5. Perpisahan

63 7 0
                                    

Sudah terhitung hampir seminggu Karina dan Jeno tidak bertegur sapa, dalam rapat BEM pun keduanya hanya bicara secukupnya. Jeno nampak takut untuk memulai pembicaraan, mengingat disitu juga ada Ningning yang mengawasinya , Jeno tidak mau ambil pusing untuk  berantem dengan sahabat-sahabat Karina. 

Meja kantin yang biasanya Jeno ikut duduk bersama geng Karina ditambah Haechan sekarang diduduki orang baru 2 orang lelaki yang salah satunya Jeno sudah kenal. Lelaki bernama Kenzo yang merupakan sepupu dari kekasihnya . Jeno sedikit tau tentang cowok itu, namun sudah dipastikan dia adalah anak baik-baik yang tidak akan mempermainkan Karina.

Jeno sedang mengantri sandwich sembari memperhatikan gerak gerik Karina, cewek itu tampak sangat akrab dengan Kenzo. Mereka saling bertukar canda, Karina bahkan tampaknya nyaman menyenderkan kepalanya dibahu lelaki dengan rambut sedikit panjang itu. Tiba-tiba mata Karina dan Jeno bertemu mugkin 5 detik, sampai akhirnya Karina memalingkan wajahnya.

Entah apa yang Jeno rasakan belakangan ini, harinya seperti ada yang kurang, tanpa sadar dia masih memesan 2 kopi tiap paginya dan lupa jika Karina tidak akan menerima kopi dari dirinya lagi. Sudah seperti kebiasaan, akan dia akui bahwa sekarang dia sedang sangat merindukan Karina. 

"Kedip broo" ucap Haikal mengagetkannya dari belakang

"Anjirr" ucap Jeno

"Penyesalan emang kadang datang terlambat" ucap Haikal sok bijak

" Apaansih pagi pagi kayak mario teguh" celetuk Jeno

"Jangan kelamaan marahan gini, kalo mau udahan mending baik baik no"

"Tumben lo ngomongnya rada bener" ucap Jeno melihat Haikal heran

"Yee dibilangin juga, ga enak gue ngeliat kalian kayak gini" ucap Haikal sembari merangkul bahu temannya itu

"Nanti kalo ada waktu gue entar ngobrol sama Karina" ucap Jeno

--------------------------------------------------

Karina menyelesaikan beberapa urusan kampusnya di perpustakaan, tidak sadar langit sudah gelap. Gadis itu memperhatikan jam dipergelangan tangannya menunjukan pukul 7 malam. Hanya tersisa beberapa mahasiswa disekitar fakultasnya. Angin dingin menerpa kulit Karina, kemudian gadis itu menutupi rambutnya dengan tudung hoodie kebesaran milik Kenzo. sejak kemarin mereka sepakat untuk bertukar hoodie. Karina belakangan ini menjadi lebih dekat dengan Kenzo.

Kakinya melangkah ke halte busnya, namun ternyata dia ketinggalan bus terakhir. Terpaksa gadis itu mengambil ponselnya untuk memesan ojek online, sebelum tiba-tiba motor yang nampaknya tidak asing muncul didepan gadis itu.

"Belum pulang?" tanya lelaki itu 

Jeno sebenarnya sudah mengikuti Karina sejak melihat gadis itu keluar dari perpustakaan, melihat Karina ketinggalan bus Jeno tanpa pikir panjang langsung melesatkan motornya kedepan Halte.

"Belum, kelewat bus. Ini mau mesen ojek" ucap Karina sedikit canggung

"Gue anterin aja, udah malem. Ada yang mau gue omongin juga" ucap Jeno

Karina sejenak berpikir, kata-katanya pada Jeno kemarin terdengar sedikit kasar dan Karina juga belum meminta maaf. Mungkin ini cara untuk membicarakannya dengan baik-baik.

"Oke" ucap Karina singkat

Lelaki itu tersenyum kemudian menyerahkan helm yang ada di jok motornya pada gadis manis didepannya. Mereka kemudian meninggalkan halte bus itu menuju jalan pulang kerumah. Sepanjang jalan keduanya terjebak dalam pikiran masing-masing. Sampai Jeno memberhentikan motornya di sebuah taman samping kedai kopi kecil di ujung jalan.

Iced Coffe, Please (Jeno  Karina- Bluesy)Where stories live. Discover now