Mondae Mondae~~ Debut Or Die ??

BAB 206

Jika Anda tidak dapat melakukan debut, Anda akan mati episode 206

Penggoda Testa dimulai dengan lokomotif uap yang melewati lapangan tandus.

Cheee

Kereta berwarna kuningan dengan roda gigi miring lebih dekat ke layar.

Kemudian, seolah-olah tersedot, ada close-up bagian dalam jendela kereta.

[.......]

Itu adalah ruangan yang menggabungkan gaya kuno dari pertengahan Dinasti Joseon.

Dua penumpang yang duduk berseberangan masing-masing mengenakan jas hitam dan putih.

Di balik jubahnya, saya bisa melihat pakaian bergaya modern dengan tali kulit dan gesper.

Tiba-tiba, kamera menangkap wajah orang yang mengenakan jas putih. Sunahhyun, rambutnya disisir rapi, menunduk.

Dan sebaliknya.

In-young, yang membuka koran tua dengan judul besar yang berbunyi, "Mengapa Anda ingin mengeluarkan sertifikat kewarganegaraan?"

Itu adalah tamparan berambut perak di wajah.

Park Moon-dae mengangkat kepalanya tanpa ekspresi dan menatap kamera.

Pada saat itu, musik menyala.

[♬♩- ♪♬ ♩ ♩ ♩ ]

Dengan drum berirama dan lonceng angin yang jatuh memberikan nuansa drama periode yang aneh, video dengan cepat mulai melewati cutscene.

Tampaknya ada sekilas Lee Se-jin di Monocle menyeringai saat ia memantulkan koin emas, dan kemudian Kim Rae-bin, mengenakan setelan jas, membawa lampu gas di depan tambang batu bara, lewat.

Dan Bae Se-jin berambut coklat muda, yang sedang melihat ke panel instrumen kuningan analog yang tampak aneh.

Saat Bae Se-jin melihat ke luar jendela, kamera mengikuti pandangannya dan menunjukkan kereta memasuki kota yang aneh.

Kota ini, dengan jalinan arsitektur tradisional dan ikon industri yang memusingkan, sempat ditangkap, tetapi segera fokusnya adalah pada kereta yang berjalan di atas gedung.

Dan saat berikutnya.

Kereta tergelincir.

Eeeeeeee

Itu bertabrakan dengan bangunan, dan genteng jatuh. Debu emas dan puing-puing berputar-putar.

Sebuah kaki di alat bantu jalan menonjol darinya.

Panci!

Dia segera menolak puing-puing dan menggantung di sisi kereta. Medali logam glamor melintas di tepi pantai.

[Wah!]

Puing-puing melayang di belakang Cha Yujin, mengenakan seragam militer yang telah direnovasi, tersenyum lebar saat dia berpegangan pada kereta.

Dan kamera terengah-engah ke yang tertua dari banyak poster hadiah yang telah tersedot ke dalam reruntuhan.

[100.000 orang]

Sudah waktunya untuk mengenali identitas sosok hitam di poster.

Tiba-tiba, kamera yang menunjukkan layar bergetar seolah-olah dikejutkan dari luar, lalu jatuh.

Jik-!

Iringan berhenti, seolah-olah telah rusak.

Dengan latar belakang hitam yang goyah, Liu Chengwu, dengan senapan tersampir di bahunya, mengangkat dagunya dan menurunkan pandangannya untuk cemberut ke kamera.