🦉Chapter 49 | Gentle Monster

3.2K 136 10
                                    

🦉CHAPTER 49🦉- Gentle Monster -

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🦉CHAPTER 49🦉
- Gentle Monster -

Keputusan Gallan dijabarkan dengan singkat jelas dan padat. Namun, ada sedikit ketidak ikhlasan dari nadanya.

Evans kaget, tapi tidak heran akan keputusan itu. Untuk mengatasi jalan keluar insiden hamil di luar nikah, pilihannya cuma dua. Kalau tidak aborsi, ya menikah. Dia salut dengan keputusan yang pasti sangat berat diambil oleh Gallan.

Evans mendaratkan telapak tangannya pada pundak Gallan. Kali ini menepuk-nepuknya dengan lebih lama. "Gue harap, itu keputusan yang tepat, Bro."

Gallan hanya menunduk. Tentu saja, dia harus mengambil keputusan itu. Baginya, aborsi bukanlah jalan keluar, itu hanya diambil oleh lelaki bajingan, sekalipun dirinya memang telah menjadi bajingan bagi Freyya.

"Lo cowok brengsek ter-gentle yang pernah gue kenal," tambah Evans salut, tapi hatinya mampu merasakan energi putus asa dari tubuh Gallan yang pundaknya masih dia tepuk-tepuk.

"Thanks, Bro. Meskipun itu tidak menghibur," cengirnya kecut.

Evans terkekeh kecil. "Kalau lo butuh bantuan, lo harus bilang. Gue pasti bakal bantu sebisa mungkin, pasti! Awas aja kalau lo lagi-lagi ngelakuin semuanya sendiri! Gue pecat lo jadi sobat!" ancamnya dengan serius.

"Hahaha, iya. Lo harus siap-siap gue repotin mulai sekarang," cibir Gallan.

"Terutama jadi saksi nikah lo sama Aruna nanti. Gue juga bakal ngurusin nyari penghulunya. Tenang aja." Evans bertekad, meskipun sebetulnya dia masih belum bisa membayangkan jika benar-benar melakukannya.

Gallan terdiam, hatinya cukup mencelos mendengar kenyataan di depan mata yang akan segera dia tempuh. Mendengar pernyataan Evans membuat Gallan merasa bahwa hal itu lebih semakin terasa lebih nyata. Benarkah dia akan menikah dengan Aruna? Gadis yang sudah dia hamili tapi tidak benar-benar pernah dia cintai.

Melihat Gallan termenung-diam membuat Evans akhirnya ikut membungkam mulutnya. Rasa prihatin yang mendalam melanda pikiran Evans. Dia tau, ini sangat berat dan hampir di luar jangkauan masalah yang biasa mereka berdua hadapi bersama. Gallan akan segera mengakhiri masa lajangnya dan bersiap menjadi seorang ayah. Baik Gallan maupun Evans sama sekali tak terbayang kalau itu akan benar-benar sungguh akan terjadi dalam waktu yang sangat dekat.

Cukup lama keduanya tak bicara dan larut dalam pikiran masing-masing. Evans membiarkan dirinya larut dalam penyesalan, menyesal mengapa hal ini menimpa sahabatnya, andai dirinya bisa lebih memperhatikan dan mempedulikan Gallan, mungkin insiden ini tidak akan terjadi. Andai dirinya lebih peka dan memaksa lelaki itu buka mulut lebih cepat soal berpacaran dengan Aruna, maka jelas Evans akan sedikit lebih protektif pada Gallan sama seperti halnya Gallan protektif pada dirinya yang sedang berpacaran dengan anggota Gallan juga di BEM.

Gallan juga kini tengah berduka dengan kenyataan. Andai dirinya bisa memutar balik waktu, mungkin dia tidak akan menelpon Aruna untuk menjemputnya malam itu, atau dia tidak akan ke diskotik hingga mabuk berat. Ah ... tidak, barangkali dia akan memilih untuk tidak pernah dekat dengan Aruna dan membiarkan gadis itu masuk terlalu dalam di kehidupan kampusnya.

THE REBELLOUSE! (On Going)Where stories live. Discover now