Bab 15 : Surat undangan pesta

7.6K 601 11
                                    

Dua puluh menit kemudian. Ghassan Al-zam tiba di restoran xx. Secara kebetulan restoran tersebut tidak jauh dari gedung apartemennya.

Wajah Ghassan Al-zam tanpa ekspresi menatap saudara perempuannya. Dia langsung duduk dan berkata dingin. "Cepat, apa yang ingin kau katakan? Aku tidak punya banyak waktu."

"Jangan terlalu buru-buru. Kakak, kenapa tidak memesan makanan lebih dulu?" Kata Hanna Al-zam biasa.

"Tidak. Terima kasih."

Tidak lama kemudian. Dua orang lain datang. Seorang wanita dan pria tua. Mereka adalah anak dan ayah.

Ghassan Al-zam mengerutkan alisnya, menatap dingin keduanya. Dia langsung mengalihkan pandangannya pada saudara perempuan.

"Apa maksudnya ini? Kau menipuku?" Ghassan Al-zam berkata dingin.

Hanna Al-zam mencoba untuk menghilangkan rasa takut, saat di tatap seperti itu olehnya. Dengan gugup, dia menjawab. "Tenang, kakak. Jangan marah."

"Selamat malam, Tuan Ghassan." James Wallace mencoba menyapa pria itu. Tetapi Ghassan Al-zam tidak menanggapi hanya melirik dingin.

Tina Wallace melirik Ghassan Al-zam dengan malu-malu. Wajahnya memerah, melihat ketampanan pria itu. Dia benar-benar menyukainya.

"Mari duduk." Hanna Al-zam mempersilahkan keduanya untuk duduk.

Kedua orang tersebut segera duduk. Ghassan Al-zam mendengus dingin. Ketika dia akan beranjak, saudara perempuan langsung menahannya.

"Kakak, jangan pergi dulu. Hargailah mereka yang sudah meluangkan waktu untuk ke sini."

Ghassan Al-zam melirik dingin. Pada akhirnya dia memutuskan untuk kembali duduk. Dia berkata dingin. "Langsung ke intinya."

"Baiklah. Kakak, sebenarnya aku mengundang-mu kemari, karena aku dan Tuan Wallace sudah mendiskusikan tentang perjodohan mu dengan kakak Tina." Hanna Al-zam berkata dengan sedikit gugup.

Ghassan Al-zam tidak menanggapi. Dia menunggu pihak lain selesai berbicara.

"Jika kakak menyetujui perjodohan ini. Perusahaan kalian bisa saling bekerja sama."

Ghassan Al-zam langsung tertawa dingin dua kali. Tawa tersebut membuat tubuh ketiga orang itu langsung merinding dan sedikit bergemetar ketakutan. Tanpa mengatakan apapun. Dia langsung melenggang pergi.

Hanna Al-zam terkejut melihatnya.

"Tuan Wallace, kakak Tina. Kalian lebih baik memesan makanan terlebih dulu. Aku akan mengejar kakak-ku."

"Tunggu sebentar Nona Hanna. Tolong berikan undangan ini. Aku berharap Tuan Ghassan datang ke acara pesta ulang tahun perusahaan-ku." James Wallace memberikan sebuah surat undangan berwarna emas.

Hanna Al-zam mengambil undangan tersebut. Dia mengangguk sambil tersenyum lembut. "Aku pastikan bahwa dia akan datang."

James Wallace hanya mengangguk. Hanna Al-zam kemudian melenggang pergi mengejar saudara laki-lakinya.

Ketika Ghassan Al-zam akan membuka pintu mobil. Suara wanita memanggilnya membuat dia mengurungkan untuk membukanya.

"Kakak, kenapa kau tidak makan lebih dulu?"

Ghassan Al-zam hanya mendengus dingin. Dia tidak menanggapi pertanyaan tersebut. Dia langsung membuka pintu mobil.

"Kakak, tunggu. Ini Tuan Wallace memberikan surat undangan untukmu. Dia berharap kau akan datang ke acara ulang tahun perusahaannya." Hanna Al-zam memberikan sebuah surat undangan mewah.

Ghassan Al-zam hanya mengambil undangan tersebut. Dia langsung masuk ke dalam mobil. Suasana hatinya benar-benar buruk sekarang. Dia menyesal telah datang.

Satu Kesalahan (Tamat)Where stories live. Discover now