E04: MELTING POINT

293 47 11
                                    

* * *

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

* * *

PADA AKHIRNYA, YUVAN tidak ikut bersama Gyan untuk menemui Bagas di Marco Coffe. Anak itu beralasan bahwa ada perlombaan class meeting sekolahnya yang mesti dia ikuti. Sementara itu, tentu saja Mala menyertai Gyan ke sana.

Siang ini Mala berdandan super niat, dia mengenakan setelan berwarna pink cerah dan rok selutut. Wangi semerbak parfum memenuhi indoor kafe saat perempuan itu masuk.

"Buset mandi parfum lo?" Gyan yang sudah lebih duluan tiba bersama Bagas reflek salty.

"Apaan sih, Gyanda. Gue kan memang wangi begini setiap hari." Mala membalas sok anggun macam putri solo, bikin Gyan kepingin memuntahkan kopi lattenya. Buat Gyan, pencitraan Mala di depan Bagas itu kelewat menggelikan dan... memuakkan.

"Halo, Mal. Apa kabar?" Bagas menyapa Mala yang baru duduk di samping Gyan. Mala kontan melotot pada Gyan sambil berbisik tanpa suara yang jika diberi subtitle bunyinya akan; WEH COK GUE DINOTICE!!!

Gyan cuek saja, sudah jengkel duluan.

"Baik, Gas. Lo sendiri apa kabar?"

"Yah yang kayak lo lihat," Bagas tersenyum, dia ini tipe-tipe cowok yang gampang dekat ke semua cewek. "Gue kira Gyan bilang mau ngajak lo kesini itu bercanda doang, taunya beneran."

"Eh iya, kenapa sama ini anak? Mukanya kriminal banget sampai susah dipercaya ya?"

Gyan menginjak kaki kanan Mala yang dialasi heels tinggi. "Anjeng." Mala keceplosan, untung saja suaranya teredam suara musik yang diputar staf kafe.

"Kenapa, Mal?"

"Hah nggak kenapa-napa, Gas." Mala senyum-senyum ganjen, lanjut membalas perbuatan Gyan dengan menginjak kaki laki-laki itu. Tapi gagal karena Gyan sudah lebih dahulu melarikan kakinya.

Mala bete parah. Apalagi saat Gyan yang dengan kepekaan nol besar itu malah mencuri perhatian Bagas untuk kembali membincangkan project mereka dan mengetik kode-kode kematian di atas keyboard laptop. Setiap Mala ingin angkat bicara, Gyan pasti langsung memotong perkataannya. Rasanya Mala kepingin membeli vacuum cleaner raksasa untuk menyedot Gyan dari sana sekarang juga agar dia dan Bagas bisa berduaan. Mala jadi gabut banget, untung saja, penampakan wajah tampan Bagas yang sedang fokus membicarakan hal-hal yang tidak Mala mengerti membuat hatinya sedikit damai.

Dagu Mala baru terangkat dari tumpuan kedua tangannya saat ada dua perempuan berpenampilan fancy menghampiri Bagas. Bagas meresponnya dengan sangat ramah, sampai cipika-cipiki segala, bikin kepala Mala panas seketika. Hingga menit berikutnya, Bagas berpindah duduk ke meja perempuan-perempuan itu.

GENERATIONS: THE LEGACY OF THE PRANATAJIWA (ZB1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang