Tersenyumlah

28 1 0
                                    

Senyum, kata orang senyum itu membuat seseorang terlihat cantik tapi bagiku senyum itu justru membuat ku terlihat buruk. Apalagi jika di foto dengan kamera, sejujurnya aku tidak suka di foto, senyumku benar-benar terlihat buruk. Tapi itu sebelum aku mengenalnya, dia seseorang yang membuatku bisa kembali tersenyum, dan setuju jika tersenyum itu memang membuatmu lebih cantik, dia juga yang membuatku bisa tersenyum di depan kamera, karena dia aku jadi menyukai senyumku.


~~~~~~~

Halo, Namaku Azalea, orang-orang biasa memanggil ku Lea, aku memiliki teman bernama Ian, dia teman pertamaku di tempat ku berkuliah, dia orang yang ceria, ramah, dan membawa energi positif disekitarnya, berbeda sekali dengan ku, yang berkebalikan dengan itu. Baiklah ayo kita mulai....

Hari ini adalah hari kunjungan ke rumah sakit jiwa, ya aku sedikit antusias, ini menarik menurutku tetapi sayang sekali harus berakhir dengan cepat.

"Semuanya, ayo berkumpul. Kita akan mengambil foto untuk dokumentasi kegiatan kita hari ini" ucap ketua kelasku. 

Lalu kami pun berkumpul di depan gedung rumah sakit jiwa tersebut dan mengambil foto untuk dokumentasi, disana kami meminta tolong kepada salah satu pegawai untuk mengambil foto tersebut.

"Oke, semuanya berpose... 1,2,3 *ckrik* oke ayo sekali lagi... " Kata pegawai tersebut dan mengarahkan kamera ponsel kepada kami. 

Akhirnya hari ini pun berakhir dan acara berjalan lancar.

Keesokan harinya setelah kuliah berakhir seorang teman datang menghampiri ku, "Lea, ada yang ingin kukatakan padamu" kata orang tersebut, ya dia Ian.

"Ada apa?"

"Ayo kita ke taman dulu, aku juga ingin menunjukkan sesuatu kepada mu" ajak Ian kepada ku.

"Hmm, baiklah"

Lalu kami pun keluar dari kelas dan menuju ke arah taman berada.

"Nah ayo duduk di situ saja" kata Ian, menunjuk sebuah gazebo di taman.

"Baiklah" aku pun mengiyakan dan mengikuti nya ke gazebo.

"Jadi, ada apa?" Tanyaku.

Ian pun mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan hasil foto kunjungan kemarin. 

"Ya itu bagus, aku juga sudah melihatnya" kata ku.

"Bukan itu maksudku, coba lihat dirimu di foto tersebut, aku merasa aneh saja, mengapa kau sama sekali tak tersenyum sedikit pun?" Tanya Ian yang merasa aneh dengan aku di foto tersebut.

"Aku akan terlihat jelek di foto bila aku tersenyum, apalagi di foto dengan kamera belakang, aku jadi tidak bisa melihat ekspresi wajah ku" jelas ku pada Ian.

"Hah? Jelek apanya? Kau itu cantik tau, lagi pula siapa orang yang mengatakan kalau kau jelek saat tersenyum, hah?" Tanyanya dengan sedikit nada yang mulai meninggi.

"Orang tua ku yang mengatakannya sendiri, lebih tepatnya ayah ku, dia bilang aku terlihat jelek jika aku tersenyum, walaupun itu waktu aku kecil sih" kata ku menjelaskan nya kepada Ian, dan wajahnya tampak tidak percaya.

"Serius, orang tuamu sendiri? Bagaimana bisa?" Tanya Ian, benar saja, dia tidak percaya kan.

"Iya, itu memang benar. Jadi saat aku kecil, ulang tahun ku pernah dirayakan, tanpa sadar aku sering tersenyum karena aku merasa senang dan gigi ku terlihat, nah Ayahku bilang "Jika sedang di foto jangan tersenyum seperti itu, kau terlihat jelek. Tersenyum tipis saja" oleh karena itu sampai sekarang aku jadi tidak suka senyum ku" jelas ku singkat.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 06, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

TersenyumlahWhere stories live. Discover now