17. Chatting

444 45 9
                                    

Kaiser merasa aneh, yah, meski dari awal dia tidak pernah tidak aneh.

Tapi ini bukan masalah tubuhnya yang sekarang memang tidak normal dan menjadi hantu ini, tapi tentang suasana di apartemen reyot yang sedang dia tumpangi!

Masalahnya bukan apartemen ini berhantu atau semacamnya, kan Kaiser sendiri sudah bisa dibilang hantu, masalahnya ada di penghuninya.

Tidak, sebenarnya ini cukup bagus, mungkin.

Selama ini Kaiser tau kalau Isagi selalu memiliki suasana hati yang buruk, entah itu karena dirinya atau karena pekerjaannya.

Saat pulang kerja di pagi hari, wajahnya pasti terlihat kesal, seolah dia bekerja untuk melayani orang-orang bodoh yang bahkan tidak bisa diajak bicara dengan benar, meski memang begitu kenyataannya.

Kalau tidak marah-marah, Isagi biasanya akan langsung tertidur bahkan tanpa melepas sepatunya—saat itu Kaiser yang membawanya ke kasur.

Tapi kali ini berbeda!

Meski tidak beda jauh sih, wajahnya masih saja terlihat seperti dia akan memakan orang, dia masih memaki-maki Kaiser dan sempat bertengkar dulu sebelum tidur karena kelelahan.

Tapi Kaiser tahu...

"Sialan kamu, sana minggir!"

Itu saja sudah kelihatan bedanya!

Biasanya Isagi akan mengumpat seperti, "Mati kau!" sebelum memukulnya dan menyuruhnya minggir agar dia bisa tidur dengan tenang.

Tapi sekarang dia hanya mengatai-ngatainya satu kali sebelum membuka ponsel dan tersenyum sendiri.

Kaiser mulai berpikir kalau pria itu mulai gila karena pekerjaannya.

"Hei, apa yang kelihatan di smartphone-mu itu sampai kamu tersenyum menjijikan seperti itu, Yoichi?"

Kaiser muak, dia jadi lebih sering diabaikan, Kaiser jadi kesepian karena Isagi tidak mengajaknya bertengkar seperti biasanya.

Isagi hanya mendelik pada Kaiser. "Kepo amat kamu, sana pergi."

Lalu lagi-lagi Isagi menoleh ke layar ponselnya setelah mendapatkan satu notifikasi, pria itu tersenyum dan mulai mengetik sesuatu di sana.

Kaiser jadi kesal, apa-apaan sekali dia? Beraninya mengabaikan seorang Michael Kaiser.

Kaiser melambaikan tangannya dengan sengaja, lalu mengenai Isagi, sampai ponselnya terjatuh ke lantai.

Satu urat perempatan muncul di dahi Isagi. "Apa sih?!"

"Tadi kamu mengeluh jika lelah, tapi kamu malah duduk dan memainkan ponselmu. Sini kulihat apa yang membuatmu sampai tersenyum seperti itu."

Kaiser menggapai ponsel Isagi yang tergeletak di lantai, tapi dengan cepat Isagi langsung menepis tangan Kaiser dan mengambil ponselnya lebih cepat daripada arwah itu.

"Apa banget kamu ini, ini tuh namanya privasi, tau?!!" Isagi berseru sambil dengan cepat menyembunyikan ponselnya di belakang tubuhnya.

Kaiser mendengus dan mengangkat bahu. "Apanya yang privasi saat kamu sudah menunjukkan bahkan tubuh telanjangmu padaku, Yoichi. Tidak ada batas yang namanya privasi di antara kita 'kan?"

Wajah Isagi langsung memerah, mengingat kembali kalau dia pernah keluar dari kamar mandi hanya dengan sehelai handuk kecil di pinggangnya karena lupa kalau dia punya mahkluk transparan di apartemen kecilnya.

"Gausah diinget! Pokoknya ini bukan hal yang boleh kamu liat!"

Kaiser tambah kesal, Isagi terlihat sangat berusaha untuk menyembunyikan ponselnya.

Du hast das Ende der veröffentlichten Teile erreicht.

⏰ Letzte Aktualisierung: Dec 31, 2023 ⏰

Füge diese Geschichte zu deiner Bibliothek hinzu, um über neue Kapitel informiert zu werden!

Four-Leaf Clover [KAISAGI]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt