🦉Chapter 42 | The Stolen Kiss

3.6K 188 24
                                    

🦉CHAPTER 42🦉- The Stolen Kiss -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🦉CHAPTER 42🦉
- The Stolen Kiss -

Freyya hanya bisa melampiaskan kemarahannya di kamar malam itu. Seluruh benda-benda di atas meja belajar hingga di meja kacanya sudah terlempar ke berbagai arah, berserakan di lantai. Dia meremas rambutnya dan berteriak sekeras mungkin. Bagaimana tidak, siang tadi bibirnya dicium beringas dan tubuhnya dipeluk erat oleh Gallan si lelaki brengsek itu.

"AAARRGGHHHHH!!!" teriaknya sambil memukul kepalanya dengan kepalan tangan. Sungguh, dia tidak bisa menerima perlakuan Gallan dan tubuhnya sudah dinodai oleh lelaki itu. "Harusnya setelah nampar cowok itu, gue ceburin aja dia sekalian! Even itu masih kurang mampus!!"

Dari luar kamar, Nyonya Trivia sudah menggedor-gedor pintu dari tadi, sangat khawatir dengan apa yang sedang dilakukan putrinya di dalam kamar, apalagi suara barang pecah belah dan keributan yang terjadi di dalam sana terdengar sampai ke luar kamar.

"Freyya ..., buka pintunya, Nak!" mohon wanita itu dari luar. Nyonya Trivia tercengang tapi firasatnya mengatakan ini pasti ada hubungannya dengan pengumuman pertunangan yang disampaikan oleh suaminya tadi siang di acara Club Golf pebisnis.

Tuan Hengky sesekali mondar mandir di depan pintu kamar Freyya. Dia tau bahwa Freyya sangat menentang ide ini. Namun pria itu tidak menyangka putrinya bisa mengungkapkan bentuk protesnya dengan ekstrem seperti ini, tak tau saja yang dimarahkan Freyya adalah suatu hal yang 10x lipat lebih daripada itu.

Jujur saja, ada sedikit perasaan bersalah di hati Tuan Hengky. Terutama ketika Nyonya Trivia kembali menyalahkannya.

"Tuh kan, Pa! Kenapa kamu main ambil keputusan begitu saja soal pertunangan anak kita," ketus Nyonya Trivia. "Aku sudah mengingatkan dari awal, lebih baik dengarkan dulu pendapat Freyya. Dia pasti sangat kaget mendengar pengumuman kamu tadi."

"Aku pikir ini hanyalah masalah waktu, Ma. Aku bisa melihat bahwa Freyya dan Gallan punya kemistri yang cukup kuat. Niatku dengan Tuan Burhan hanyalah untuk menyatukan mereka dan menyatukan kedua keluarga demi langgengnya masa depan kedua belah pihak."

"Iya, aku paham. Tapi, lihat sekarang anak kita jadi semarah ini. Dia bahkan sama sekali tidak protes pada kita sejak kepulangan dari sasana golf sore tadi. Lalu sekarang dia tak mampu melampiaskan amarahnya dan memilih menyiksa dirinya di kamar!" Nyonya Trivia menepuk dadanya. "Aku tidak tega membiarkan putri kita begitu saja."

Tuan Hengky mendehem. Dia akui bahwa tindakannya soal pengumuman pertunangan yang mendadak tadi adalah gegabah. Tapi, dirinya sudah bersepakat dengan Tuan Burhan. Keputusan keduanya sudah ketok palu. Cepat atau lambat Freyya dan Gallan setidaknya harus bertunangan.

"Papa hanya ingin mereka menjalin ikatan dulu. Soal cinta mah bisa tumbuh belakangan. Toh, aku juga tidak ingin Freyya cepat-cepat menikah. Dia masih harus menyelesaikan kuliahnya dan lanjut S-2 di luar negeri," ujar Tuan Hengky tetap tenang. "Tunangan dulu, urusan nikah bisa kapan-kapan, ketika keduanya sudah benar-benar siap."

THE REBELLOUSE! (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang