suddenly?

1.5K 180 19
                                    

Dua sosok manusia terlihat tengah duduk pada bangku panjang yang berada di taman kediaman salah satunya.

Mereka mengisi tempat di masing-masing ujung bak orang asing yang dipaksa bersua dalam suatu acara.

Yah, memang begitu adanya. Lisa beserta Jaemin adalah dua orang yang dijodohkan. Dan malam ini merupakan kali pertama mereka berjumpa.

Heran? Bahkan ada yang lebih mencengangkan. Dua insan itu akan melangsungkan resepsi pernikahan mereka tepat lima hari lagi.

Pertemuan ini, adalah pertemuan yang sudah direncanakan setelah kedua belah pihak menyetujuinya.

Apakah benar keduanya setuju? Tentu saja. Bahkan tak ada yang sedang mabuk maupun unsur paksaan.

"Jadi, pernikahannya lima hari lagi."

Lisa hanya mengangguk saat mendengar kalimat Jaemin.

"Apa kau sudah yakin?"

Gadis bersurai cokelat itupun menoleh ke arah sang lawan bicara, "Bukankah seharusnya itu pertanyaanku?"

"Hmm, begitulah."

"..."

"..."

"...kudengar kau sudah memiliki kekasih. Lantas kenapa tidak menolak perjodohan ini dan menikahinya saja?" Wanita itu kembali mengedarkan pandangannya pada taman anggrek yang berada di muka. Taman keluarga Jaemin memang sangat menyejukkan mata. 

"Aku sudah mengajaknya menikah. Ia menolak. Jadi, yasudah."

Lisa mengangguk paham seakan hal itu tak mengganggu dirinya, "Kalau boleh tahu, hubungan kalian sudah berapa lama?"

"...hampir dua tahun."

Kali ini, Lisa kembali memandang lelaki yang tak sedang menatapnya, "dan kau menyerah begitu saja?"

"Jika ia menolak, aku takkan memaksa."

Benar. Jaemin memang sudah mengatakan perihal perjodohan ini kepada kekasihnya. Ia bahkan telah melamar pada menit yang sama.

"Aku akan dijodohkan. Kau mau menikah denganku tidak?" Ucapnya kepada sang kekasih yang sedang sibuk dengan ponselnya.

"Yang benar saja? Aku ini baru memulai karir modelku. Kau ingin menghancurkan mimpiku, ya?"

"Jadi, kau tidak mau?"

"Tidak. Jangan bercanda."

"Apa aku terlihat bercanda?" Raut Jaemin memang nampak serius kala itu. Namun bagaimana caranya melamar benar-benar terlihat seperti tengah bergurau.

"Aku juga sedang tidak bercanda, Na Jaemin."

Lelaki itu hanya mengangguk paham dan berdiri dari duduknya, "kalau begitu mulai sekarang kita akhiri saja hubungan ini karena aku akan segera menikah."

"Hah?? Ya! Apa kau serius?!"

"Iya." Dan begitulah Jaemin pergi meninggalkan kekasihnya yang segera menyandang status sebagai sang mantan.

"Apakah aku boleh tahu kenapa kau menyetujui perjodohan ini?" Lisa, dengan tangan yang berada di atas paha, sedikit mengepalkan jemarinya disana.

Jaemin terlihat diam di tempat sebelum berucap, "Aku memiliki band. Dan kami berencana untuk merilis album beberapa bulan lagi. Dibalik itu semua, ibu menentang keras dengan apa yang sedang kulakukan. Ia memintaku untuk berhenti bermain musik dan meneruskan usaha keluarga kami yang dimana itu bukanlah passionku."

Lisa mengangguk bak seorang pendengar yang baik.

"Ibu bisa melakukan apapun untuk menghentikan rencanaku jika beliau tak merestuinya. Dan disaat yang sama, ia bertemu denganmu. Ibu begitu menyukaimu hingga memberikanku syarat untuk menikah denganmu jika ingin karir musikku tak dihalangi."

PlötzlichWhere stories live. Discover now