Prakata + Prolog

205 73 42
                                    

"Di antara abu kehancuran, keberanian akan menemukan sayapnya."

ִ ֹ ─── 𐘃 ─── ۫ ۪

Salam 6 Agama, semuanya. Melalui cerita ini, penulis berharap pembaca dapat merasakan emosi yang mendalam dan menemukan makna di balik setiap liku-liku yang dihadapi oleh tokoh utama. Selamat menikmati petualangan yang akan membawa anda melampaui batas imajinasi.

Cerita ini spesial untuk event Cakra Writing Marathon Batch 06 C_mediapublisher

Dalam heningnya malam yang gelap, di antara jalinan bintang yang berserakan, kisah ini bermula. Sebuah perjalanan melintasi waktu dan ruang, di mana takdir dan pilihan saling bersuara. Mari kita sambut, dengan hati yang terbuka, dunia baru yang akan terbentang di setiap halaman cerita.

    ִ        ֹ      ─── 𐘃  ───      ۫        ۪   

    ִ        ֹ      ─── 𐘃  ───      ۫        ۪   

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pulau Avalon ditinggali oleh dua ras. Yakni ras manusia dan penyihir. Ras manusia dan penyihir memang bermusuhan. Sehingga, ada tembok berukuran 1 kilometer untuk membatasi antara kawasan manusia dan penyihir. Karena adanya tembok itu, warga bisa hidup tenang di dalam tembok. Ras manusia di pulau Avalon dipimpin oleh Kerajaan Adarlan.

ִ ֹ ─── 𐘃 ─── ۫ ۪

Militer di Pulau Avalon ada dua cabang, Divisi Infanteri 1 memegang peranan krusial dengan kekuatan sekitar 10.000 personel. Mereka secara khusus difokuskan untuk menghadapi ancaman dari ras penyihir. Divisi ini tidak hanya bertanggung jawab atas keamanan pulau dari ancaman eksternal, tetapi juga aktif terlibat dalam misi-misi offensif untuk menanggapi potensi ancaman.

Divisi Infanteri 1 terstruktur dengan membawahi 4 Resimen utama, masing-masing memiliki peran khusus. Brigade Infanteri 1 terlibat dalam pertempuran jarak dekat dan tugas-tugas infanteri. Brigade Infanteri 2 memperkuat kekuatan infanteri dengan fokus pada taktik khusus. Resimen Kavaleri 1 menyediakan dukungan mobilitas dengan pasukan berkuda untuk manuver cepat. Resimen Artileri 1 menanggapi ancaman dari jarak jauh.

Setiap resimen kemudian dibagi menjadi Batalyon, dan setiap Batalyon memimpin beberapa Kompi. Struktur ini memungkinkan Divisi Infanteri 1 untuk memiliki kehadiran yang terorganisir dan efektif, siap merespons berbagai situasi, terutama dalam melawan ras penyihir dan menjaga keamanan Pulau Avalon secara keseluruhan.

Batalyon Kavaleri 1 dalam Resimen Kavaleri 1 di Pulau Avalon merupakan sebuah kelompok elit yang terdiri dari 700 prajurit terbaik dan paling terampil, yang telah menonjol selama pelatihan. Batalyon ini dikenal dengan lambang kuat mereka, 'Pedang Keadilan'. Lambang ini secara visual menggambarkan pedang lancip duo yang terhias pada jubah merah yang dikenakan anggota Batalyon Kavaleri 1.

'Pedang Keadilan' tidak hanya menjadi lambang, tetapi juga menjadi simbol kuat bagi semangat dan tujuan pasukan. Pedang tersebut mencerminkan tekad mereka untuk membawa keadilan bagi manusia yang seringkali menjadi korban perlakuan buruk oleh penyihir. Dalam konteks ini, lambang tersebut menjadi simbol keberanian dan perjuangan Batalyon Kavaleri 1 untuk mengembalikan keadilan di Pulau Avalon.

Jubah berwarna merah yang mereka kenakan bukan hanya sekadar seragam, melainkan sebuah simbol yang memaknai darah yang mereka relakan demi melindungi pulau dan keberanian yang mengalir dalam setiap tindakan mereka. Kombinasi lambang 'Pedang Keadilan' dan jubah merah menciptakan identitas yang kuat, menegaskan semangat juang Batalyon Kavaleri 1 dalam membela keadilan di Pulau Avalon.

Sementara itu, Garnisun memiliki peran yang lebih spesifik dalam menjaga keamanan internal dan melindungi tembok perlindungan. Anggota Garnisun memiliki tanggung jawab utama terhadap pemeliharaan ketertiban di antara penduduk pulau. Mereka juga menjadi garda terdepan dalam melindungi tembok perlindungan dari serangan musuh. Meskipun sebagian besar waktu mereka dihabiskan dengan kegiatan yang kurang terfokus, seperti bermain kartu, mereka tetap siap bertindak jika tembok terancam.

Ketika terjadi serangan terhadap tembok, Garnisun harus segera bertindak untuk mempertahankannya, sambil menunggu bala bantuan dari Divisi Infanteri 1. Ini menunjukkan dinamika kerja sama antara kedua divisi dalam menjaga keamanan Pulau Avalon, di mana Infanteri 1 memiliki peran ofensif lebih besar sementara Garnisun lebih fokus pada pertahanan internal.

Hampir 150 tahun, manusia hidup dengan keadaan damai di dalam tembok. Namun, Hari terburuk manusia datang tiba-tiba. Para penyihir menyerang Distrik Eternity, lalu secara perlahan menyerang bagian lain kawasan manusia.

Bencana yang tak diundang bagaikan mimpi buruk. Apa lagi yang harus para prajurit korbankan untuk melawan penyihir seperti iblis itu? Bahkan hidupnya, jiwanya.

Bunga tanpa nama, gugur pada malam ini. Jangan biarkan kematian mereka sia-sia. Pedang adalah bukti keadilan. Perang adalah kebrutalan yang bodoh. Pedang, darah, panah, dan sihir berterbangan menembus cakrawala.

Sampai tebasan terakhir, untuk apa pedangmu? Dua pedang lancip di kedua tangan. 'Pedang Keadilan' di bagian belakang.

Dari tahun 911, kisah ini dimulai. Bagaimana perjuangan para kadet-109 melindungi umat manusia di Adarlan? Bagaimana mereka mengungkap rahasia yang disembunyikan?

Dendam Eve Pada Penyihir [TAHAP REVISI]Where stories live. Discover now