Epilog:Retrouvailles

1K 62 11
                                    

.

***

____________________
__________________________

"Jun,Jay belum pulang sama sekali"

Jun melirik ke arah jam dinding lalu mengernyit.Sudah hampir malam hari,tapi adiknya belum pulang. "Ah,benar juga"

"Bisakah kau mencarinya?"pinta ibunya dengan nada suara yang khawatir.

Jun mengangguk setuju,ia masuk ke dalam kamarnya untuk mengambil jaket.lalu pamit pada ibunya untuk mencari adiknya.Ada perasaan tidak enak dalam hatinya tapi segera ia tepis perasaan itu dan membuat kepalanya berpikir positif.

Adiknya,Jay. Bukanlah adik ya yang ia dahulu kenal.Dalam waktu sesingkat ini semenjak kejadian itu,ada banyak hal yang berubah dalam dirinya.Jay memang pandai menyembunyikan perasaannya tapi bukan berarti semua orang tidak bisa melihatnya.

Jun menyadari betapa depresinya adiknya itu.Perasaan bersalah terus menghantui dirinya.Jun dan ibunya sudah mencoba membantu Jay untuk melepas kepergian sunghoon secara perlahan lahan.

Hanya saja, sebesar apapun perjuangannya untuk melepaskan sunghoon,tetap saja perasaan itu akan terus membekas dalam diri adiknya.

Emosinya semakin tidak stabil dan dia masih menolak menerima kenyataan.Jun mengetahui kebiasaan lama yang dimiliki adiknya itu.Maka dari itu ia melangkahkan kakinya menuju ke rumah sunghoon.

Tapi adiknya tidak ada di sana.

"Dia sudah pergi sejak tadi dan aku berkata kepadanya untuk berhenti datang ke tempat ini.Jay harus melanjutkan hidupnya,walau tanpa kehadiran sunghoon.

Wanita itu benar.Namun akan sulit untuk melakukannya,jika Jay masih menolak untuk melepaskan kepergian sunghoon.
Terkadang masa lalu memang seharusnya tetap berada di masa lalu,tidak perlu terus terusan membawanya selama hidup.

Namun meninggalkan perasaan itu begitu saja di masa lalu bener bener sulit untuk dilakukan.

Jun tahu,ia sudah melihatnya dengan mata kepalanya sendiri.Bunga segar di atas makam sunghoon membuktikan bahwa hal itu memang benar adanya.
Manusia mungkin akan melupakan memorinya seiring berjalannya waktu,tapi perasaan tidak akan memudar begitu saja di dalam hati mereka.

Adiknya tidak ada di tempat itu,tapi jejaknya tertinggal cukup jelas.Perasaan lamanya juga terukir dengan jelas di tempat itu,masih ada kenangan akan laki laki itu yang tertinggal.Jun berdoa sebentar di sana untuk roh sunghoon.Namun ia tidak bisa tinggal lama di tempat itu,ia harus mencari Jay.

Satu satunya tempat terakhir Yanga da di pikirannya hanyalah pohon itu.Pohin besar yang ada di kenangan adiknya dan yang selelu dibicarakan setiap malamnya.Jay mungkin berada di sana.
Jun yakin akan hal itu.Hanya saja setiap langkahnya terasa semakin berat dan hatinya merasa gelisah.

Ia tidak begitu tahu pasti letak pohon itu,jadi ia menghubungi ponsel adiknya begitu ia berada di dekat lokasi.Ponsel milik Jay berbunyi dari kejauhan dan Jun mengikuti suaranya.

"Jay kenapa kau tidak mengangkat ponsel-"

Jun membeku sesaat di tempatnya,saat ia melihat tubuh adiknya terkapar di tanah dengan tali yang putus melingkar di lehernya. Tangannya dengan erat menggenggam sebuah kertas.
Tanpa banyak berpikir Jun langsung menghubungi ambulans dengan panik dan ketakutan.

Hari itu,Jay mencoba melakukan buhuh diri.

***

Hari itu juga,Jay di nyatakan meninggal dunia akibat kematian pada otaknya yang di sebabkan oleh patah tulang leher karena aksi gantung diri yang dilakukannya.

ORPHEUS || Jayhoon [END]Where stories live. Discover now