🦉Chapter 37 | Pride & Craziness

3.6K 127 38
                                    

🦉CHAPTER 37🦉- Pride & Craziness -

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🦉CHAPTER 37🦉
- Pride & Craziness -

Selama beberapa detik, Freyya hanya bisa menatap lelaki yang ada di atasnya itu dengan pandangan nanar. Meski posisi gadis itu masih terlentang dan berada di bawah kungkungan Gallan, dalam hati kecilnya Freyya tetap menganggap harga diri lelaki ini tidak lebih dari sampah.

Ketakutan akan sifat 'buas' lelaki masih mendominasi perasaan Freyya dan kedua rongga matanya sudah menampung genangan cairan sejak beberapa saat yang lalu.

Akhirnya bulir-bulir air mata di sudut mata gadis itu mengalir jatuh ke kedua pelipisnya. Dia berharap sudilah kiranya lelaki ini mau melepaskannya tanpa menyentuhnya sedikit pun.

Menyadari air mata itu membuat Gallan perlahan tersadar dan melunakkan cengkramannya pada kedua pergelangan tangan Freyya. Sungguh, hampir saja otaknya memikirkan hal kotor bersama gadis ini, gadis yang tentu bisa menjadi candu baginya.

'Shit!! Gue mikirin apa barusan!' teriak Gallan dalam hati, mengumpati bayangan sekilas itu.

Merasakan dada Freyya yang naik turun di bawahnya membuat Gallan semakin sadar bahwa tindakan ancamannya ini sudah membuat gadis ini ketakutan.

"Makanya, Freyy. Jangan sembarangan nantangin cowok, lo nggak tau aja kalau cowok itu bisa sebuas apa," ucap Gallan dengan pelan.

Akhirnya Gallan membuka mulutnya lagi dan mengubah ekspresinya. Tidak ada lagi sorot mata memburu ataupun mengintimindasi. Yang tinggal hanyalah tatapan lembut yang intensif pada lekuk wajah sang gadis bak mahakarya Tuhan sedekat ini.

'Damn! Your striking beauty are smokin hot, Freyya!' batin Gallan yang lagi-lagi hanya bisa dia serukan dalam hati.

Warna pupil mata Freyya yang terpantul cahaya matahari sore terlihat seperti bulan sabit berwarna orange kecoklatan. Indah, sangat-sangat indah. Seandainya bisa, Gallan ingin melihat pupil ini dengan dalam setiap saat.

Di saat Gallan tengah larut dalam fantasi dan imajinasinya, Freyya justru malah memanfaatkan celah ini untuk membebaskan diri. Tanpa gelagat maupun aba-aba, gadis itu membenturkan kepalanya dengan keras ke kepala Gallan.

PTAAAKKK!!!

Suara hantukkan kepala Freyya di dahi Gallan menimbulkan bunyi keras yang kemudian disusul oleh suara bariton yang mengaduh kesakitan.

"Aaaaakkkk!!"

"Mampus lu! Syukuriinn!!" seru Freyya yang berhasil mendorong Gallan dari atas tubuhnya dan berhasil terbebas dari kungkungan lelaki itu.

"Astaga, Freyy! Itu kepala atau batok kelapa? Sakit banget sumpah! Kalau batang hidung gue patah gimana?" protes Gallan mengelus-elus dahi dan batang hidungnya. Serangan mematikan itu memang sukses membuyarkan fantasinya yang fana.

"Bodo amat! Barusan lo ngebayangin yang macem-macem kan? Ngaku lo!" tuding Freyya menjauhi ranjang, alhasil dirinya terpojok di dekat jendela.

"Gila aja!" umpat Gallan membantah. "Gue masih waras kali!" celetuknya. Tentu saja dia harus melindungi dan menutupi apa yang tadi ada di dalam pikirannya, rahasia terlarang di otak para lelaki. Tapi kemudian Gallan juga tersadar bahwa ternyata dia bisa kembali bicara blak-blakan selepas ini di tengah-tengah depresinya, mungkin karena dirinya kini sedang bersama Freyya.

THE REBELLOUSE! (On Going)Where stories live. Discover now