3. Usus Buntu

66 9 47
                                    

Yang terjadi sebelum sistem diaktifkan...

****************

Bang Angga,

Abang harus siap berhadapan dengan Pak Liem ketika pulang nanti.

Beliau menggerutu sejak pagi, deposit Abang sudah habis 2 hari yang lalu, kamar yang Abang sewa akan dikembalikan menjadi gudang, begitu katanya.

Angga baru saja menyelesaikan operasi hernia dan bersiap melakukan operasi selanjutnya. Di masa tunggu sebelum dia kembali harus mencuci tangan ini, dia menyempatkan diri memeriksa ponselnya.

Namun ternyata kabar buruklah yang diterimanya. Angga hanya dapat menghela napas kasar karena dia juga memahami keputusan Pak Liem.

Segala persiapan terus berlanjut tapi dijeda oleh seorang perawat senior.

"Dokter Angga, pasien yang bernama Sarah akan ditangani Dokter Billy, sedangkan pasien yang bernama John akan ditangani Dokter Angga. Dokter Billy mengatakan, kedua pasien sama-sama mengalami usus buntu, jadi tidak perlu repot berganti ruangan."

Kemudian perawat memberikan dokumen pemeriksaan pasien dan berkas yang harus ditandatangani dokter bedah.

Sama. Sama dari segi apa?!

Jenis kelamin, usia, dan tipe usus buntunya semua berbeda. John adalah lelaki paruh baya obesitas, sedangkan Sarah merupakan gadis yang masih sangat muda dan sehat.

John memilih bius lokal, sedangkan Sarah memilih bius total. Tingkat kesulitannya bagaikan bumi dan langit, tapi Angga hanya bisa patuh.

Tatapan perawat tampak risih dengan perilaku Dokter Billy yang tidak sesuai aturan, namun karena yang dihadapinya adalah Angga, wajahnya juga menampilkan raut mencemooh.

Angga sudah terbiasa dengan sikap para perawat yang menghina dan kelakuan Billy yang selalu mengacaukan pekerjaannya atau merebut pasiennya.

Angga yang sudah kebal dan mati rasa hanya menjawab, "Baiklah, terimakasih telah memberitahu. Maaf merepotkan."

................

Angga memasuki ruang operasi dengan langkah pasti dan tenang. Ruangan yang sejuk dan steril dipenuhi dengan cahaya lampu operasi yang terang, menciptakan atmosfer yang cocok untuk tugas yang akan dilakukannya. Ia berpakaian lengkap dalam gaun steril, sarung tangan karet, dan masker wajah, semuanya sesuai dengan protokol keamanan.

Di tengah ruangan terletak pasien bernama John, seorang pria paruh baya yang telah merasakan nyeri akut di perutnya. John tampak cemas namun berusaha menenangkan diri saat Angga dan tim medisnya mengelilingi meja operasi.

Dengan suara lembut, Angga berbicara kepada pasien, "John, Anda dalam perawatan yang baik. Kami akan segera mengatasi masalah pada usus buntu Anda." Ia mencoba memberikan sedikit kelegaan kepada pasien yang khawatir.

Kemudian, perawat mulai membersihkan area sekitar luka operasi yang akan dilakukan dengan larutan antiseptik, menciptakan daerah steril. Angga mendekati pasien dan memeriksa dengan seksama catatan medis John dan gambar-gambar pemindaian yang sudah dilakukan sebelumnya.

Dengan hati-hati, Angga membuat sayatan kecil di perut John, mengungkapkan area yang terkena usus buntu. Dia menggambarkan organ-organ di sekitar usus buntu, menjelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan kepada pasien. "Kami akan mengeluarkan usus buntu yang meradang, John. Ini akan membantu menghilangkan rasa sakit Anda."

Angga kemudian memerintahkan perawat untuk memberikan alat dan instrumen yang diperlukan, termasuk pisau bedah yang tajam dan perangkat khusus untuk mengatasi usus buntu yang meradang. Ia beroperasi dengan cermat, memotong dan memisahkan usus buntu yang meradang dari organ sekitarnya. Setiap gerakan instrumennya dipantau dengan teliti, memastikan tidak ada komplikasi yang timbul.

Miracle Doctor's (System) LivestreamingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang