5. Anti-Hero

165 27 0
                                    

Kini Ezra duduk di sofa kecil di kamar Roseanne, sedangkan gadis itu tiduran di atas ranjangnya.

"Lo kenapa tiba-tiba ke sini?" tanya Roseanne.
"Emang kenapa? Kayak nggak pernah aja," jawab Ezra.
"Ya nggak masalah, sih," ucap Roseanne.

Roseanne tiba-tiba bangkit dari posisi tidurnya menjadi duduk di atas ranjang.

"Lo tau nggak, sih, Zra," ucap Roseanne.
"Apa?" tanya Ezra.
"Cewek yang di bawah tadi, itu pacarnya Kak Julian," ucap Roseanne pelan.
"Kak Ian punya cewek?" tanya Ezra.
"Ya itu. Kak Emily," jawab Roseanne.
"Gue kira Kak Ian suka sama lo," ucap Ezra sambil menatap Roseanne.

Gadis itu segera mengalihkan pandangan dan merapikan rambutnya.

"Gue sama Kak Ian udah kayak saudara," jawab Roseanne.

Ezra memilih untuk diam dan terlihat berpikir.

"Mau makan, nggak?" tawar Roseanne.

Ezra tidak menjawab.

"Gue mau turun bentar, kalo lo nggak mau, ya, tunggu sini aja. Gue bentar doang," ucap Roseanne. Gadis itu segera berdiri dari duduknya dan berjalan menuju pintu kamar. Sesaat setelah Roseanne keluar dari kamar, Ezra berdiri dan mengamati foto-foto yang terpajang di kamar Roseanne.

Ezra mengambil album foto lama milik Roseanne yang dulu sering gadis itu tunjukkan padanya. Ezra banyak menemukan foto Roseanne dengan Bryan, dan bahkan Julian.

"Gue suka sama lo, Roseanne," ucap Ezra.

—----

"Jadi, Kak Ian beneran kuliah di Australia?" tanya Roseanne.

*Roseanne memanggil Bryan dengan nama Ian juga.

"Iya. Gue udah keterima di University of Melbourne. Jadi, selama gue kuliah, jaga diri lo baik-baik," ucap Bryan.

"Mama mau susul papa ke Amerika buat urus bisnis papa kamu. Bisa aja mama baru pulang 1-2 tahun lagi," jelas Zoe.

"Terus Roseanne gimana, dong?" tanya gadis itu.

"Makanya, cantik, jaga diri baik-baik. Selalu pastiin rumah di kunci. Apa perlu ada yang nemenin kamu?" tanya Zoe.

"Roseanne bukan anak kecil, Ma. Harus bisa mandiri," ucap Bryan.

"Tapi Roseanne masih belum berani sendirian di Indonesia kayak gini," ucap Roseanne.

"Coba panggil Ezra ke sini," ucap Zoe.

Tak lama, Roseanne turun bersama Ezra.

"Kenapa, Tante?" tanya Ezra.

"Ezra, tante titip Roseanne, ya. Juli nanti, Bryan berangkat ke Australia untuk kuliah. Tante juga harus susul Om ke Amerika selama kurang lebih satu tahun," jelas Zoe.

"Tante tenang aja. Ezra bakal jagain Roseanne, kok," ucap Ezra.

"Makasih, ya, Ezra," ucap Zoe.

"Aku mau ke kamar," ucap Roseanne.

"Biar Ezra yang urus Roseanne, Tante. Nggak perlu khawatir." Ezra segera menyusul Roseanne.

Roseanne menaiki tangga dengan buru-buru dan tidak sengaja menabrak Julian.

"Lo kenapa?" tanya Julian saat melihat mata berair Roseanne.

Gadis itu tidak bisa lagi menahan air matanya dan menangis di hadapan Julian.

Julian hanya diam dan menarik gadis itu ke dalam pelukannya. Sesekali mengelus pelan pundak Roseanne.

Gadis itu menangis terisak dan meremas baju yang dipakai Julian.

Di sisi lain, Ezra yang menyusul Roseanne melihat gadis itu menangis di pelukan Julian dan memilih untuk tetap diam di tempatnya. Bersandar pada sisi handle tangga.

"Julian" panggil Emily pelan.

Julian menoleh pada Emily dan menyuruh gadis itu kembali ke kamarnya dengan kode tangan.

Emily pun menuruti perintah Julian. Walaupun hatinya sakit melihat pacarnya memeluk perempuan lain di depannya.

Emily bahkan berkaca-kaca menahan rasa sakit di hatinya. Emily tau perasaan apa yang dimiliki Julian untuk Roseanne di masa lalu. Entah apa perasaan itu sudah sepenuhnya menghilang atau masih tersisa.

"Em?" tegur Chloe.
"Kenapa?" tanya Emily.
"Lo yang kenapa?" tanya Chloe.
"Nggak kok," jawab Emily.

Kembali lagi ke Roseanne, kini isakan gadis itu mulai mereda. Ia pun menarik diri dari pelukan Julian.

"Sorry, Kak. Gue nggak maksud—"
"Udah baikan?" potong Julian.
"Iya. Thank you, and once again, I'm sorry. Gue impulsif banget. Sorry ya, Kak. Gue nggak enak sama Kak Emily, kalau dia tau," ucap Roseanne.
"Stop, Roseanne. Gue tanya keadaan lo. Nggak ada hubungannya sama Emily," ucap Julian.

Ezra kini beranjak dari tempatnya dan menemui Roseanne.

"Lo nggak papa?" tanya Ezra, menginterupsi keduanya.
"Nggak papa, Zra," jawab Roseanne.

Ezra mengangkat tangannya untuk mengusap pipi Roseanne yang basah.

"Nggak usah nangis gitu. Kan, ada gue," ucap Ezra.

Ezra mengusap pipi Roseanne sebelum akhirnya mencubit pelan pipi gadis itu.

"Ayo ke kamar. Nggak usah sedih mulu. Gue sama Roseanne permisi ke kamar dulu, ya, Kak," pamit Ezra.

"Makasih, Kak," ucap Roseanne.

Julian mengamati pergerakan dua sejoli itu hingga mereka masuk ke dalam kamar Roseanne.

Katakan Julian jahat. Namun, Ia masih memiliki perasaan untuk Roseanne. Melihat Ezra dan Roseanne cukup membuatnya merasakan perasaan yang tidak seharusnya Ia rasakan terhadap Roseanne, cemburu.

thank you for reading <3

2 part lagi end ya

champagne problems | Jaerose✔Where stories live. Discover now