Part 35: War Is Hell

12.8K 1.5K 400
                                    

Song request: Lay All Your Love On Me
By: ABBA
Don't forget to play the song

Huft.. Kita masuk detik-detik peperangan, jujur sangat sangat tidak mudah membuatnya. Mom suka nunduk sambil peluk lutut karena sudah pusing mikirinnya.

*Jika ada typo tandai lewat komentar ya
*Kita mulai, semoga cukup memuaskan

*Jika ada typo tandai lewat komentar ya*Kita mulai, semoga cukup memuaskan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Persiapan peperangan telah selesai dilaksanakan. Pasukan dari Maya pun telah berangkat menuju Victoria bersama ketua Sparta, beramai-ramai membawa berbagai macam senjata.

Para penduduk telah mengucapkan perpisahan kepada para pasukan peperangan. Orang tua kepada anaknya, ayah kepada keluarganya, kekasih kepada pasangannya

Wajah-wajah sedih jelas terlihat mengenang dua kemungkinan yang ada, pulang dengan selamat namun dalam keadaan terluka atau tidak pulang sama sekali.

Inilah yang dikatakan bahwa perang adalah... neraka dunia. 

H- 1 Minggu Peperangan, 22:00

Taeyong perlahan memejamkan matanya, lekuk tubuhnya kini dibaluti pakaian biru muda yang hanya sepanjang lutut, menampilkan mulusnya kaki dengan kulit putih khas Maya tersebut. Indah.

Dirinya menghela nafas, membuka mata perlahan dengan tatapan sendu pada pakaian militer di depannya.

"Seminggu lagi." Gumam Taeyong gemetar, perlahan mendongak kearah pria tersebut. "Alexander.."

Jaehyun meraih jemari Taeyong untuk ia kecup punggung tangannya.

Cup..

"Apa yang anda resahkan?" Tanyanya rendah.

Helahaan nafas Taeyong semakin berat, perlahan mengelus dada bidang pria yang menyempatkan diri untuk menghabiskan waktu dengannya itu sebelum pergi ke medan perang Victoria

Tatapan Taeyong amat sendu, memikirkan besarnya peperangan, besarnya jumlah korban dan mara bahaya nantinya. Akankah mereka akan menang?

"Kau dan semua prajurit kita." Gumam Taeyong.

"Tak ada perdamaian tanpa peperangan, tiada peperangan yang tak menyebabkan korban." Jawab Jaehyun membuat dada Taeyong semakin sesak.

Ia tau, sangat mengetahui hal itu. Namun, "Aku takut.." Lirihnya.

Jenderal angkatan darat itu menunduk, hingga tatapan mata mereka semakin dekat kala jemari Taeyong meremas pakaian militer pria ini.

"Kami pergi dengan kebanggan, kami pun mati membawa kebanggan." Suara rendah Jaehyun.

Nafas Taeyong bagai tercekat, dirinya berjinjit lantas mencium bibir Jaehyun sembari memejamkan mata

Chuu..

Tak puas, Queen Maya itu melingkarkan tangannya pada leher kokoh sang kekasih. Dilumatnya bibir Jenderal itu sembari terus berjinjit, hingga bunyi khas berciuman terdengar

Jenderal .J. ✔️[Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang