🦉Chapter 44 | Babak 2 Kehancuran

2.9K 174 12
                                    

🦉CHAPTER 44🦉- Babak 2 Kehancuran -

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🦉CHAPTER 44🦉
- Babak 2 Kehancuran -

PLAK!!!

Suara tamparan yang begitu keras dan nyaring mendominasi ruang tengah rumah itu, kediaman keluarga Tuan Burhan yang tadinya begitu aman, damai, sentosa.

Gallan menatap nanar lantai keramik rumahnya usai telapak tangan kekar milik sang ayah mendarat empuk di pipi kiri.

"ANAK KURANG AJAR!!!" teriak Tuan Burhan dengan kemarahan yang memuncak.

Begitu dirinya mengakhiri panggilan telepon dengan cara yang sangat tidak baik dengan Tuan Hengky, Tuan Burhan langsung menelpon Gallan dan menyuruh putranya untuk pulang ke rumah di detik itu juga.

"Pantas saja kau tidak pulang-pulang beberapa hari terakhir! Ternyata kau menyembunyikan semua ini dariku!" harik Tuan Burhan lagi dengan mata melotot.

Gallan hanya diam dan menekuk wajahnya ke bawah, tak berani menatap langsung wajah sang ayah. Tentu saja lelaki itu sudah menebak bahwa Freyya sudah melancarkan aksinya, sesuai dengan permintaannya pada gadis itu tadi siang.

Kalau bukan karena gadis itu, mungkin Gallan masih harus dilema bagaimana cara memberi tau orang tuanya. Dia tau, cara ini memang keterlaluan, tapi lelaki itu terlalu pengecut untuk jujur secara langsung.

"Kau tau apa yang Hengky baru saja katakan?! Jujur kau sama Papa, Gallan! Apa yang Hengky bilang itu benar?" tanya Tuan Burhan mulai menginterogasi anaknya.

Belum lama tamparan itu tuntas mendarat, Nyonya Manov yang baru saja dari kamar mandi sangat kaget mendapati pemandangan ini. Gallan sudah terpojok di dekat dinding dengan sebelah pipi yang memerah berbekas telapak tangan yang lebar, sedangkan Tuan Burhan memandang putranya dengan penuh amarah.

"Ya Tuhan! Ada apa ini?" heran Nyonya Manov, terkejut dan tak mengerti situasi macam apa ini. Dia pun juga bisa langsung tau bahwa suaminya baru saja menampar putranya. "Papa nampar Gallan? Astaga, Pa! Ada apa memangnya??" protesnya menengahi keributan.

Tanpa memandang istrinya, Tuan Burhan pun menjawab. "Tuh! Kau tanya sendiri sama putramu yang kau manja-manjakan itu! Apa yang telah dia perbuat sudah sangat memalukan!"

"Memangnya apa yang sudah Gallan lakukan, Pa? Kenapa harus main tampar seperti ini?" protes Nyonya Manov tak tega melihat perlakuan sang suami kepada anaknya.

"Kalau aku tidak memakai kewarasanku, sudah habis anak ini kutangani dari tadi!" pungkas Tuan Burhan dengan dada naik turun, berusaha untuk tetap waras meski kemarahannya sangat ingin meledak-ledak.

Nyonya Manov pun kini menatap Gallan dengan penuh tanda tanya. Dia yakin suaminya tidak akan sembarangan menampar Gallan kalau bukan karena putranya itu melakukan suatu kesalahan.

"Gallan? Kamu bisa jelasin ke Mama, kan? Kamu habis bikin kesalahan apa?" Nyonya Manov menghampiri. "Nilai IP semester kamu rendah? Ada nilai mata kuliah kamu yang merah? Atau kamu nggak masuk-masuk kelas?" tanya wanita itu lagi. Sebab, hanya itulah kira-kira kesalahan yang mungkin dilakukan putranya itu.

THE REBELLOUSE! (On Going)Where stories live. Discover now