2O2O, bagian 1

518 37 10
                                    

Junghwan dan Jeongwoo pulang dari acara pertunangan Sam dan Kyle dengan perasaan senang. Lumayan dapat makanan gratis walaupun cukup membuat Jeongwoo merasa takut karna wujud para tamu undangan Sam.

Saat mereka tiba di rumah, suasana mendadak berubah drastis. Keduanya dikejutkan dengan keadaan mama Jeongwoo yang biasanya riang dan ceria, kini terlihat panik dan terhuyung-huyung di tengah dapur seraya tubuhnya bergerak tanpa henti layaknya sedang menari.

Junghwan hendak menyuarakan tawanya sebelum dirinya merasakan ada aura aneh di penjuru rumah Jeongwoo.

"Mama abis menang arisan ya? Sampe nari-nari begitu njir," celetuk Jeongwoo yang belum memahami situasi sebenarnya.

Sang mama melotot sebal pada putra bungsunya itu, "Kamu ini bantuin Mama! Badan Mama tiba-tiba gerak sendiri gak bisa berhenti, Mama takut kerasukan!"

Jeongwoo maupun Junghwan bertukar pandang. Pemuda Park itu merapatkan tubuhnya pada sang kekasih, manik hitamnya menatap lurus mamanya yang masih menari tanpa henti. Sedangkan Junghwan semakin yakin bahwa ada yang tidak beres disini.

Kepalanya menoleh kesana kemari sambil mengedarkan kedua indera penglihatannya pada seluruh celah rumah, hidung bangirnya mengendus-endus bak singa yang tengah mencari mangsanya. Jeongwoo pun mengikuti tungkai Junghwan yang melangkah perlahan, perasaannya campur aduk.

"Wan, kamu ngendus-ngendus gini nyariin apa sih?"

Telunjuk kanan Junghwan di letakkan pada bibir Jeongwoo, memberinya isyarat untuk diam. "Aku ngerasa ada aura sihir disini," ucapnya.

Air muka Jeongwoo berubah cemas, ia menolehkan kepalanya ke belakang untuk melihat keadaan mama, lalu kembali menoleh ke depan menatap punggung Junghwan. Kenapa tiba-tiba ada sihir dirumahnya? Tidak, sihir dirumah Jeongwoo memang sudah ada sejak kehadiran Junghwan di hidupnya. Tetapi sihir kali ini tentu saja berbeda dari sebelumnya.

"Kamu nyium bau sesuatu gak?" Tanya Junghwan sembari memberhentikan langkahnya tanpa menoleh sedikit pun.

"Bau?"

Jeongwoo menajamkan indera penciumannya tuk mencari aroma yang dimaksud oleh pemuda So. Cukup berselang lama sebab ia belum menemukan aroma apapun. Detik berikutnya, Jeongwoo menepuk pundak Junghwan hingga lelaki itu membalikkan setengah tubuhnya.

"Iya, aku nyium bau sesuatu."

"Bau apa?"

Jeongwoo diam selama beberapa waktu, setelahnya ia melirik ke bawah. "Bau kaos kaki aku yang belum di cuci sebulan, hehehe."

Sialan. Junghwan mencoba bersabar menghadapi kelakuan kekasihnya yang selalu cengengesan di saat-saat genting seperti ini. 'Kalau bukan pacar udah aku jorokin ke selokan,' batin Junghwan lelah.

"Bukan bau itu, tapi bau yang mirip buah persik."

"Hah? Mama alergi sama buah persik jadi gak mungkin ada bau buah itu disini, Wan." Jeongwoo semakin bingung. Masa iya ada sihir bau buah-buahan, pikirnya. Tidak tahu saja dia kalau Junkyu pun memiliki aroma buah lemon pada sihir asapnya.

Kira-kira aroma sihir milik Junghwan apa ya?

"Haduuuh, bukan buah persik beneran. Tapi—"
















Gubrak!



Atensi Junghwan dan Jeongwoo serempak beralih ke arah pintu kamar milik Jeongwoo. Suara seperti barang jatuh tampak terdengar dari sana. Keduanya pun buru-buru berlari memasuki kamar dan mendapati seorang pemuda cantik yang tengah jatuh terduduk di karpet berbulu.

"K-kak Steve?"

✧✧

Kini, Steve tengah di interogasi oleh Junghwan di ruang tengah. Di sana juga terdapat Jeongwoo yang menangis sesenggukan dipelukan mamanya karena mengira kalau Steve adalah selingkuhan Junghwan dari masa lalu. Sekedar informasi bahwa mama Jeongwoo sudah membaik dan tubuhnya tidak menari-nari lagi.

Oh My Wizard! | sunghoon haremWhere stories live. Discover now