Chapter 4 Bertemu

236 9 0
                                    

Navean kini telah duduk dihadapan pria misterius yang mengawasi Kakaknya di acara pesta ulang tahunnya terakhir kali. Butuh usaha untuk dirinya bisa bertemu pria dihadapannya itu. Tentu karena sosok yang ditemuinya bukan sosok yang bisa ditemui sesuka hati sekalipun Navean menggunakan kekuasaan keluarganya.

Keduanya cukup lama berdiam diri tanpa ada yang berminat memulai obrolan.

Pria misterius itu akhirnya memutuskan untuk memulai obrolan ketika Navean yang berada dihadapannya tampak tidak berniat memulai obrolan dan mengutarakan maksud kedatangannya lebih dulu.

"Ada keperluan apa Tuan Muda Vensterlin mendatangiku?"

Mendengar pertanyaan itu, Navean menghela nafas dengan pelan. Aura pria di hadapannya sungguh mengintimidasi. Untungnya pria itu tidak menunjukkan tanda-tanda ketidak sukaan atas kedatangannya.

"Kak Waier..." Navean dapat melihat raut wajah pria dihadapannya seketika berubah serius sesaat setelah ia menyebut nama sang kakak. Navean dapat memastikan bahwa dugaannya  nyata adanya ketika melihat respon pria dihadapannya. Pria dihadapannya ini, mungkinkah akan menjadi kakak iparnya di masa depan?

"Anda mengenalnya bukan?" Lanjut Navean kemudian.

Pria itu terdiam untuk beberapa saat mendengar pertanyaan yang Navean lontarkan hingga kemudian mengangguk pelan.

"Ada hubungan apa anda dengan Kakak saya? Mengapa sepanjang waktu di pesta semalam anda selalu mengawasinya?"

"Saya tidak bisa memberitahumu sekarang tapi yang dapat kamu pastikan saya tidak berniat menyakitinya." Pria itu akhirnya memberi jawaban setelah kembali terdiam untuk beberapa saat.

"Hm, saya mengerti. Lalu sejauh mana tindakan yang telah anda ambil untuk kondisi Kakak saya?"

Pria itu cukup terkejut dengan pertanyaan yang Navean lontarkan barusan sekalipun dirinya telah memperkirakan hal itu sebelumnya. Ia cukup mengangumi kemampuan analisa yang Navean tunjukkan.

"Tindakan yang tidak jauh berbeda dengan apa yang ada di pikiranmu."

🍁🍁🍁

Ditengah pembicaraan keduanya terdengar suara pintu di ketuk. Begitu pria pemilik ruangan itu mempersilahkan untuk masuk, seorang pria kemudian menampakkan dirinya. Pria yang mengantar Navean ke ruangan itu sebelumnya. Navean dapat menduga bahwa pria itu pastilah orang kepercayaan pria dihadapannya ini.

"Maaf mengganggu Tuan Muda, pesanan anda telah siap. Haruskah saya membawanya sekarang?" Tanya pria itu begitu jaraknya sudah dekat dengan sang Tuan Muda dihadapan Navean itu.

Navean dapat melihat pria di hadapannya memberi anggukan untuk orang kepercayaannya itu sebelum akhirnya orang kepercayaannya itu keluar.

"Kita akan makan siang dulu." Ujar pria misterius itu yang tentu membuat Navean terkejut. Ya, ini memang sudah memasuki waktu makan siang tapi dibanding memintanya untuk pergi, pria di dihadapannya justru mengajaknya makan bersama, really? Tidakkah itu cukup aneh untuk mereka yang baru bertemu bahkan sedari awal pembicaraan mereka hingga sekarang keduanya sama sekali belum berkenalan secara resmi.

"Ah, maaf saya mengganggu waktu anda Tuan. Saya seharunya datang ketika waktu istirahat siang selesai." Navean merasa tidak enak hati memaksa bertemu 30 menit sebelum waktu istirahat siang.

"Tidak masalah dan kamu bisa memanggilku Wis." Sikap ramah yang pria di depannya tunjukkan membuat Navean nyaman dan akhirnya mengangguk.

"Baiklah, Kak Wis"

"Sepertinya Kak Wis memang layak untuk Kakakku." Batin Navean memuji

Sebaiknya kau memang tidak mengatakan hal itu dengan suara keras Navean. Pria di hadapanmu pasti akan langsung besar kepala, padahal mah begitu melihat kakakmu semalam gak berani nyapa tuh.

Aku Memilih Menjadi Villainess Donde viven las historias. Descúbrelo ahora