinding, jam menunjukan pukul 10 pagi, mungkin Joong sudah pergi untuk syuting.

Dunk berjalan ke meja makan. Di sana sudah ada tersedia nasi goreng dan jus mangga.

Dunk tersenyum, ia lalu duduk dan memakan masakan Joong itu.

Sembari makan, tangannya juga sibuk mengotak-atik ponselnya karena jam dua nanti ia akan photoshoot untuk menjadi brand ambassador.

Setelah melihat jadwalnya ia lalu mengirim pesan pada baby sitter Laya.

Ia menyuruh agar baby sitter Laya membawa Laya bermain di sebuah playground mall agar anak itu tidak merasa kesepian.

•••

Sekitar pukul 5 sore, Dunk telah menyelesaikan pekerjaannya. Dan sekarang ia akan kerumah yang di tinggali Laya.

Dunk masuk kedalam rumah itu.

"LAYA!", panggil Dunk dengan semangat saat melihat Laya yang sedang bermain berbie di ruang tengah bersama baby sitternya.

Laya menoleh, ia lalu berlari ke arah Dunk dengan penuh semangat dan senyum yang terukir di wajahnya.

Dunk merentangkan tangannya dan berjongkok

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.


Dunk merentangkan tangannya dan berjongkok. Laya yang berlari pun langsung memeluk Dunk.

"Papah!"

Dunk tersenyum bahagia. Ia lalu membawa Laya ke gendongannya lalu berdiri.

Ia dan Laya saling tatap. "Sudah makan,Laya?" , tanya Dunk.

Laya lalu mengangguk antusias seakan mengerti.

Dunk tidak bisa berhenti tersenyum. Laya lalu menunjuk ke arah pintu kamarnya. Dunk menoleh sejenak lalu Ia pun membawa Laya ke kamar nya.

Dunk telah menyiapkan semua untuk Laya di rumah itu. Di rumah itu juga Dunk menyediakan sangat banyak permainan.

Dunk lebih memilih memberikan Laya rumah besar di banding ia yang membeli namun ia juga yang menempati. Dunk sudah terlanjur nyaman tinggal di apartemen. Katakan lah bahwa ini aneh, namun ini lah kenyataannya.

Setelah sampai di kamar Laya, Dunk lalu menurunkan anak itu. Laya lalu berlari menuju sebuah tablet yang masih menyala di atas meja pendek. Laya mengambil tablet itu lalu kembali berlari ke arah Dunk.

Laya menyodorkan tablet itu dan langsung di terima baik oleh Dunk. Layar tablet itu menunjukan seorang anak juga memakai dress princess.

"Aju pah... ", ucap Laya.

Dunk lantas tersenyum, ia lalu menatap Laya lalu mengusap kepala anak itu dengan lembut.

" Baju?, Laya mau baju princes?"

Laya mengangguk.

Dunk hanya menggeleng kecil. Ternyata Laya sudah mengerti tentang princess yang biasa memang di sukai oleh anak-anak.

JOONGDUNKOù les histoires vivent. Découvrez maintenant