29

206 19 1
                                    

   Jaemin yang memutuskan untuk berhenti perlahan setelah sebulan, tidak ingin menjelaskan kepada Jeno mengapa dia tidak bisa menerima kartu bank di tangannya dan membiarkannya membelanjakannya sesuka hati.

Tapi Jaemin berpikir sejenak lalu bicara dengan santai, "Kalau begitu aku akan menggesek kartumu dan membeli vila besar di tepi laut."

Jeno sangat bersemangat, "Beli!"

Jaemin dengan santai melanjutkan omong kosongnya, "Lalu Beli jet pribadi, beli kapal pesiar mewah, beli tujuh puluh juta jam tangan dan ganti setiap hari selama seminggu. Ah, ini harganya ratusan juta."

Tuan muda Lee menggelegak bahagia karena kelebihan uang yang tidak berarti di matanya tiba-tiba menjadi indah, dia tidak bisa berhenti mengangguk, "Oke, belanjakan lebih banyak!."

Jeno terinspirasi oleh kata-kata Jaemin, hingga dia berfantasi tentang masa depan dengan gembira, "Tempat tidur di kamar harus yg besar, Tempat tidur seperti ini tidak dapat menghemat uang. Jika kamu tidak tidur nyenyak, tulang belakangmu rentan terhadap penyakit. Begitu juga dengan semua furniture. Ketika saatnya tiba, lihat apa saja dan warna mana yang lebih cocok menurutmu dan belilah semuanya."

Jaemin mendengarkan fantasi Jeno tanpa mengucapkan sepatah kata pun, dan menyelanya pada saat yang sama, "Tidak baik jika hanya memilih sesuai seleraku." kata Jaemin perlahan.

Jeno mengerutkan kening, "Apa yang salah dengan itu? Aku pikir itu bagus."

"Perabotan dan kamar tempat aku tidur dengan kekasihku, bagaimana bisa diatur sesuai keinginanku saja, itu akan terlalu egois jika hanya aku yg memilih sesuka hati." Kata demi kata Jaemin ucapkan dengan perlahan sampai Jeno yg mendengarkan dengan jelas matanya melebar.

Jaemin tersenyum, masih menatap Jeno ia melanjutkan, "Dan Rumah serta furniture beserta kasur tempat aku istriku tidur bersama, dibeli menggunakan uangmu?."

Jeno "..."

Di tengah malam, Jaemin tertidur sedang Jeno sangat marah hingga dia tidak bisa tidur.

Jaemin akan menggunakan uangnya untuk membeli rumah tempat dia tinggal bersama pasangan nikahnya!

Dia bertanya pada Jaemin, bagaimana dengan dirinya? dan Jaemin berkata bahwa dia bisa membeli apartemen lain di sebelah rumah mereka, sehingga mungkin kedua keluarga itu bisa sering berjalan bersama setelah makan malam.

Siapa yang ingin berjalan di belakang, menyaksikan Jaemin berjalan-jalan dengan istrinya di pelukannya!

Sangat sulit untuk menemukan pasangan yang cocok sekarang, dan semakin banyak orang tidak pernah menikah. Apakah Jaemin memahami kebenaran bahwa pernikahan itu berisiko? Apakah buruk untuk menjadi lajang dengannya?

Jeno sangat marah sehingga dia tidak memeluk Jaemin, tapi sekarang Jaemin sedang tidur nyenyak sedang dirinya tidak bisa tidur sama sekali.

Jeno terus bergerak dengan gelisah selama sekitar sepuluh menit, lalu akhirnya menyelinap untuk memeluk Jaemin.

Kali ini Jaemin sudah keterlaluan, setengah jam adalah batas maksimal dirinya merajuk, itu hukuman untuk Jaemin!

Jaemin yg terbangun oleh tindakan Jeno itu bertanya, "Apakah kamu tidak marah padaku lagi?."

"Sangat menarik. apa yang kamu katakan?" Jeno mencibir dan memeluk Jaemin lebih erat, "Kapan aku pernah marah padamu?"

"Oh, tidak apa-apa." Jaemin menepuk tangan Jeno dan terus memejamkan matanya.

Ketika Jaemin tertidur lagi, Jeno mengangkat kepalanya sedikit dan menempelkan pipi mereka.

Merasakan suhu kulit Jaemin, Jeno perlahan menjadi tenang.

(Not) JUST FRIENDS [NoMin]Where stories live. Discover now