17.

661 48 6
                                    

Happy reading

First kembali pada tengah malam, dengan pikiran dipenuhi oleh Khaotung dan masa lalu mereka.
First pikir ia cukup mampu untuk mengulang semuanya menjadi seperti semula.
First yang mencintai Amp dan hidup bahagia sebagai seorang suami.
Tapi rupanya itu tak sama lagi jika ada Khaotung, yang tak bangkit dari lukanya datang sebagai pribadi lama.
Khaotung yang membawa lukanya untuk kembali ditunjukkan pada First. Menghukumnya untuk tetap merasa bersalah dengan status calon adik ipar.
Tujuan utama First meminta Khaotung memutuskan Podd tak semata hanya ingin Khaotung terhindar untuk terluka lagi.
Dia juga tak mau melihat Khaotung bermesraan dengan Podd dihadapannya, ia mampu merindu selama 1 tahun pada Khaotung, tapi dihadapkan dengan rasa cemburu karena Podd yang mendapatkan Khaotung  jelas First tak mampu.
First tak pergi karena sudah tak lagi mencintai, ia pergi untuk melaksanakan tanggung jawabnya sebagai suami dan seorang ayah.

"Kau pulang malam."

Khaotung menghela napas kemudian menolehkan kepalanya pada Amp yang terbangun karena suara-suara yang ia keluarkan saat memasuki kamar.
First meminta maaf, ia dan teman-temannya lupa waktu karena terlalu asyik mengobrol.
Toh, besok juga hari libur makanya mereka memutuskan untuk lebih lama lagi berada di bar.

"Kau tahu, aku tidak suka kau berada disana."

"Aku tidak punya tempat lain untuk melepaskan penat."

Amp juga menghela napas pada akhirnya. Semenjak First ia ambil kembali dari Khaotung, tongkrongan First tidak jauh dari club dan bar. Walaupun dia percaya First tak akan melakukan hal macam-macam, statusnya dimata teman-teman Amp sudah cukup buruk, First terlihat seperti pria liar jika tak berada dirumah, padahal dulu tidak seperti itu dan Amp sering kali membujuknya untuk tidak ikut pergi bersama teman-temannya ke bar ataupun Club.
.
.
.
.
Amp sedang mempersiapkan makan siang di meja makan dapur ketika ponselnya berdering, Podd menelponnya.
Podd mencari First, ia sudah menelpon suami Amp beberapa kali tapi tak mendapatkan jawaban lalu Amp pun meminta maaf karena saat ini First sedang bermain bersama Tin di taman, mungkin ponselnya ia tinggalkan di kamar.

"Apa kau perlu berbicara dengannya? Aku akan memanggil First."

'Tidak perlu, lagipula sore nanti aku dan Khaotung akan kesana. Kita ingin berterimakasih pada First'

"Terimakasih?"

'Semalam Khaotung berada di bar temannya, dan disana ia bertemu orang aneh tapi syukurlah ada First yang membantunya.'

Amp langsung menghentikan pergerakan tangannya membereskan piring di atas meja makan, dia mematung sembari mendengarkan setiap kata yang dikeluarkan Podd disebrang sana.
Amp pun segera mengangkat kepalanya saat mendengar bunyi pintu dibuka, dan masuklah First yang menggendong Tin berjalan menuju ke arahnya yang masih mengobrol dengan Podd

"Ya, kita akan menunggu kalian  sore ini."

First mendudukkan Tin di kursi bayinya lalu duduk dihadapan Amp untuk bersiap makan siang.
Amp terlihat ingin marah tapi dia mencoba menahannya sekuat tenaga, senyum ia lemparkan pada First sebelum ikut duduk dan membantu sang suami mendapatkan lauk pauk dan nasinya.

"Podd dan Khaotung akan kemari sore nanti. Mereka datang untuk berterimakasih padamu karena sudah menolong Khaotung di Bar tadi malam."

First menghentikan sejenak gerak tangannya di atas piring lalu menganggukkan kepalanya.

"Kenapa kau tak bercerita padaku?"

First mengangkat kepalanya lalu menatap Amp. "Itu bukan sesuatu yang penting, jadi aku tidak memberitahumu."

"Itu penting karena Khaotung disana."

Amp tetap tersenyum walaupun sebenarnya sekarang ia ingin menghancurkan sesuatu. Darimana pikiran seperti itu datang pada kepala First. Apapun itu tentang Khaotung, jelas sangat penting untuk Amp.
Amp tau bahwa semuanya tidak akan pernah menjadi baik-baik saja lagi setelah kedatangan Khaotung, dan First terperdaya karenanya secepat ini.

-DUDA- (FIRSTKHAO) COMPLETEDWhere stories live. Discover now