27.Perjodohan

54 2 0
                                    

Setelah mengantarkan Adara pulang kini Arka sedang mengendarai sepeda motor nya seperti biasa. Di balik helm hitam itu ia tersenyum karena kembali teringat dengan senyuman indah Adara yang membuat hati nya berdegup kencang. Saat hendak berbelok tiba-tiba sebuah motor dari arah yang sama dengan nya langsung memotong Arka sontak membuat motor nya hampir terjatuh.

Bukan nya berhenti dan meminta maaf tapi pemilik motor itu langsung melaju kencang sedangkan Arka yang tak terima dengan hal itu, ia pun mengejar nya. Alhasil jalanan ini menjadi arena balapan karena kedua motor itu saling kejar kejaran. Laki-laki itu melirik pada kaca spion nya yang tampak bahwa motor lain sedang mengikuti dirinya.

"Sial"

Ia semakin menambah kecepatan motor nya dan meninggalkan Arka namun, ia tidak tahu kalau laki-laki ini menganggap mereka sedang taruhan. Kini Arka berhasil menyalip motor tersebut karena di depan sana adalah jalanan kecil yang sulit dilalui motor maupun mobil. Arka berpikir kalau laki-laki itu bukan orang yang tinggal di sekitar sini karena ia memilih masuk ke jalan sepi ini.

Kedua motor itu saling berhadapan dan sang pemilik sama-sama memakai helm. Laki-laki itu memakai hoodie sehingga seragam nya tak kelihatan tetapi ada satu hal yang Arka kenali yaitu dasi yang di pakai mirip dengan dasi nya.

"Lo mau apa sampai ngikutin gue dari tadi?" Katanya di balik helm.

"Lo emang ngga tau atau ngga liat tadi itu lampu merah?"

"Gue hampir jatuh karena lo tiba-tiba belok tanpa ngurangi kecepatan"

"Ohh sorry gue lagi buru-buru. Yang penting lo ngga jatuh kan?"

Seperti dugaan nya laki-laki itu sama sekali tidak merasa bersalah, malah nada bicara nya terdengar sepele. Arka menaikkan alis begitu mendengar ucapan lawan bicara nya.

"Jadi kalau gue jatuh, lo yakin bakal muter balik? atau lo lanjut jalan?"

Arka turun dari atas motor dan melepaskan helm kemudian ia menggaruk pelipis nya yang tidak gatal. Anak ini membuat diri nya sedikit emosi namun ia coba untuk menahan sebelum satu pukulan melayang tepat di wajah anak itu.

Laki-laki itu terkejut karena melihat seragam yang sama dengan nya di pakai oleh Arka. "Kenapa? lo takut?"

"Siapa bilang gue takut, lo mau berantem, ayo! jangan salahin kalau seragam lo nanti nya lecek karena gue"

Tanpa membuka helm nya, ia pun turun dan menantang Arka. Mereka benar-benar melayangkan pukulan satu sama lain hingga akhirnya Arka yang menang dan laki-laki itu terduduk di atas aspal dengan terbatuk sambil memegangi perutnya.

Arka merapihkan seragam nya yang sedikit bernoda karena tendangan. "Keahlian lo berantem belum seberapa dibanding gue tapi nada bicara ketinggian buat anak seusia lo"

Arka menaiki motor nya setelah memakai helm lalu pergi dari sana secepatnya meninggalkan laki-laki itu. Ketika Arka sudah tidak terlihat barulah ia membuka helm nya dengan nafas tidak teratur. Ada wajah tampan di balik helm berwarna hitam itu.

☆☆☆☆

Sinar mentari sudah terbit sejak tadi. Seorang laki-laki paruh baya sedang menerima panggilan di ruang tv dengan masih memakai baju tidur. Ia berbicara seraya memandangi ke luar jendela rumah nya. Sementara itu, seseorang turun dari tangga dengan seragam sekolah serta tas milik nya. Ia turun dan berjalan ke dapur berniat mengambil sepotong roti panggang untuk mengisi perut nya.

Saat menuruni anak tangga, ia terus memegangi perut nya sesekali ia juga terbatuk saat berjalan. Mendengar itu sang Ayah berbalik melihat raut wajah putra nya yang seperti menahan sesuatu, jadi ia pun bertanya.

ARKA MAVENDRA Where stories live. Discover now