prolog-2 [ last ]

469 42 3
                                    

Leo mengangguk dan berangkat berasama kedua kembarannya. Selama perjalanan muka Leo datar, membuat kedua kembarannya bingung terhadap si bungsu.

~~~

Selama ospek hari pertama mereka bertiga. Hanya Leo lah yang memasang ekspresi datar dan sedikit ada kesedihan. Leo sudah di tanya oleh kakak pembina, mungkin Leo sakit. Tetapi jawabannya tentu saja tidak.

Perasaan Leo yang terlalu mengkhawatirkan kakaknya —Zayyan— membuat ia gagal fokus di hari pertamanya. Ia bahkan hampir di hukum oleh kakak pembinanya. Padahal kakak pembinanya sudah menyuruh Leo untuk beristirahat. Ia —kakak pembina— khawatir dengan keadaan Leo, mungkin Leo sakit tetapi tetap memaksa untuk mengikuti ospek.

Sing dan Davin hanya bisa menghela nafas. Mereka paham dengan perasaan adiknya. Justru mereka juga ikut khawatir dengan keadaan kakak kesayangannya. Tetapi mereka tetap fokus dengan ospek.

~~~

Tak terasa ospek hari ini berjalan lebih cepat dari biasanya. Trio kembar itu segera mengemaskan barang barang mereka dan segera pulang. Tak lupa mereka mampir ke supermarket untuk membeli buah yang akan di berikan ke kakak kesayangannya. Mereka juga membeli camilan dan minuman untuk kakak kakak lainnya.

"Udah cukup kan?" tanya Sing. Ia mengecek belanjaan mereka. Takut ada barang yang tak di butuhkan yang mereka beli. Lalu sing mengecek isi dompet nya, ia tersenyum menatap Davin dan Leo.

Davin paham. Ia memberikan beberapa lembar uang merah kepada sing. "Nih. Kebiasaan deh kalo mau belanja" ujarnya sambil memberikan uang itu.

Sing menerima uang itu. "Ehehe. Ya maaf, namanya juga kurang duit" Balasnya. Ia segera membayar belanjaan yang mereka beli.

Setelah membayar. Trio kembar itu keluar dari supermarket dengan menenteng plastik yang berisi buah dan makanan yang mereka beli. Mereka menunggu di halte untuk menaiki bus.

Cuacanya sedang mendung. Untung saja masih belum hujan. Tepat saat bus datang, hujan gerimis pun turun. Mereka ber3 segera masuk ke dalam bis dan tak lupa membawa belanjaan mereka.

