Chap 10

190 32 8
                                    


Junho membuka amplop dimana terdapat namanya pada cover amplop tersebut.

Tulisan tangan Nuneo nampak jelas pada secarik kertas yang ada didalam amplop.

"Junho Hyung......

Ketika Hyung membaca surat ini, mungkin aku sudah tidak bisa bertemu Hyung lagi. Entah apa yang akan terjadi padaku, kenapa aku membuat surat ini? Kuharap Hyung tidak pernah membaca surat ini, karena sudah pasti aku masih disini dan tidak perlu meminta bantuanmu.

Apapun yang terjadi padaku, itu adalah pilihanku. Hyung tidak perlu menyalahkan diri atas diriku ini.

Aku tahu keputusan yang kuambil ini sangat beresiko, entah kenapa aku tetap melakukannya, aku juga tidak tahu. Hatiku hanya berkata, bahwa aku harus melakukannya.

Aku minta tolong pada Hyung untuk berada disisi Yoona dan anakku yang akan lahir nanti. Mereka tidak punya siapa-siapa lagi didunia ini selain aku dan Hyung.

Aku sangat mencintai Yoona, dan sudah berjanji untuk bisa bersamanya dalam waktu yang lama. Tetapi aku mempunyai firasat, jika sepertinya aku harus mengingkarinya.

Tolong lindungi orang yang aku cintai Hyung. Jika tidak keberatan.....tolong belajar untuk mencintainya seperti aku mencintainya. Aku yakin Hyung bisa melakukan itu.

Aku tidak bisa memberitahu Hyung apa yang sedang aku hadapi ini. Tetapi kuharap Hyung berhenti dengan apapun yang sedang Hyung kejar saat ini. Mereka sangat berbahaya.

Tugas Hyung sekarang hanya cukup melindungi keluargaku apapun yang terjadi.

Terimakasih untuk semua yang telah Hyung lakukan untukku. Maaf aku tidak pernah memberikan banyak hal sebagai adik Hyung.

Oh satu lagi.... jangan beritahu Yoona aku menulis surat ini untukmu, karena aku memang tidak meninggalkan surat apapun padanya. Aku tidak mau meninggalkan jejak perpisahan padanya dan membuatnya semakin terpuruk dengan kepergianku.

PS: Aku sudah menulis daftar beberapa hal yang Yoona benci dan takuti disebuah buku warna putih, dekat dengan buku-buku kedokteranku.

-Nuneo-"

Junho dengan mata yang sudah berlinang air mata, meremas kertas yang ada ditangannya.

"Kenapa meminta tolong padaku, Nuneo? Kenapa!!! Kamu bisa melakukannya sendiri, kenapa??!!!" Teriak Junho dengan emosi dan berakhir menangis.

"Kamu menyuruhku berhenti? Tidak....aku tidak akan pernah berhenti sebelum menemukan mereka. Tidak akan pernah."


---------------


Hujan deras membasahi bumi, beserta suara petir yang bergema tak kunjung berhenti.

Yoona yang sedang tidur pun terbangun. Dia cukup takut dengan suara petir, ditambah dengan angin yang membuat pepohonan disekitar rumah bergoyang.

"Aku takut, Nuneo......" Gumam Yoona dengan mengeratkan bantal yang dipeluknya.

Nuneo biasanya memeluknya disaat situasi seperti ini. Yoona tidak pernah khawatir jika badai seperti ini datang, karena selalu ada Nuneo disampingnya.

"Hiks....hiks.....Nuneo....aku takut...." Yoona berakhir menangis dalam kegelapan kamarnya. 

Disisi lain, Junho yang sedang menyetir mobilnya ditengah hujan deras, sedang berhenti dipersimpangan lampu lalulintas yang menunjukkan warna merah.

Sambil menunggu lampu berubah hijau, Junho membuka buku berwarna putih disebelahnya. Buku yang ditulis Nuneo tentang Yoona.

The Other - (Junho 2PM) X (Yoona SNSD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang