surat

1 0 0
                                    


playing  ~ mencintaimu : by - Sal Priadi ~


Minggu 19 November jam 16:49 ku liat story mu sama perempuan yang sangat dewasa, cantik dan tentu saja pintar dalam dunia dan agama.

Di sore yang menurunkan matahari dengan lembut itu, ku lihat story mu lagi 30menit yang lalu. waaahhh, ternyata kau dan perempuanmu sedang menyaksikan lembayung matahari lembut itu dengan perut yang di penuhi kupu kupu. ya, apa boleh buat? aku yang menyaksikan mu dari kejauhan yang benar benar jauh selama 20tahun atau mungkin lebih? tidak tidak, memang 20tahunan kurang lebih.

Bagaimana bisa hatiku terasa kosong hanya karna melihat story mu yang makan bersama perempuan cantik itu? padahal aku juga punya lelaki ku sendiri?

Cinta cinta yang selalu ku sebut ini sebenarnya palsu, aku total total seumur hidup pertemuan kita yang tidak di sengaja hanya 3 kali, itupun tidak lebih dari 30 detik, bagaimana bisa aku merasa kosong hanya karna kamu punya perempuan? toh dari awal juga tidak pernah terisi denganmu, aneh.

yasudah, tidak apa apa. aku juga belum ingin melanjut ke cinta yang serius. mungkin ini cuma rasa kagum yang sadar tidak dapat memiliki.

Kupandang lagi perempuan itu, waah dia benar benar sekufu dengan mu. kenapa kufu kita sejauh ini ya? dulu kupikir umur yang jauh itu hanya angka, tidak masalah. ternyata kufu kita pun jauh.

masih ku pikirkan, kenapa waktu tidak memperbolehkan kita berbicara ya? di sedikit kebetulan pun tak ada. sering ku lewati rumah mu, tapi yang lihat hanya tanaman hias ibumu yang semakin bertumbuh. sering ku senyumi ibumu, sambil berhayal apa aku punya sedikit kesempatan untuk beresenyum kepadamu?


Playing ~ First Love : by - Nikka costa ~

waktu memang benar benar tak ikhlas kita bersama. saat umur ku 4tahun sedang bermain sepeda sambil melihat kau bermain bola dilapangan, mulai itu aku selalu bersepda mengitari lapangan sampai aku dapat kabar bahwa kau pergi mondok. gak pulang pulang dong? yaa setelah 3 tahun, kutunggu setiap sore dan malam selalu kulewatkan depan rumah kuning mu, kau tak pernah kelihatan sama sekali. kupikir kau nambah lagi jatah mondoknya jadi 6 tahun. kutunggu tunggu sampai 2017 ternyata aku yang pergi, kuliah ke solo. saat itu ku dengar kabar kau selesai mondok dan tinggal balik ke tempat kita kecil. 2018 kau ke jogja, pada saat itu aku juga sering ke jogja, aku suka sendirian bertunggang pramex tiket 8000. yang benar saja, sedekat apapun wilayak kita waktu tetap tidak ikhlas, tak pernah kutemui kau sekali pun. kau pulang lagi kepontianak dan aku juga. pandemi, aku lihat kau sedang mengawasi tukang bor aliran air itu, jantungku berdebar mungkin pipi ku merah tapi ditutupi masker. terakhir saat aku bersepeda aku lihat lagi kau sedang berangkat kerja. total tiga kali, tapi bara ku masih berapi api.

ku biarkan saja, semua memang hanya bagus dikagumi dari jauh. aku harap untuk sekali saja, waktu bisa mengikhlaskan untuk sekedar kau mengetahui, bahwa disini ada orang yang menyukai mu dengan bara api yang tak memadam. kita tak pernah berbicara, tapi aku selalu minitipkan setiap pesan ku pada bintang, kulihat kamarmu menghadap bintang. ku harap kau melihat dan mendengar bintang itu, karna bintang tidak bisa mengetuk jendela kamarmu kan? dan kuharap kamar ynag menghadap bintang itu kamar mu.


playing ~ nala : by - tulus ~

aku penasaran dengan tahun tahun besok


You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 19, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

suratWhere stories live. Discover now