Selama perjalanan, Trio Kembar itu diam saja. Tidak ada obrolan di antara mereka. Leo yang duduk di dekat jendela, melamun sembari mendengar musik dengan earphone nya dan menatap ke arah luar jendela. Sing hanya bermain handphone nya. Dan Davin sendiri fokus melihat sopir bus yang sedang menyopir, setiap ia menaiki bus, pasti Davin selalu terfokus kepada sopir itu.

~~~

Mereka ber3 sampai di rumah tepat hujan turun deras. Untung saja mereka tidak basah kuyup. Tentu saja, lex membantu mereka ber3 membawa belanjaan mereka ke dapur. Trio itu mengikuti lex dan meletakkan belanjaan mereka di atas meja makan.

Setelah meletakkan belanjaan. Leo si bungsu berlari terbirit-birit menuju kamar kakaknya. Tentu saja Zayyan, siapa lagi jika bukan Zayyan. Di sana, ia melihat kakaknya sedang duduk dan menonton netflix di laptop nya.

Zayyan sedikit kaget dengan kedatangan Leo. Ia tersenyum "Sini dek" Zayyan menyuruhnya duduk di sampingnya. Leo tak menolak, justru ia malah langsung duduk dan memeluk kakaknya. Zayyan mengelus surai adiknya, ia terkekeh dengan perilaku adiknya yang menggemaskan.

"Gimana ospek nya? Lancar gak?" Zayyan membuka obrolan dengan pertanyaan pertanyaan. Leo mengangguk "Abang gimana?" Tanya nya balik. "Abang udah mendingan kok. Jangan terlalu khawatir, abang itu kuat" jawabnya dengan sedikit candaan.

Leo mengerucutkan bibirnya. "Gimana gak khawatir!" Ujarnya sambil melepas pelukannya. "Tadi abang panas banget tau!, kalo aja Leo gak masuk kamar abang, mungkin gak akan ada yang tau kalo abang lagi sakit!" Lanjutnya. Sepertinya ia kesal terhadap kakaknya.

Zayyan terkekeh. Ia lagi lagi mengelus surai adik bungsunya itu "Abang baik baik aja. Selama Leo baik, abang ajay juga pasti baik" Ujarnya, lalu tersenyum menatap si bungsu. "Lagian ya, kamu jangan terlalu khawatirkan orang lain, khawatirkan diri kamu sendiri! Ngerti?" lanjutnya, dan hanya di balas anggukan oleh adiknya.

Mengkhawatirkan orang lain? Justru Leo selalu mengkhawatirkan Zayyan dari pada orang lain. Bahkan ia jarang mengkhawatirkan dirinya sendiri.

"Abang!" Panggil seseorang yang datang datang mendobrak kamar Zayyan. Siapa lagi jika bukan Sing. Si tukang ngegas yang tak mengkhawatirkan perasaan orang yang kaget. "Sing bawa buah kesukaan abang nih! Di makan ya!" ujarnya dengan nada sedikit tinggi.

"Aduh sing, jangan teriak teriak. Kak ajay gak budeg kok" Ucap zayyan sambil menutup kedua telinganya. "By the way, thankyou ya. Repot banget sampe bawain buah" ujarnya, ia menerima buah yang di bawa oleh adiknya.

Sing menggeleng. "Gak ngerepotin kok! Asal itu kak Ajay!" Ujarnya. Hanya mendapatkan kekehan dari Zayyan. "Makan yang banyak ya kak, nanti biar lekas sembuh!" lanjutnya dengan senyuman menunjukkan giginya.

Zayyan tersenyum, ia mengelus surai adiknya—sing—. "Pasti kok" Balasnya.

Beberapa menit kemudian. Davin datang membawa makanan dan minuman ke kamar Zayyan. "Abang Zayyan" Panggilnya Lembut. Ia duduk di sebelah Leo dan meletakkan makanan dan minuman yang di bawanya.

"Astaga. Kalian repot banget, sampe bawa buah, makanan, minuman" ucap Zayyan. Ia tersenyum "Makasih ya adik adik abang". Hanya di balas cengiran dan senyuman hangat oleh ketiga adiknya.

Betapa sayangnya ketiga bocah itu kepada kakaknya. Mereka sampai rela menghabiskan uangnya untuk membeli makanan serta minuman hanya untuk Zayyan. Dan untuk kakak kakak lainnya juga. Mereka sangat nyaman saat berada di samping Zayyan. Rasanya hangat dan nyaman.

Semoga abang ajay lekas sembuh. Batin Leo. Ia sangat mengharapkan jika besok Zayyan sudah sembuh.

Sing mau jadi obat, biar bisa jagain abang dari penyakit. Batin sing. Siap menjadi obat untuk Zayyan. Kapan saja dan di mana saja.

Davin sayang abang. Batin nya. Sedikit berbeda namun ia sangat menyayangi Zayyan.

~~~

Zayyan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zayyan

Kakak yang menjadi perebutan 3 adik kembarnya. Tidak, bukan hanya 3 adik kembar saja, tetapi semua adiknya.

Ia seperti magnet yang membuat logam menempel padanya, sama seperti adik adiknya. Termasuk kakaknya juga.

TBC~

Maaf yaa kalo ceritanya garing╥﹏╥
Aku gada ide cerita lagii.

Kalian boleh req di eps pertamanya

Jangan lupa vote yaaa

9 Sodara [ Xodiac ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang