PROLOG

3.4K 61 0
                                    

Kenyataannya aku yang mencintainya, bahkan sangat mencintainya. Tetapi aku tidak akan mengejarnya, biarkan dia mencintai pilihannya.

-Danniela Allana

———

HUAAAAA

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

HUAAAAA...

GILAA... GUE PENGEN JADI NADINE...

TERIMAA... TERIMA... TERIMAAA...

Pekikan para siswa yang menggema keseluruh penjuru lapangan SMP GARUDA. Membuat para siswa yang masih dikelas, maupun yang masih berada di luar sekolah langsung mendekat ke arah asal suara, lapangan.

Jam masih menunjukan pukul enam lewat tiga puluh. Tak banyak guru yang datang, hanya beberapa. Diantaranya hanya mempu menggelengkan kepalanya saat mendapati salah satu anak didiknya tengah menyatakan perasaan pada teman seangkatan.

"Anak sekarang ada-ada saja, saya dulu waktu seumuran mereka masih belum mengerti pacaran." Ucap Pak Depta, selaku guru matematika yang tengah menatap anak didiknya dari dalam ruang guru.

"Biarkan saja pak, jika mereka melebihi batas baru kita tegur," sahut Bu Desi, menenangkan.

Di tengah kerumunan itu ada siswa yang tengah berlutut dihadapan siswi lain, dengan lantang siswa yang kerap disapa Arsen tengah menyatakan perasaan nya kepada gadis didepannya.

Seluruh siswa bersorak heboh, menyaksikan keduanya yang tengah menjadi pusat perhatian ditengah-tengah lapangan.

Namun dari banyaknya siswa dan siswi, ada satu siswi yang menatap kedua insan itu dengan wajah datar, tak menunjukan ekspresi lain. Tetapi dari sorot tajam matanya, seperti tengah menahan sesuatu agar tidak jatuh saat itu juga.

Allana, siswi itu Allana

Allana yang menyukai Arsen sejak gadis itu duduk di bangku kelas lima sekolah dasar.

Bahkan rasa sukanya masih ada sampai saat ini, dengan pintarnya Allana dapat menyembunyikan perasaan sukanya dari siapapun termasuk kedua sahabatnya.

Sorakan kembali menusuk pendengaran Allana, saat Nadine menganggukan kepalanya, mengisyaratkan bahwa dirinya menerima ajakan Arsen untuk berpacaran.

Allana tidak hanya diam saja, dia ikut bertepuk tangan mengikuti temannya yang lain.

Walau hatinya saat ini sedang tidak baik baik saja, melihat laki laki yang ia cintai tengah mengutarakan perasaan sukanya kepada gadis lain. Yang mampu Allana lakukan hanya diam dan menahan rasa sesak di dadanya yang kian terasa.

Sebisa mungkin Allana tahan untuk tidak bersikap aneh, yang akan membuat kedua sahabatnya berfikir yang tidak - tidak.

"Nyali Arsen gila! Berani banget dia!" takjub Jenna, yang tak berhenti bertepuk tangan. Memberi tepuk tangan.

SECRET ADMIRER [REVISI]Where stories live. Discover now