Maaf, Aku Memilih

45 15 7
                                    

"Qai ingin imam yang seperti apa?" Tanya pakdhe Syakir.

"Bukankah yang lebih berhak memilih adalah laki-laki pakdhe?"

"Laki-laki berhak memilih dan perempuan berhak menentukan"

"Em.. Begitu. Sepertinya pakdhe lebih tau yang terbaik untuk Qai"

Semuanya diam. Aku melihat pakdhe dan bukdhe saling berpandangan.

"Lho kok main telepati Qai nggak diajak sih" Protesku membuat keduanya tertawa.

"Serius ini? Manut ke pakdhe saja?"

Aku mengernyitkan dahi. Memangnya harus sekarang-sekarang ya cari imamnya? Kenapa kedua insan tercinta pengganti orang tuaku ini sangat excited membahasnya? Allah Allah.

"Serius pakdhe. Qai bukan perempuan rewel yang maunya harus dapat jodoh seperfect mungkin. Nggak. Qai fokus tingkatkan value diri saja. Nanti yang datang pasti high value juga. Gak mau banyak tipe dan nggak mau nuntut ini itu pas nyari pasangan"

Pakdhe dan bukdhe kembali berpandangan. Keduanya mengangguk paham.

"Oh ya bukdhe, kapan kita liburan. Masih seminggu lagi cuti Qai di Sleman lho" Godaku.

"Ah iya, kita agendakan ya. Mungkin besok ahad saja"

"Lho, lima hari lagi? budhe ada acara?"

"Tidak juga sayang. Tapi dua hari lagi ada tamu dari Bantul"

"Romo Hamza?" Tebaku.

"Tepat sekali. Kamu sudah tau?" Tanya pakdhe.

"Tau apa? Qai nebak pakdhe. Romo kan sohib terdekat pakdhe di Bantul"

Keduanya tertawa.

"Yasudah. Jangan lupa Qai harus bantu budhe masak-masak ya. Sama santri-santri besok"

"Siap bukdhe"

°•🖤•°

Jamuan sudah siap. Tikar besar dari Turki digelar memanjang menutup lantai ruang depan. Semua sudah rapih. Pakdhe bilang romo Hamza terakhir bertamu kesini sekitar lima tahun lalu dikarenakan banyaknya kesibukan beliau. Oleh karena itu, sudah sepatutnya kita sebagai tuan rumah memberikan sambutan yang istimewa.

Setelah semua beres aku bergegas mandi. Saat aku masih mengeringkan rambutku, bukdhe masuk ke kamar.

"Qai pakai ini ya" Ucap bukdhe sembari meletakan gamis brokat berwarna violet diatas ranjang. Aku mengernyitkan keningku.

"Sudah terlanjur bukdhe. Qai sudah nyaman pakai ini"

"Ganti kan cuma sebentar. Bukdhe sama pakdhe juga pake ini. Sarimbit keluarga ini"

"Harus banget ya kita bertiga couple-an bukdhe?" Tanyaku nyengir.

Bukdhe terkekeh sembari menarik knop pintu.
"Hhhh harus lah sayang. Ini kan acara langka"

Aku terheran. Pandanganku beralih pada gamish di kasur. Sudah disetrika lengkap dengan jilbabnya.

"Ah yasudah. Ganti lagi"

Memang tak lama. Hanya saja sedikit malas hhh. Tapi baju ini tidak buruk juga untuk ukuran tubuhku. Bahkan sangat cocok. Menatap diri sendiri didepan cermin saat ini benar-benar memperbagus moodku.

Tiba-tiba pintu kembali dibuka. Membuatku terkejut.
"Dandan juga yang cantik jangan lupa"
Ujar bukdhe. Hanya berkata seperti itu lalu keluar lagi. Aku menggeleng geli.

"Iya ini juga sudah dandan tipis-tipis bukdhe" gumamku sendiri.

Sudah cukup siang namun rombongan dari Bantul belum juga tiba. Aku memilih mengisi waktuku dengan menulis. Lumayan meski hanya beberapa paragraf mungkin.

"Qai.."

Aku mendongak ketika pintu terbuka. Bukdhe juga sudah rapih sedari tadi. Beliau masuk dan duduk diranjang menghadapku yang tengah mengetik.

"Kok tamunya belum sampai-sampai yah bukdhe?" Tanyaku basa-basi.

"Tadi macet parah katanya"

"Oo.."

Aku masih mengetik. Detik-detik berlalu namun baru kusadari ternyata bukdhe tengah menatapku dalam diam sedari tadi.

"Bukdhe kok begitu lihatnya? Qai malu hhh"

Bukdhe tersenyum.
"Kamu mirip sekali bundamu. Bukdhe kangen"

Hatiku seketika trenyuh. Jangankan orang lain. Di cermin saja terkadang aku mengusap wajahku sendiri ketika rindu bunda.

"Qai"

"Ya bukdhe?"

"Kamu yakin, sudah manut saja sama pakdhe bukdhe?"

Aku seketika mengangguk. Namun kemudian terdiam. Merasakan sesuatu yang janggal.

"Manut? Ya, memang Qai sepenuhnya akan manut. Tapi.. sebentar. Bukdhe ini maksudnya apa yah?" Tanyaku serius. Tiba-tiba jantungku berdegup kencang.

"Bukdhe? jangan bilang.."

"Iya sayang. Mereka datang kesini untuk meminangmu"

Nafasku tercekat. Detak jantungku tak karuan. Wajahku memanas. Aku tak mampu berkata-kata.

Bukdhe memeluku.
"Semoga ini yang terbaik ya sayang"
...




⬇️⬇️⬇️







_THE END_
:)

🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤
_________________________________________

Aaaa gabisa tidur🤣
Yang gereget sok komen ajah dibawah😆😘

Jadi guys, masih banyak banget kejutan2 setelah bab 30 ini😍
Bayangin gimana perasaan Nizar yang tiba-tiba ditinggal tunangan gitu ajah🥲 terus, gimana sama perasaan Qai sendiri ngadepin sesuatu yang mendadak banget begini?🥲 kira-kira lamaranya diterima gak yah😳

Di alur selanjutnya, kita bakal tau gimana konsep film Qai sampai berhasil tayang, gimana bapernya Qai waktu akad(calonya masih rahasia xixi), dan bucin parahnya Qai setelah nikah❤. Intinya dibalik perasaan kalian yang dibikin campur aduk, kisah ini juga sangat memotivasi💪.

Semua terjawab di versi novel cetak ya guys, sudah terbit😍

Yang mau kenalan dan tanya-tanya,

Silahkan bertamu di akun:
Ig : nee_shara

SAMPAI JUMPAAA🖤🖤🖤

_________________________________________





Yayımlanan bölümlerin sonuna geldiniz.

⏰ Son güncelleme: Jan 15 ⏰

Yeni bölümlerden haberdar olmak için bu hikayeyi Kütüphanenize ekleyin!

ENDLESS LOVE  [Terbit]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin