2

122 15 1
                                    

Setelah acara diesnatalies selesai, Azhara langsung mengantar Azka pulang. Karena malam sudah semakin larut. Soal Indira, dia sudah pulang sejak tadi karena ada urusan. Sedangkan bundanya, sudah pulang dengan Adrian.

"Setelah ini belok kemana, Azka?." Tanya Azhara sambil dirinya fokus ke depan.

"Belok kiri Zhar, entar ada kos-kosan cat warna putih, nah itu kos  gue."

"Oke." Azhara membelokkan mobilnya ke arah kiri lalu berhenti didepan kos Azka.

"Makasih ya Zhar udah nganterin pulang." Ucap Azka setelah ia keluar dari mobil Azhara.

"Sama-sama, ka."

"Mau mampir dulu engga?." Tanya Azka menawarkan.

"Gausah Ka, ini udah malam. Mau langsung pulang."

"Oh Yaudah hati-hati ya pulangnya?."

Azhara mengangguk "Iya, gih masuk sana."

"Lah Lo lah yang pulang."

"Engga Lo dulu baru gue." Ujar Azhara.

"Tapi Lo tamu Azhara."

"Tau, tapi Lo dulu masuk. Baru setelahnya gue, gue Mau mastiin kalo Lo beneran masuk rumah." Ujar Azhara dengan nada memaksa.

"Ish Yaudah, entar kabarin gue. Kalo udah sampek rumah atau engga." Sahut Azka mengalah.

"Iya siap, sana masuk."

"Iya, Zhara." Azka berjalan masuk ke dalam kos-kosan nya. Setelah memastikan Azka masuk dengan aman barulah Azhara menjalankan mobilnya meninggalkan rumah Azka.

Azka mengamati mobil Azhara hingga mobil itu tidak terlihat lagi. "Kenapa gue ngerasa gak asing ya sama Zhara. Kayak gue pernah liat dia." Gumamnya pelan.

Setelah nya dia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Jujur tubuhnya sudah lelah, dia berjingkrak-jingkrak sejak tadi. Maklum saja perayaan diesnatalies malam tadi adalah perayaan diesnatalies yang sangat meriah beda dari tahun sebelumnya.

Dilain sisi, Azhara kini sudah sampai di rumah. Keadaan rumah sudah mulai sepi. Mungkin kakak dan juga mamahnya sudah tidur.

Azhara langsung masuk ke dalam kamar, setelah mengunci pintu rumahnya. Dia lelah, ingin cepat-cepat tidur. Tapi sebelumnya dia harus membersihkan diri karena sudah seharian dia diluar.

Kurang lebih 10 menit dia mandi, dia keluar dengan menggunakan kaos oversize dan juga celana pendek. Azhara memang begini ketika ingin tidur, perawakan nya yang tomboy membuat dirinya lebih suka memakai celana dibanding rok.

Sebelum tidur dia ingin mengirim pesan pada seseorang. Tapi dia urungkan karena tidak memiliki nomornya.

"Si kecil pasti punya." Monolognya.

Lalu dengan lincah tangannya mengirim pesan pada seseorang yang dia sebut kecil. Dia adalah sepupu nya, Indira. Tak lama pesannya di balas, Azhara menghela napas ketika Indira menguji kesabaran nya. Akhirnya anak itu memberikan nomor Azka kepadanya, dengan Azhara beralasan bundanya yang memintanya.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Rain in DecemberWhere stories live. Discover now