DUA

4.2K 485 79
                                    

K E M B A N G D E S A
"Tuan muda."

──────────────────────

"Mereka... Tentara Nippon."

"Apa?!"

Sebenarnya, aku hendak melirik ke arah luar gubuk itu. Akan tetapi, Yudha menarikku dengan pelan dan menyuruhku untuk tetap di belakangnya. "Dek, ini urusanku, kamu disini dulu ya?" Ia mengatakan hal itu dengan lembut, seketika saja aku menjadi tak bisa membantahnya. "Tapi..." Aku menatap wajah Yudha dan ia menatapku dengan penuh kepercayaan. Aku memang tak seharusnya muncul dalam masalah yang ia hadapi, namun aku takut. Bala tentara Nippon sungguhlah kejam, sekali saja Yudha membuat kesalahan, aku tak tau apa yang akan terjadi didepan mataku nanti.

Yudha masih terlihat tenang, setelah meyakinkanku untuk tetap di gubuk itu, ia mulai menghela nafas panjang dan meninggalkan ku sendirian.

Aku tak bisa mendengar percakapan mereka, sehingga aku memilih untuk mengintip dari balik gubuk. Sontak saja, aku terkejut ketika melihat seorang tentara Nippon itu. Ia... Sangat tinggi, terlihat gagah di balik pakaian tentaranya itu. Ku akui, orang itu tampan. Yudha dan seorang tentara itu saling berhadapan, disitu jantungku berdegup kencang, aku takut jika sesuatu terjadi pada Yudha.

Mereka nampak memperbincangkan sesuatu, sayang sekali aku tak dapat mendengar perbincangan itu. Selang beberapa waktu setelah aku mengamati mereka, malahan secara tiba-tiba seorang tentara itu memukul Yudha dengan keras hingga ia tersungkur. Aku sangat terkejut dan tak bisa menerima hal ini dengan mudah, tubuhku seolah-olah bergerak dengan sendirinya, aku berlari keluar dari gubuk dan menghampiri mereka.

Aku begitu kesal dengan tentara Nippon itu, hingga tanpa berpikir banyak aku menarik kerahnya sekencang mungkin agar ia sedikit membungkuk, lalu aku melayangkan kepalan tanganku pada wajahnya. Hal itu membuatnya sedikit lengah, terlebih aku membuat hidungnya berdarah.

Kemudian, aku terfokuskan pada Yudha yang masih tergeletak di tanah. Aku menggoyang-goyangkan tubuhnya sembari mengecek luka yang ada diwajahnya karena pukulan. "Mas Yudha, bangun!"

"Dek? Kenapa kamu keluar?!"

"Aku tak suka melihat mas Yudha diperlakukan seperti ini. Ayo pergi!"

Aku menarik-narik tubuh Yudha agar ia mau berdiri. Disitu pula Yudha tak mau meletakkanku pada keadaan berbahaya seperti ini, maka ia memaksakan tubuhnya sendiri untuk mulai berdiri.

Tangannya ku genggam erat, aku sudah siap berlari menjauhi tempat ini. Akan tetapi, ada sesuatu yang menghentikanku. Tentara Nippon itu menahanku dengan menggenggam pergelangan tanganku cukup keras. Aku mencoba untuk tetap tenang dan tak menunjukkan wajah takut dihadapan orang itu.

#amo: Kalimat miring berartikan karakter sedang berbicara menggunakan bahasa asing.

"Namamu, [Name] 'kan?"

"Ya."

Tentara itu tak banyak bicara, ia hanya terus menatap wajahku... Entah hal apa yang ada di pikirannya. Ia pun masih terus membersihkan darah yang terus saja mengalir dari hidungnya.

"Aku, Nagi Seishiro. Ingat wajahku dan catat namaku di pikiran mu. Berjanjilah jika kita bertemu lagi, kau akan mengobati luka ku."

"Untuk apa? Orang sepertimu tak pantas untuk di obati." Pria tinggi itu yang awalnya hanya berwajah datar, malah terkekeh pelan.

"Haha, seorang yang manis seperti mu bisa berkata begitu pedas ya."

TAK TAK TAK TAK

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 09, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

𝗞𝗘𝗠𝗕𝗔𝗡𝗚 𝗗𝗘𝗦𝗔 :: 𝗕𝗟𝗨𝗘𝗟𝗢𝗖𝗞Where stories live. Discover now