1.

14 6 0
                                    

"Hei! Yang Rena!" Itulah namanya.

"Hei! Anak ayam!" Itulah julukannya.

Kenapa Rena dijuluki 'anak ayam'? Karena tingkahnya seperti anak ayam, hehe.

Ia selalu menempel pada siapapun yang sudah membuatnya nyaman dan aman lalu mengikutinya kemanapun mereka pergi bahkan jika ia tidak ingin pergi kesana sekalipun. Juga bisa lebih terbuka dan berbicara banyak sekali kepada orang-orang terdekatnya.

Yang Rena, seorang mahasiswi tingkat 2 jurusan desain. Seorang gadis yang masih melajang bahkan di usianya yang sudah menduduki 19 tahun. Sebentar lagi ia bahkan akan berkepala dua.

Kedua temannya sudah memiliki kekasih masing-masing. Antara yang masih berjalan 6 bulan maupun yang sudah berjalan 5 tahun.

"Kau tidak mau mencoba aplikasi dating atau kencan buta gitu?" Tanya Sera padanya. Salah satu teman Rena yang sudah berpacaran lama dengan teman di sekolahnya dulu.

Rena membalasnya dengan gelengan, menurutnya cara seperti itu akan merepotkan.

Dia tidak ingin hanya berpacaran sebentar, tetapi yang bisa bertahan bahkan hingga ke jenjang yang lebih serius.

Jika memang tidak ada orang seperti itu, maka sekalian saja ia memutuskan untuk tidak berpacaran.

Kedua temannya hanya bisa menghela napas dengan sikap keras kepala Rena, pantas saja gadis itu tidak pernah merasakan yang namanya menjalin sebuah hubungan.

Mereka kini sedang berada di cafe di suatu pusat perbelanjaan yang besar. Sedikit berlibur di hari weekend untuk melepas stress dari tugas serta mata kuliah yang sangat membosankan dan melelahkan ini.

"Ren, kau daritadi melihat apa sih senyum-senyum terus?! Memangnya ada sesuatu di bela-" Kedua temannya ikut terkejut melihat seorang pemuda yang begitu tampan dan tinggi, keluar dari bilik pintu bertuliskan 'terkhusus untuk karyawan'.

Pantas saja cafe ini begitu ramai pengunjung yang sebagian besarnya adalah para gadis. Padahal tempatnya tidak se-aesthetic dan se-girly itu.

"Hyunjin, kau sudah ingin pulang?" Tanya sang manager saat mendapati Hyunjin yang keluar dari dalam sudah mengganti seragamnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hyunjin, kau sudah ingin pulang?" Tanya sang manager saat mendapati Hyunjin yang keluar dari dalam sudah mengganti seragamnya. Ia bertukar shift dengan seorang pemuda manis yang kini sedang menyiapkan secangkir kopi.

Pemuda pemilik bermata tajam itu mengangguk singkat dengan senyuman yang bisa membuat leleh gadis-gadis yang memandangnya sekarang.

"Aku sudah ditunggu oleh temanku dibawah, hyung. Aku pamit dulu" Ujarnya sembari membungkuk sopan lalu melangkah keluar darisana.

Sebelum ia benar-benar keluar. Pemuda itu sempat berpapasan dengan meja yang ditempati Rena dan teman-teman, lalu memandang kearah gadis yang sedang menatapnya dengan mulut sedikit terbuka itu.

Rena yang tertangkap basah langsung membuang mukanya ke sembarang arah dengan pipi merona malu dan menjadi salah tingkah.

Meski Rena tidak sempat melihat, namun teman-temannya menangkap sebuah senyuman yang terukir di bibir pemuda itu sebelum melangkah keluar.

"Hei-hei, Rena! Astaga kau tadi disenyumin olehnya loh! Wah, luar biasa!" Seru Hana ribut sembari mengoyang-goyangkan kencang tubuh Rena disebelahnya.

Rena yang mendengar itu hanya terdiam mematung dengan wajah seperti orang bodoh.

Mengerjapkan matanya berulang kali untuk mengisyaratkan bahwa ini bukanlah mimpi. Jika mimpi pun maka ia harus bangun secepatnya atau tidak otaknya akan kehilangan akal sehat.

"Sepertinya dia menyukaimu. Karena ia hanya melirikmu sebelum pergi dan tidak pada gadis lain yang juga menatapnya bahkan tidak pada kita juga"

Hana menyipitkan matanya kearah pintu luar sembari menumpu dagunya menggunakan kedua tangan. Padahal Jeonghyeon sudah tidak ada disana.

Benarkah begitu? Pemuda itu menyukainya?

Padahal outfit Rena hari ini pun seakan tak terawat dengan hoodie kuning serta jeans biru langit. Seperti anak-anak.

Ia tidak pernah make up dan rambutnya pun tergerai berantakan begitu saja. Hanya menyisir seadanya karena terburu-buru datang kesini.

Dan lihatlah di kafe ini! Gadis-gadis yang memandangi pemuda tadi serta teman-temannya memiliki kualitas yang jauh lebih baik darinya!

Lalu bagaimana pemuda itu bisa menyukainya?!

Apa dia sudah tidak waras? Atau kepalanya sehabis terbentur sesuatu saat bekerja?

"Kalau menurutku sepertinya kalian hanya salah paham" Ujar Rena berusaha untuk berpikir positif.

Ya... cinta tidak bisa ditebak, bukan?

-----

TBC

Sweet LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang