🦉Chapter 41 | Single Inferno

4.4K 169 35
                                    

🦉CHAPTER 41🦉- Single Inferno -

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🦉CHAPTER 41🦉
- Single Inferno -

"I want you to provoke your hatred to me, Freyya." Gallan menatap gadis itu dengan sorot mata serius.

Freyya lagi-lagi mengerutkan dahi. "Provokasi?" Bahasa anak aktivis yang satu ini memang beda, ya. "Gue emang nggak suka sama tingkah lo, tapi emosi gue nggak se-effort itu cuma untuk capek-capek membenci cowok red flag kayak lo," selorohnya sarkas, namun kenyataannya akhir-akhir ini 99% emosi Freyya telah tercurahkan untuk Ketua BEM itu.

"Itu udah cukup," angguk Gallan seperti sedang memantapkan hatinya. "Lo benci sama gue, dan kini lo juga punya sesuatu untuk melampiaskannya. Yaitu kelemahan gue."

Freyya kini hanya menatap Gallan dengan bingung, mencari-cari jawaban atas kalimat lelaki itu. "Sebenernya mau lo apa, sih? Stop bertele-tele, Gallan."

"Lo calon tunangan gue yang menolak pertunangan ini, dan lo memegang kelemahan gue. Tunggu apa lagi, Freyya. Lo tinggal ungkap kasus gue ke orang tua lo!" ucap Gallan meyakinkan.

'Dengan begitu, semuanya bakal lebih mudah,' tambahnya dalam hati.

Setidaknya lelaki itu menemukan cara untuk memberi tau orang tuanya tanpa harus membuatnya jujur duluan kepada mereka. Gallan tau orang tuanya pasti akan merasa lebih sakit jika mendengarnya dari orang lain dan itu justru dari calon besan mereka.

Freyya yang lama-lama meresapi kalimat Gallan pun akhirnya menangkap maksudnya. "Te-terus ... nanti gimana dengan orang tua lo? Bokap gue pasti bakal nyerang mereka karena nggak terima dengan keadaan yang bikin harga dirinya tersinggung." Calon besan mana yang tidak akan kesal jika calon menantunya ternyata telah menghamili gadis lain di tengah-tengah perjodohan ini.

"Nggak ada lagi cara lain yang bisa gue tempuh selain lewat lo dan keluarga lo untuk ngasih tau bokap-nyokap gue kalau gue udah ngehamilin Aruna. Ngerti kan lo sekarang, Freyy?! Gue butuh elo!" jelas Gallan keras. 'Karena gue terlalu pengecut!' batinnya lagi.

Freyya spontan menggeleng cepat. "Kalau lo cuma mau ngambil jalan pintas dan manfaatin gue, sorry, gue nggak mau jadi pihak yang terlibat dalam urusan keluarga lo. Apa susahnya sih untuk jujur? Ini kan konsekuensi. Gue tau lo pengecut, tapi nggak gini juga kali, Njir!" umpatnya yang lama-lama jadi emosi dan gregetan dengan pola pikir Gallan.

"Cuma ini cara gila agar mereka tau. Gue yakin, gue nggak akan pernah sanggup ngomongin ini duluan sama bokap-nyokap," ujar Gallan lagi.

Freyya menghela napas panjang sambil menyugar rambutnya. Seperti yang sudah dia mantapkan kemarin, sikapnya terhadap Gallan tergantung dengan apa yang terjadi hari ini. Pertunangan sudah diumumkan, seharusnya itu sudah bisa menjadi motivasi bagi Freyya untuk mengadukan Gallan pada orang tuanya.

Tapi aneh sungguh aneh. Freyya merasa semakin tidak ingin terlibat memojokkan Gallan, tapi kini lelaki itu malah terang-terangan menyuruh gadis itu untuk mengadukannya lewat orang tua Freyya.

THE REBELLOUSE! (On Going)Where stories live. Discover now