19-NOTE

104 6 0
                                    

Acara pemakaman Poonsuk Wongrajapat selesai beberapa anggota keluarga Kirdpan pergi sehingga meninggalkan Nanon dan Nonnie yang masih berdiri di depan nisan wanita yang sangat di sayangi oleh gadis itu. 

Perlahan Nanon menyentuh bahu Nonnie membuat Nonnie menoleh sebentar dan kembali melihat kearah nisan ibunya sambil berkata. "Semua yang aku sayangi sekarang sudah hilang. Mulai dari kakek, nenek dan sekarang ibu. Tampaknya semesta memang tidak mengizinkan diriku untuk bahagia ya."

"Tidak ada yang tidak menginginkan dirimu bahagia, Nonnie."

"Tapi, kenapa semua orang yang aku sayangi semuanya pergi, Nanon. Kau tahu tidak ini sangat menyakitkan untukku! Ayah yang tidak peduli kepadaku dan menyayangiku, memiliki keluarga sama saja seperti sebatang kara."

"Nonnie--"

"Tidak ada yang menyayangiku. Mungkin lebih baik aku pergi dari dunia ini." Nonnie keluar dari lingkungan pemakaman membuat Nanon khawatir setengah mati terlebih dirinya kepikiran dengan apa yang Nonnie lakukan malam itu di rumahnya. 

"Nonnnie! Nonnie!" Teriak Nanon membuat Rocha, Sara dan Gigie yang baru saja selesai ikut acara pemakaman pun mengejar Nanon yang juga mengejar Nonnie. Ketiganya meninggalkan para orangtua yang sibuk mengobrol di depan mereka. 

Rocha tak sengaja berpapasan dengan Nanon hingga pria lesung pipi itu pun bertanya. "P'Rocha, kau sedang apa disini? Bukankah kau sudah pulang?"

"Kami bertiga ada disini." Tambah Gigie yang kini sudah berdiri di sebelah Rocha diikuti Sara juga membuat Nanon terkejut karena ketiga wanita itu kini sudah ada di hadapannya. 

"Kita berpencar saja. Aku dan Gigie kesana dan kau dengan Rocha kesana." Seru Sara yang membuat keempatnya pun ikut mencari keberadaan Nonnie satu-satunya anggota keluarga termuda di keluarga Kirdpan walaupun kini bertambah Nanon. 

Rocha dan Nanon sedikit berlari mencari keberadaan Nonnie di lingkungan pemakaman yang lumayan besar ini hingga tak terasa hujan membasahi keduanya. Namun mereka berempat tetap mencari keberadaan Nonnie hingga tak lama kemudian Nanon dan Rocha melihat Nonnie sedang duduk dibawah pohon besar di temani oleh Sara dan Gigie yang tiba lebih dulu. 

"Nonnie--" Belum selesai Nanon bicara Sara memberi isyarat kepada pria lesung pipi itu tidak berbicara apapun untuk sementara ini karena kondisi mental Nonnie masik terguncang kemudian Nanon menganggukkan kepala tanda mengerti dan membantu mereka untuk membawa Nonnie ke rumah keluarga besar Klahan Kirdpan. 

Di dalam kamar tampak Nonnie hanya terdiam sambil memegangi foto ibunya dengan Sakurako yang baru saja memeriksa kondisinya lalu ia berkata kepada Nanon. "Nonnie baik-baik saja. Ia hanya butuh istirahat dan mental nya masih terguncang. Kau tak perlu khawatir." Dingin nya membuat Nanon menganggukkan kepala tanda mengerti.

"Terimakasih banyak, Nyonya Sakurako." 

"Jangan panggil aku Nyonya. Aku bukan Tuanmu, panggil saja Bibi." Sakurako melengang pergi begitu saja meninggalkan Nanon kemudian tiba-tiba dua wanita kembar dan satu wanita lainnya menghampiri Nanon sambil berkata. "Ibuku memang dingin jika bersikap dengan orang yang tidak begitu ia kenal. Aslinya baik." Rocha merangkul bahu Nanon membuat Nanon menghela nafas. 

"Ya, aku tahu itu, P'Rocha." 

"Lebih baik kau istirahat saja disini. Aku sudah meminta pelayan menyiapkan kamar tamu untukmu istirahat malam ini, tak perlu takut terjadi sesuatu pada Nonnie. Aku yakin anak itu kuat hanya masalah waktu saja dia akan kembali normal seperti biasa." Jelas Sara yang dijawab anggukkan kepala tanda mengerti oleh Nanon.

"Bolehkah aku tanya sesuatu kepada kalian?" Tanya Nanon tiba-tiba yang membuat ketiganya terkejut dan menganggukkan kepala dengan mengobrol di gazebo dengan hidangan beberapa cangkir teh hangat yang di siapkan untuk keempatnya. 

BEETHOVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang