Prelude: The Exiled Prince

4K 270 27
                                    

chenjination, 2023

I believe you can appreciate an
author properly. Please, enjoy.

•*•*•

"Putra Mahkota pasti sangat menantikan hari pernikahan kalian."

Jisung hidup dengan keyakinan bahwa dia suatu hari nanti akan jadi pendamping Raja. Ayahnya yang merupakan seorang penasihat kerajaan yang besar, ikut memupuk keinginan Jisung hingga kuat. Laki-laki bertubuh semampai itu selalu berusaha keras; bukan hal mudah memenuhi standar sebagai calom suami Putra Mahkota.

Sesuai peraturan yang sudah dibuat oleh Raja dan Ratu terdahulu, seorang Putra Mahkota harus menikah ketika menginjak umur 25 tahun. Pernikahan itu akan dilaksanakan besok dan Jisunglah calon suaminya.

Jisung berhasil melewati seleksi ketat yang dilakukan Ratu serta kabinet. Selain rupa, kemampuan dan bakat, koneksi untuk bisa menjadi anggota kerajaan juga amat penting, apalagi bagi bangsawan yang tidak dalam garis keturunan Raja dan Ratu, seperti Jisung.

Satu minggu sebelum pernikahan, Jisung sudah diboyong dari rumahnya ke kastil. Kabinet di era modern tidak terlalu kejam untuk melakukan pernikahan secara langsung tanpa mengenalkan calon pengantin satu sama lain.

Jisung sudah bertemu Sang Putra Mahkota. Beliau memukau. Seperti yang sudah Jisung duga, dia langsung jatuh cinta. Bukan cuma tentang parasnya, tapi Jaehyun juga punya jiwa yang hangat. Hanya dalam beberapa kali pertemuan, Jisung semakin yakin untuk menghabiskan hidup bersamanya.

"Benarkah?" tanya Jisung kepada ajudannya. Dia sedang melahap makan siang. Sebelum menikah, dia harus tinggal di paviliun tiga, di belakang kastil Redgard yang merupakan tempat tinggal Ratu.

"Surat dari Prince Jaehyun, My Lord."

Tanpa melirik makanannya lagi, Jisung langsung membuka surat tersebut. Setelah membacanya, laki-laki manis itu langsung beranjak.

"Mau kemana, My Lord?" Ajudan Jisung yang selalu lima langkah di belakangnya, bertanya.

"Paviliun satu."

"Y-ya?! Menemui His Highness?! Tidak boleh!" tegas ajudan itu.

"Kamu tidak punya hak untuk melarang-larang aku." Jisung masih melangkah dengan ringan di atas sepatu bot cokelatnya.

"Ya. Tapi saya memiliki hak untuk mengarahkan Anda, My Lord."

"Kamu ini—"

"Kedua calon pengantin tidak boleh bertemu selama sehari penuh sebelum dinikahkan." Sebenarnya ajudan itu cukup lelah mengikuti langkah kaki Jisung yang begitu cepat dan tergesa. "Itu peraturan yang sudah ditetapkan."

"Jaehyun ingin menemuiku dan dia bilang ini penting!" balas Jisung sambil berhenti dan menyerahkan secarik kertas itu ke ajudannya.

"Tidak boleh, Lord Jisung. Saya tidak akan membuka pintu paviliun. Begitupun dayang-dayang di paviliun satu."

"Terserah kalian saja!" Jisung berbalik dan masuk ke kamarnya.

"Jangan masuk!" titah Jisung keras, membuat si ajudan hanya diam melihat pintu besar ditutup kuat dan mengambil jarak lima langkah dari daun pintu.

•••

Jisung mengendap-endap di bagian belakang paviliun satu. Dia hampir mati penasaran setelah membaca surat dari Putra Mahkota.

"Jisung, maaf. Temui aku, ada hal yang harus aku beritahu. Hal yang sangat penting. Aku harap kamu benar-benar datang.

Jaehyun."

Adipati, ChenjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang