Chapter 2. Tamu Kerajaan Timur

0 0 0
                                    

Viona sudah mandi dan saat ini para Pelayan sedang menyisir rambutnya. Viona pun menatap dirinya di cermin, dia masih belum terbiasa dengan hal macam ini. Sebab, dia ketika di rumah Viona begitu mandiri dan selalu melakukan apa-apa sendiri. 

Karena kedua orang tuanya mengajari Viona serta kakaknya untuk tidak ketergantungan dengan orang lain. 

“Pelayan, memangnya ada acara apa? Kenapa aku harus memakai pakaian menyebalkan ini?” tanya Viona.

“Raja dan Ratu dari kerajaan timur akan datang, mereka ingin bertemu dengan Putri Marissa dan Putri Nara,” jawab salah satu Pelayan.

Viona mengernyit. “Untuk apa mereka ingin bertemu dengan ku?” 

“Kami kurang tahu, Tuan Putri …,” ujar Pelayan A.

“Cih, menyebalkan sekali … Aku mengantuk dan aku sangat malas jika harus menemui mereka,” gerutu Viona membuat para Pelayan saling bertatapan satu sama lain.

Mereka merasa ada yang berbeda dari tingkah laku Tuan Putrinya. Dan setelah beberapa menit kemudian, Viona sudah selesai lalu para pelayan menyuruh Viona untuk keluar. Karena sebentar lagi tamu akan datang.

Semua menatap kagum kepada Viona sebab, Viona begitu anggun dan cantik walaupun dipoles make up tipis. Akan tetapi, tatapan Viona masih saja dingin membuat para prajurit merinding.

“Tuan Putri Marissa … Sudah datang!” teriak Prajurit membuat semua orang yang ada di dalam ruangan tersebut berdiri.

Pintu terbuka dan dengan percaya diri Viona pun masuk ke dalam. Putri Nara langsung menatap ibunya karena baju yang dipakai Viona lebih bagus dan mewah.

“Ibu, kenapa bajuku tidak seindah punya Putri Marissa?” ujar Putri Nara.

“Putri Nara, kamu tenang saja. Walaupun gaun yang dipakai Putri Marissa lebih bagus tapi Ibu yakin, kalau Ratu Yui akan memilihmu,” kata Ratu Eliza.

Putri Nara hanya tersenyum menyeringai sedangkan Viona, dia akan memberikan pelajaran kepada anak dan ibu yang sudah membuat dirinya basah kuyup.

“Putri Marissa, anda sangat cantik … Semoga nanti Ratu Yui dan Raja Lue memilih anda sebagai calon menantu,” ujar Wue.

“Aku malah berharap mereka tidak memilihku … Oh iya, siapa namamu?” tanya Viona membuat Wue mengerutkan keningnya.

“Tuan Putri … Kita ini sahabat dari kecil kenapa anda melupakan saya?” tanya Wue dengan wajah yang sedih.

“Bu-bukan begitu … Kamu tahu sendiri kalau aku baru saja sembuh jadi ingatanku masih sering kabur-kaburan,” ujar Viona.

“Ah, benar juga … Aku Wue, kita sudah sahabatan dari kecil karena Ibuku dulunya pelayan pribadinya Ratu Mayana,” jawab Wue tersenyum.

“Oh iya-iya …,” kata Viona tersenyum kecut. 'Sepertinya, aku harus belajar banyak tentang silsilah keluarga wanita ini. Agar aku bisa membalaskan dendam,’ imbuh Viona dalam hati.

Benar, tadi di kamar Marissa. Viona tidak sengaja menemukan buku yang berisi tentang curahan hati Putri Marissa. Dan ternyata Putri Marissa tidak sadarkan diri karena habis jatuh dari tebing. Viona akan memanfaatkan tubuh Putri Marissa untuk membalaskan dendam agar Putri Nara dan Ratu Eliza mendapatkan balasannya.

“Wue … Maukah kau membantuku untuk mengingat semua orang-orang yang ada di kerajaan ini?” tanya Viona.

“Tentu saja Tuan Putri,” jawab Wue. “Kan memang selama ini, aku yang menemani Tuan Putri … Tapi, pas waktu itu aku tidak bisa melindungi Tuan Putri karena aku juga sedang terluka,” sambung Wue menunduk.

“Sudahlah, jangan dibahas lagi … Kan kita sahabat, jadi aku sudah memaafkan mu,” ujar Viona tersenyum.

Wue pun ikut tersenyum, tak lama terdengar jika Raja dan Ratu dari Kerajaan timur sudah tiba. Raja Hiko langsung menyambut kedatangan mereka dengan ramah dan suka cita.

“Apa kabar Raja Hiko?” tanya Raja Lue.

“Seperti yang anda lihat, Raja Lue,” jawab Raja Hiko dengan ramah.

“Ratu Yui dan Raja Lue, perkenalkan ini Putri Nara …,” sahut Ratu Eliza membuat Ratu Yui mengangguk dan tersenyum.

“Raja Hiko, dimana Putri Marissa? Sudah lama saya tidak melihatnya,” kata Ratu Yui.

“Saya disini Ibunda Ratu,” sela Viona yang ikut menyambut.

“Putri ku … Ibunda kangen sama kamu, apa kamu baik-baik saja sayang?” tanya Ratu Yui kepada Viona.

“Tentu saja baik-baik Ibunda, saya tidak akan terluka walaupun ada seseorang yang ingin menyakiti saya,” jawab Viona sambil melirik ke arah Putri Nara dan Ratu Eliza.

Putri Nara mengepalkan tangannya karena merasa Putri Marissa sudah cari perhatian kepada Rayu Yui. Begitu juga dengan Ratu Eliza yang harus pura-pura tersenyum manis agar semua orang tidak tahu kalau sebenarnya dia sangat membenci Putri Marissa.

Viona diberitahu Wue kalau Ratu Yui adalah sahabat dari Ibunda nya Putri Marissa. Dan sering membuatkan makanan kesukaan Putri Marissa juga. Akan tetapi, Putri Marissa belum tahu wajah dari Pangeran dari Kerajaan timur itu.

Je hebt het einde van de gepubliceerde delen bereikt.

⏰ Laatst bijgewerkt: Dec 13, 2023 ⏰

Voeg dit verhaal toe aan je bibliotheek om op de hoogte gebracht te worden van nieuwe delen!

Cinta di Negeri SamyangWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu