8. Hukuman Untuk Sepupu

7.9K 552 61
                                    

ASING

Happy Reading
.
.

🎶 BLACKPINK - Typa Girl

Ningrum mematikan rokoknya ketika Galaxy dan lainnya mengambil duduk di kursi masing-masing. Melihat para pelayan mundur usai menata meja makan, Wanita itu melirik bangku kosong di sebelah Angkasa lantas beralih pada bi Ratri yang berdiri di belakangnya.

"Panggil Geya, bi."

"Baik Nyonya."

Bi Ratri cepat-cepat naik ke lantai atas di mana kamar Geya berada. Tidak lama dia kembali ke ruang makan bersama Geya yang sudah selesai membersihkan diri. Dilihat dari rambutnya masih setengah basah, mengenakan atasan crop berlengan dan celana kain sepaha.

Ningrum mengamati perubahan raut muka ketiga putranya lalu tersenyum penuh arti, "Ngomong-ngomong, temen abang yang satunya lagi..--"

"Alzean mom?"

"Ya Alzean, mom denger dia juga udah pulang ke indo 'kan?"

Galaxy mengangguk tanpa melunturkan senyum menawannya, "Iya mom. Zean landing lebih awal dari abang."

"Kok gak diajak ke sini juga?" tanya Ningrum sambil melipat kakinya. Aura wanita itu begitu kuat. Geya saja sampai terpesona waktu pertama kali bertemu tadi.

Maklum saja, Ningrum terlahir dari keluarga bangsawan yang hingga saat ini masih berdiri kokoh ditengah modernisasi. Bisnis utama mereka bergerak dibidang properti yang nantinya akan diwariskan pada Galaxy sepenuhnya.

"Zean disuruh ke opahnya dulu mom, jadi belum bisa ke sini," jawab Sammuel yang memang ikut menjemput Galaxy. Dia, Galaxy, dan Alzean berada di kelas yang sama.

"Oh sayang banget. Padahal jarang-jarang kita bisa kumpul begini. Apalagi sekarang ada Geya juga," kata Ningrum mengundang kerutan halus di kening Geya.

"Aku mom? Kenapa?"

Ningrum melirik Galaxy dan si kembar sebentar dan kembali pada Geya, "Kamu 'kan biasanya ngurung diri di kamar terus. Gak mau keluar walaupun udah dipanggil berkali-kali."

"Ouh itu.." Geya agak bingung menjawab. Pasalnya tidak ada ingatan tentang hal itu. Jadi dia cuma cengir saja menanggapi Ningrum.

"Ya sudah. Ayo, mulai makannya."

Mereka mulai fokus pada piring masing-masing, tanpa tahu Geya saat ini tengah menatap lama pada satu titik. Mendengus samar menyembunyikan senyumnya.

Selama kegiatan makan siang berlangsung, Ningrum tidak berhenti memberi perhatian satu-satunya gadis di sana. Dia terus menambah lauk ke piring Geya yang tentu saja diterima dengan senang hati. Sesekali juga Geya membalas candaan Ningrum, mencoba mengabaikan tatapan lekat dari cowok yang dia temui di taman tadi. Kalau tidak salah Langit sempat memanggilnya Gara. Entah mengapa tatapan cowok itu membuatnya sedikit tidak nyaman.

Setelah menghabiskan makanannya Ningrum langsung pamit untuk alasan pekerjaan. Dia mencium satu persatu putra-putrinya sebelum pergi meninggalkan mansion bersama beberapa bawahan.

"Kita bahas di kamar gue," ucap Galaksi. Dia beserta teman-temannya hendak beranjak dari sana namun suara bi Ratih lebih dulu menghentikan mereka.

"Ini buat cuci mulut den. Tadi nyonya yang nyuruh," ucap Bi Ratih datang bersama tiga pelayan lain ikut membantu. Geya melebarkan senyumnya saat bi Ratih meletakkan 1 mangkok pudding di depannya.

Galaxy dan lainnya kembali duduk, melihat Geya begitu menikmati pudding caramel membuat mereka ikut mencicipinya. Rasanya lembut dan tidak terlalu manis.

Transmigrasi | Asing Where stories live. Discover now