Chapter 11

16.2K 293 18
                                    

Kali ini kamar pribadi Davin menjadi pilihan Davin untuk menggagahi Erina, yang telah pasrah dalam gendongannya.

Davin yakin jika Erina sama sekali belum pernah masuk ke dalam kamarnya, maka Davin akan mengenalkan kamar miliknya, sekaligus memberikan pengalaman pertama, yang tidak akan pernah Erina lupakan seumur hidupnya.

Dengan hati-hati, Davin membaringkan tubuh Erina di tengah ranjang yang berukuran king. Davin juga membantu tanktop dan bra Erina agar benar-benar meninggalkan tubuh Erina, yang telah telanjang sepenuhnya.

Sadar jika dirinya masih berpakaian lengkap, maka Davin dengan mandiri menanggalkan kemeja dan celana bahannya, kini tubuh Davin hanya terbalut boxer pendek di mana tonjolan jelas terlihat di pangkal pahanya.

Erina terkesima melihat tubuh tegap dan berotot Davin yang telanjang, bahunya yang kekar layaknya gapura kabupaten, terlihat sangat mudah jika ingin meremukkan tubuh Erina.

"Suka?" Davin membawa tangan kanan Erina untuk menyentuh dada dan perutnya yang kotak-kotak.

Erina menggigit bibir saat merasakan betapa keras dan kencangnya otot tubuh Davin yang tengah dijelajahi tangannya.

"Om pasti rajin olahraga ya?" Erina menatap Davin setelah menarik tangannya, meninggalkan tubuh Davin yang tadi dirabanya.

Davin mengangguk, membenarkan. "Saya suka sekali berolahraga karena membuat tubuh saya jadi lebih sehat. Hari ini pun saya akan berolahraga sama kamu, Erina. Saya yakin ini olahraga paling favorit di hidup saya."

"Ma-maksudnya?"

Davin tersenyum mesum sambil mencolek sisa cairan Erina lalu menjilatnya, "Mulai hari ini kamu akan jadi partner olahraga saya. Saya yakin tubuh saya akan jauh lebih sehat lagi nantinya."

"Om..."

"Kamu suka olahraga gak?"

Erina menggeleng, "Aku pemalas, Om. Mungkin sebulan sekali baru olahraga, itu pun jarang."

Davin tersenyum lagi penuh makna, "Mulai hari ini, kamu akan berubah jadi suka olahraga karena saya, Erina."

Erina hanya menggigit bibir, menunggu apa yang akan lakukan Davin di tubuhnya. Ia sudah sangat pasrah dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.

Tahu jika ini pengalaman pertama Erina, jadi Davin tidak ingin terburu-buru walaupun nafsunya telah menggunung tinggi.

Kembali Davin mensejajarkan kepalanya di depan kewanitaan Erina yang lagi-lagi telah Davin posisikan untuk mengangkang.

"Om..." Erina menatap Davin yang dengan sengaja bernapas di depan lubangnya, memberikan kesan geli dan menggelitik di sana.

Davin masih saja dibuat kagum oleh betapa ranumnya kewanitaan Erina, sampai-sampai Davin betah untuk terus memandangi dan menghirup harum aroma khasnya.

"Udah, Om. Aku malu..." bisik Erina yang berusaha merapatkan kedua kakinya.

"Santai, Erina." Davin menahan kaki Erina agar tetap mengangkang lebar-lebar untuknya.

Tak berselang lama, Davin kembali mencumbu milik Erina dengan mulutnya yang bergerak lapar seperti ingin memakan kewanitaan Erina.

"Om Davin..." Erina bergerak tak karuan saat jilatan demi jilatan Davin lakukan di bagian dalam kewanitaannya.

Davin sangat bersemangat untuk mencumbu terus milik Erina, agar nafsu gadis itu tidak padam dan siap jika sebentar lagi dimasuki olehnya.

"Ahh..." Erina terus mendesah saat kini klitorisnya ikut dikulum lembut, lalu ditarik pelan oleh gigi Davin yang jahil.

SUGAR DADDY | 21+ [TAMAT - PART LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang