1

131 31 7
                                    

Eloise tidak pernah merasa sebahagia ini sebelumnya. Tinggal dan hidup berdampingan dengan orang lain di rumah yang sama adalah hal baru baginya sekaligus hal yang paling ia nantikan sebelumnya.

Hari-harinya ia habiskan untuk belajar bersama Galladan dan berlatih dengan Callon. Ia tak begitu mengerti mengapa ia memerlukannya disaat dia sudah mati, tapi mereka bilang suatu saat ia akan tahu.

Tak seperti biasanya, pagi ini kedua kakaknya terlihat lebih sibuk dari biasanya.

"Galladan, ada apa?"

Menyadari keberadaan Eloise, Galladan menghentikan aktivitas nya sejenak.

"Aku dan Callon dipanggil untuk mendatangi sebuah rapat. Aku harap kamu tetap di rumah dengan tenang, setidaknya sampai kami kembali." Jelas Galladan seraya menepuk kedua bahu Eloise.

"Biarkan saja dia pergi keluar, tapi jangan mendekati area rapat." Timpal Callon yang sedang membenarkan posisi jubahnya.

Eloise melebarkan kedua bola matanya. Sebenarnya, ini bukan kali pertama mereka berdua pergi untuk rapat dan meninggalkan dirinya sendirian. Yang berbeda kali ini adalah Callon menyuruhnya untuk keluar dan berkeliling sendirian.

Ia tak pernah diizinkan untuk keluar sendirian sebelumnya, terlebih tempat yang jauh dari kawasan yang dikuasai The Keeper.

Tapi bukankah ia dapat menjadikannya sebuah kesempatan?

"Kami akan pergi," Galladan menghampirinya dengan tangan terbuka, memeluk gadis itu dengan lembut, "jaga dirimu baik-baik, Eloise." Ujarnya seraya melepas rengkuhan.

Belum sempat Eloise membuka mulutnya, Callon mengetuk dahinya dengan dua jari. "Jangan bertindak bodoh lagi."

Untuk sejenak Eloise melihat sekelebat skenario panjang yang tidak pernah ia lihat namun terasa familiar. Ia tidak mengerti dengan apa yang ia lihat. Matanya menekan Callon, namun Keeper itu hanya mengangkat kedua bahunya.

Keeper bersurai emas itu selalu membuatnya bertanya-tanya. Memberi petunjuk tanpa penjelasan apapun dan meninggalkannya tenggelam dalam teka-teki.

"Ayo Callon, mereka sudah menunggu." Galladan berdiri di depan pintu.

Kali itu Callon tersenyum lembut. Sangat lembut hingga Eloise tidak mempercayai matanya sendiri. "Sampai jumpa, Eloise."

Aneh, Callon bersikap aneh hari ini.

Mereka kemudian pergi dan membiarkan Eloise bergelut dengan pikirannya.

Di luar, Callon menertawakan sikapnya sendiri. Galladan yang berjalan di sisinya ikut tersenyum.

"Kau sudah sangat menyayanginya sekarang." Callon menghela nafasnya mendengar itu. "Entahlah, aku hanya merasa takdirnya terlalu kejam. Entah ini salah Eru, para makhluk hidup di Arda, ataupun ia sendiri, semuanya berjalan terlalu menyedihkan."

Galladan menganggukkan kepalanya, "jadi itu alasanmu menggunakan kekuatan itu? Karena merasa kasihan padanya?"

"Tidak. Aku melakukannya karena aku menyayanginya."

X   X   X

Tak banyak yang dapat Eloise lakukan dan cari di rumah, mungkin sebaiknya dia pergi berkeliling. Lagipula ia sudah diperbolehkan untuk pergi.

Eloise tak pasti kemana arah ia melangkah. Kakinya berjalan mengikuti kemana instingnya menyuruh dirinya pergi.

Tempat ini tak pernah membuatnya berhenti kagum. Keindahannya selalu membuatnya takjub. Tak pernah terbayangkan dalam dirinya melihat keanekaragaman yang begitu cantik di tempat ini.

The Keeper 2 [The Lord of The Ring Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang