🦉Chapter 52 | Akad (?)

3.3K 163 7
                                    

🦉CHAPTER 52🦉-  Akad (?) -

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🦉CHAPTER 52🦉
- Akad (?) -

Siang itu, Gallan sudah menempati rumah kos barunya. Dia menyewa kamar yang cukup luas dan sesuai dengan perkiraan budget. Awalnya Evans memaksa untuk mencari tempat yang lebih bagus namun Gallan mengatakan bahwa dia sudah cukup nyaman dengan kamar ini.

"Penghuninya tinggal di gedung sebelah, seenggaknya kalo ada keluhan apa-apa ngelapornya gampang. Mereka juga nyediain cathering lauk, gue jadi nggak perlu capek-capek nyari makan keluar. Terus juga lokasinya deket--" Gallan menghentikan kalimatnya karena hampir saja dia keceplosan.

Sayangnya Evans sudah mendeteksi ucapan Gallan selanjutnya. "Maksud lo deket sama diskotik?" sindir Evans.

"Enggak dong, Alfamart maksud gue." Gallan mengelak dengan menampakkan cengiran khasnya.

"Hadeeeh, si kampret ini memang. Bilang aja kalau lo bisa beli alkohol lagi dan minum-minum di kos buat nenangin pikiran lo yang semrawut itu." Evans mendengkus kesal.

"Lo lebih cerewet dari cewek gue aja," ledek Gallan. Tanpa sadar, dalam pikirannya 'cewek' yang dia maksud adalah Freyya, bukan Aruna. Dan lelaki itu tetap tidak sadar akan pikiran yang terlintas itu.

"Ke Kanaya aja gue nggak pernah secerewet ini, lha gue malah cerewetnya ke elo." Evans geleng-geleng. Mungkin ini yang namanya sahabat sejati.

"Terus, rencananya habis ini lo mau gimana? Lo nggak mau ke kampus? Udah dua minggu lo menghilang dari publik," ungkit Evans. Bagaimana pun dia juga tidak mau membiarkan Gallan menjadi no life dan anti sosial meski dia tau lelaki itu masih butuh waktu. "Seenggaknya, lo selesain tanggung jawab lo yang paling urgent di kampus dulu, sih."

"Gue udah punya gambaran kalau untuk urusan kampus," imbuh Gallan. "Pertama-tama, gue harus ngehubungi Wakil Ketua BEM dulu. Dia pasti udah marah banget sama gue. Lo nggak tau aja kalau Jayden ngereog hidung gue bisa patah karena dia bisa menyalahgunakan kemampuan boxing-nya itu untuk ngasih gue pelajaran," kekehnya.

"Njir! Masih bisa bercanda aja lo. Dua minggu kemaren lo udah kayak mayat hidup tau nggak. Hidup segan, mati tak mau," sarkas Evans. "Terus, habis ini apa yang bisa gue bantu? Lo mau gue cariin tempat buat melangsungkan akad pernikahan? Atau lo mau gue nanya-nanya prasyaratnya ke KUA dulu? Gue juga bisa lho minta tolong sama Kanaya buat bantuin nyariin gaun nikahan buat Aruna."

"Astaga, lo kenapa ngebet banget pengen gue cepet-cepet nikah, sih?" Gallan bergidik, setiap membahas pernikahan, dia selalu merasa merinding. "Kenapa nggak lo aja yang nikah duluan kalau gitu."

"Hmmm ... Kanaya belom mau," seloroh Evans.

"Dih, malah ditanggepin serius," ledek Gallan.

"Gue malah pengen nikah muda, Gall. Seandainya sekarang gue bisa nikah ama Kanaya, gue bakal gas!!!" Evans menjunjung kepalan tangannya tinggi-tinggi, seolah ingin bilang 'HIDUP CINTA!'

THE REBELLOUSE! (On Going)Where stories live. Discover now