📖 00

78 8 0
                                    

Aksara punya alasan mengapa dia tidak menyukai hujan.

Pertama, dia tak memiliki jas hujan yang bisa dia gunakan saat tetes-tetes air itu jatuh ke bumi. Jikalaupun ada, itu hanya jas hujan berwarna hijau neon milik sang adik, Nara. Jas hujan yang tidak akan pernah sudi Aksa gunakan meski hanya jas berwarna mentereng itu yang tersisa dirumahnya.

Aksa akan lebih memilih basah kuyup dibanding mempermalukan dirinya sendiri.

Terang banget warnanya, gw ngerasa jadi kayak stabilo berjalan.

Kedua, hujan membuat semua cucian mamah tidak kering. Ini akan menyulitkan semua anggota keluarga selain mungkin Bang Joshi yang tidak akan pernah mengganti bajunya sama sekali selain baju partai yang dia dapat dari lemparan seorang Caleg saat dirinya melintas sebuah jalan bersama Aksa setahun silam.

Kalau abang Joshi suruh milih antara Mba Kintani sama kaus partai, gw yakin 100% Mba Kintani bakal kalah. Secinta itu Bang Joshi emang sama kaus partai.

Ketiga, entah mengapa hujan selalu membawa kabar duka baginya. Kepergian bapak, putusnya Raksi dengan mantan kekasihnya, Julian.

Serta hari-hari kelabunya yang justru dimulai dari sebuah kalimat singkat Raksi.

"Sa...aku mau jadi pacar kamu."

===================================

Cerita ini adalah kisah tentang fase menyambut, bagaimana merayakan kehilangan, sembuh dari banyak luka dan patah, serta menikmati rasanya bertumbuh.

Cerita tentang hal biasa yang dialami manusia manapun dimuka bumi, termasuk Aksara.

*

*

*

Selamat datang di ..

Narasi Aksara.

Narasi Aksara📖Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu