02. Apologize

150 30 8
                                    

"Iya, jadi dia ngomelin gue gitu kan, ganteng banget deh pokoknya!"

Yessi yang jadi pendengar cerita Liliana menampakkan ekspresi aneh. Ada gitu orang dimarahin tapi mukanya kesenengan.

"Lo tuh ceroboh banget deh, kalo dia apa-apain lo gimana?"

"Ya gapapa gue rela- aduh!!!" Liliana memegang belakang kepalanya yang dipukul Yessi.

"Gue tau lo hopeless romantic, tapi gak gini juga! Lagian kayak mana sih orangnya sampe lo langsung bucin gini?"

"Asal lo tau, ganteng banget anjir. Orangnya juga wangi maskulin gitu, tinggi, cuma sayang mukanya judes banget,"

"Siapa yang gak judesin elo coba, orang asing yang masuk ke apartnya subuh-subuh?" mendengar itu Liliana cuma bisa senyum.

"Gue kan udah minta maaf. Niatnya juga mau beliin sesuatu kok buat ganti rugi,"

"Bilang aja lo mau modus!"

"Ya itu sih sekalian hehehe"

"Yaudah cepetan sekarang lo mau minta gue bantuin apa?" tanya Yessi, karena kedatangannya ke apartemen Liliana ini selain temannya itu mau cerita, katanya dia juga butuh bantuan.

"Coba cari tau dong tentang David,"

"Lia!"

"Tolong Yessi.. ya ya ya??"

Yessi menghela nafas. Jarang-jarang Liliana ngomongin cowok, karena terakhir punya mantan aja waktu SMA, itu pun terbilang cinta-cintaan karena Liliana masih dilarang pacaran sama mami papinya.

"Kenapa gak lo tanya sama orangnya langsung? Kan udah tukeran nomor,"

"Apanya tukeran nomor!" Liliana langsung menggerutu. "Dia save nomor gue tapi gak ada misscall anjir," lanjutnya.

"Sengaja kali hahaha,"

"Tolong lah, gue takut kalo tanya langsung. Apalagi orangnya lagi sensi sama gue,"

"Duh yaudah yaudah bentar, gue tanyain Janu," Yessi mendorong Liliana menjauh ketika ingin memeluknya.

Suara bel menginterupsi dua cewek ini. Yessi melanjutkan kegiatannya menghubungi sang pacar sedangkan Liliana berjalan untuk membukakan pintu tanpa cek kamera monitor.

Ketika pintu terbuka, tiba-tiba pandangannya gelap ketika seseorang di luar melemparkan cardigan ke wajahnya. Liliana menarik cardigan itu ke bawah dan menatap orang di depannya.

"David?" cowok yang dipanggil masih dengan ekspresi jutek yang sering ditampilkannya, melipat tangan depan dada.

"Cardigan lo terbang ke balkon gue," ujar David. Liliana ber'oh' ria, mengingat balkon mereka bersebelahan, hal kayak gini bisa aja kejadian.

"Oh, makasih ya" David mengangguk kecil. Bukannya pergi, cowok itu justru menetap berdiri di depan Liliana.

"Gue sekalian mau minta maaf soal kemarin," pengakuan David kali ini bikin Liliana mengerjapkan mata gak percaya.

"Minta maaf soal apa?"

"Kemarin gue udah kasar sama lo. Maafin gue ya, Lili." tubuh Liliana berdesir tatkala David menyebut namanya, Lili.

"Umm iya. Sebenernya gapapa kok Dave, kan aku juga yang salah,"

David bungkam gak menjawab. Liliana tiba-tiba menarik tangan David untuk digenggam.

"Aku traktir, mau?"

"Hah.."

"Aku masih ngerasa bersalah banget soal kemarin. Jadi sebagai permintaan maaf yang tulus, aku traktir  mau ya?" Liliana sedikit mencengkram tangan David.

𝐥𝐢𝐭𝐞𝐫𝐚𝐥𝐥𝐲 𝐢𝐧 𝐥𝐨𝐯𝐞 ⨾ junkyu, liaWhere stories live. Discover now