Emang boleh se-bjir ini? Freyya tiba-tiba disuruh mengikuti blind date dengan Ketua BEM yang ternyata sangat problematik.
Semakin Freyya mencoba untuk menjauh, semakin dalam pula gadis itu terlibat dalam kehidupan seorang Louise Gallan yang kontrove...
К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.
🦉CHAPTER 56🦉 - From East To The West -
Freyya mencengkram lengan Keenan dengan erat, membuat lelaki itu kini sepenuhnya melebarkan matanya.
"Lo serius, Freyy? Lo yakin pasien kecelakaan barusan itu Gallan?" Keenan sedikit merunduk menyejajarkan wajahnya dengan gadis yang lebih pendek darinya itu. "Jangan mikir yang enggak-enggak, lo pasti lagi parno." Dipegangnya kedua bahu Freyya agar gadis itu tersadar dari efek syoknya.
Freyya menggeleng cepat. "Gue harus mastiin sendiri!" Gadis itu menepis tangan Keenan dari bahunya dan langsung berlari mengikuti gerombolan perawat dengan pasien tadi. Mau tak mau Keenan ikut berlari menyusulnya.
Pintu kaca geser otomatis terbuka setiap ada yang masuk ke UGD. Freyya dan Keenan justru kembali masuk ke ruangan itu padahal belum lima menit yang lalu mereka keluar dari sana. Freyya memendarkan pandangannya, kira-kira di ranjang tertutup tirai bagian mana pasien kecelakaan yang tiba tadi ditangani.
"Permisi, Sus!" Freyya menghentikan laju seorang perawat laki-laki yang melintas di dekatnya. "Pasien kecelakaan yang baru saja masuk, dimana ya?" pertanyaannya sama seperti saat menanyakan Tiara tadi.
"Maksud kamu rujukan dari klinik ya? Dia bukan dibawa ke sini, tapi ke bagian ICU," tukas perawat itu yang kemudian berlalu.
Freyya yang tampak seperti orang linglung langsung mencari-cari dimana ICU yang dimaksud, pasti letaknya tidak akan jauh dari sini.
"Freyya, lo kenapa, sih?" Keenan semakin heran melihat tingkah laku Freyya, sikap dan gelagat gadis itu berubah drastis sejak otaknya tiba-tiba menggagas soal Gallan.
'Cuma karena untuk mastiin itu Gallan atau bukan, Freyya sampe sekhawatir ini? Why?' pikir Keenan dalam hati.
"Keenan, bantu gue nyari ruang ICU nya!" tukas Freyya, kakinya terus melangkah cepat sedangkan pandangannya menembus deretan kaca-kaca ruangan, melintasi laboratorium hingga ruang farmasi.
Akhirnya yang dicari ketemu juga, lagi-lagi mereka yang tidak mengerti denah rumah sakit ini malah berputar jauh, padahal lokasi ICU berada di dekat UGD yang berlawanan arah dengan Freyya mulai mencari tadi.
Freyya melontarkan pertanyaan yang sama pada Dokter Jaga di ICU itu.
"Oh, yang dirujuk dari klinik itu ya. Boleh didata dulu di sini kalian siapanya?" pinta dokter jaga itu menyodorkan sebuah buku untuk diisi.
Freyya saling bertatapan dengan Keenan. Pasalnya dia masih ragu apakah korban tadi adalah Gallan, dia datang ke sini hanya untuk mengecek dan memastikan identitas pasien itu.
"Maaf, Dok. Kami mau memastikan apakah pasien ini adalah orang yang kami kenal atau tidak," ujar Keenan akhirnya berterus terang.
Dokter itu tampak memeriksa komputer yang ada di mejanya dan dia pun menyebutkan nama. "Pasien ini mahasiswa UnBI."
