02─Target

2.3K 263 39
                                    

Don't forget to vote and comment
. . .

Tok tok!

"Siapa itu?" tanya Taufan.

"Mana gue tau anjir lah."

"Tok abah, mungkin?" sahut Gopal.

Fang menyenggol baju Gopal sembari menggerutu.

"Gopal... Tok abah udah meninggal." Gempa menjelaskan bahwa sang kakek telah tiada sejak seminggu yang lalu, wajar jika Gopal tidak tau karena Gopal sulit di hubungi.

Gopal yang mendengar hal itu segera meminta maaf, yang hanya di balas senyuman terhadap Gempa.

Tok tok!

Suara ketukan pintu semakin terus terdengar, mereka menatap satu sama lain.

"Bukain sana Blaze."

Blaze menghela nafas lalu bangkit berdiri menuju pintu, dan membukakan pintu secara perlahan.

Tidak ada. Tidak ada orang sama sekali.

Ctak!

Gelap.

Blaze menutup pintu kembali dan berlari kecil menuju teman-temannya untuk memberi tahu mati lampu karena lampu di luar tadi mati.

"Mati lampu uy!"

Sunyi.

Blaze tidak melihat ada seorang pun di sana, dia juga bingung lilin tadi yang sebelumnya telah di matikan kenapa menyala kembali?

"Kalian pada dimana? ngga lucu anjir..." lirih Blaze sedari tadi hanya berputar untuk memastikan tidak ada yang mengagetkan diri nya.

"AAAHHHHHHH!!"

Teriakan, itu suara Thorn dari lantai atas.

Blaze berlari menaiki tangga menuju ke atas, dan mencari asal sumber suara lalu menemukan nya di kamar lama Tok abah yang terkunci, seharusnya tidak boleh atau tidak dapat di masuki.

Blaze mencoba mendobrak pintu kamar itu berkali-kali sampai akhir nya terbuka.

Terdengar ketukan dari lemari dan di buka oleh Blaze, ternyata Thorn di dalam sana sambil memeluk kedua lututnya menangis.

Blaze memeluk Thorn untuk menenangkan diri nya.

"Pada kemana, kenapa lu bisa ada di sini?"

Thorn menggeleng tidak tau, "Tadi, pas Abang di luar kami masih nunggu, tapi tiba-tiba mati lampu. Sehabis itu ada yang pukul leher Thorn jadi pingsan, tapi pas bangun udah di dalam sini."

Blaze mengangguk lalu segera membantu Thorn berdiri untuk turun ke lantai bawah tak lupa dia menutup pintu kamar tersebut terlebih dahulu.

Lampu kembali menyala saat Blaze dan Thorn turun, terdapat di sana saudara serta teman nya yang pingsan.

"Aduh... kepala gue sakit banget," lirih Taufan memegang kepala nya.

Blaze dan Thorn segera menghampiri Taufan, "Lu sama yang lain kemana tadi, kenapa gue di tinggalin?" sungut Blaze.

"Lah mana gue tau, pas lampu mati kayak ada yang pukul kepala gue anjir," jelas Taufan.

Blaze segera membangunkan yang lain, dan menceritakan dari awal mati lampu dan Thorn yang berada di lantai atas terjebak di kamar Tok abah.

Mereka semua terdiam, apa ini penyebab nya mereka memainkan permainan ini? Karena ini termasuk permainan terlarang...

Thorn meraba-raba kantong celana nya merasakan ada sesuatu di dalam.

Thorn mendapatkan sebuah kertas, dia membuka lipatan kertas tersebut.

Thorn terdiam menatap kertas tersebut, "Kenapa kak?" tanya Solar menghampiri diri nya, lalu melihat kertas yang di pegang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Thorn terdiam menatap kertas tersebut, "Kenapa kak?" tanya Solar menghampiri diri nya, lalu melihat kertas yang di pegang.

Solar melipat kembali kertas itu dan menyimpan nya lalu menenangkan Thorn bahwa semua nya baik-baik saja.

Mereka semua pun memilih untuk segera tidur bersama di ruang tengah, tanpa memikirkan kembali apa yang telah terjadi malam ini.

. . .

halo, aku memilih untuk merubah sedikit alur cerita book ini.
dari siapapun yang mati nanti nya, siapapun the killer nya nanti.

mohon jangan spoiler.

kami-ayya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 14 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

𝗪ho is 𝗧he 𝗞iller? Where stories live. Discover now