PS: dialog yang diucapkan karakter di chapter ini menggunakan Bahasa Jepang.
(M/n) menatap langit gelap dengan perasaan yang campur aduk. Ia merenungkan ucapan dari si rambut kuning yang bernama Jungoo tadi. ᅠ
ᅠᅠᅠᅠᅠᅠ
ᅠᅠ
ᅠ"...datanglah ke Korea. Aku akan melindungimu, sebagai teman rahasia." ucap Jungoo sambil berjalan kearah mobil mewahnya.
"Tak tertarik."
Jungoo menghentikan langkah nya dan berbalik kearah (m/n). Ia mengangkat satu alisnya, kedua tangannya berada di saku.
"Sudah kukatakan, aku tak tertarik." ulang (m/n).
Jungoo menyeringai kecil, "bahkan jika kamu bisa mendapat uang hanya dengan berteman denganku, kau tak tertarik?"
(M/n) mengangkat kepalanya untuk menatap Jungoo.
"Lihatlah dirimu, (m/n)-kun. Memberi makan adikmu saja susah." ucapan Jungoo membuat wajah (m/n) menjadi masam. Mana yang Jungoo katakan benar.
"Kamu bisa memperbaiki hidupmu di Korea. Bekerja sama lah denganku, (m/n)-kun. Kamu tak akan menyesal."
ᅠᅠᅠᅠᅠ
ᅠᅠMemang benar, akhir-akhir ini Ia kewalahan dengan beberapa orang yang berhasil menemukan dirinya yang tinggal di desa pelosok ini. Sudah batang ke 3, mulut (m/n) tak berhenti menyesap rokoknya.
"Nii-san.." panggil seorang gadis dari dalam rumah kecil itu.
(M/n) menolehkan kepalanya. Iya menatap gadis berambut panjang itu dengan mata sayu tanpa mengatakan sepatah kata pun.
"Aku lapar.." ucap gadis kecil itu sambil menunduk.
(M/n) bangun dari duduknya dan menghampiri adik perempuannya yang saat ini seharusnya duduk di bangku kelas 2 SMP. Tangan nya Ia gerakkan untuk mengusap pelan pucuk kepala adiknya, Watanabe Reika.
"Gomenne, Reika."
"Harusnya kita ikut Sei nii-san sedari dulu. Sei nii-san menjamin hidup yang baik pada kita, nii-san. Kita tidak perlu hidup susah seperti ini.." ucap Reika dengan suara yang sedikit meninggi.
Watanabe Sei, anak sulung dari keluarga Watanabe. Kakak laki-laki (m/n) itu memiliki hidup yang sangat baik, berbanding terbalik dengan kehidupan (m/n) saat ini.
Nafas (m/n) tercekat. Setelah 2 tahun tinggal bersama, baru kali ini Reika mengungkapkan isi hatinya.
"Nii-san tak pernah memaksamu, Reika. Semua nya terserah padamu." (m/n) membelai lembut pipi adiknya, "bahkan jika sekarang kamu memutuskan untuk pergi menemui Sei dan meninggalkan nii-san, semua itu pilihanmu."
Mata berair Reika menatap milik (m/n). Tangisannya pecah seketika.
"Baka nii-san..." Reika memeluk tubuh (m/n) yang lebih tinggi darinya.
"Pergilah. Reika tak pantas hidup menderita bersama monster sepertiku, benar?" (m/n) membalas pelukan Reika dengan erat.
"Reika tak bermaksud begitu, nii-san. Maafkan Reika.."
(M/n) melepas pelukan mereka, dan menatap tulus pada Reika dengan mata sayu nya. Wajahnya tetal datar, tak menunjukkan ekspresi apapun.
"Reika tak bersalah. Harusnya nii-san yang meminta maaf. Reika tak sekolah, makan pun seadanya. Semua karena apa yang telah nii-san perbuat. Apa Reika mau memaafkan nii-san?" ucap (m/n) dengan suara yang bergetar.

YOU ARE READING
𝐓𝐇𝐄 𝐌𝐈𝐒𝐒𝐈𝐍𝐆 𝐌𝐎𝐍𝐒𝐓𝐄𝐑 [ lookism x male reader ]
FanfictionBayangan kematian kedua orang tuanya masih membekas pada laki-laki yang memiliki wajah tampan bak pangeran itu. Hatinya sering berpacu tak karuan secara tiba-tiba. Pikirannya selalu kacau, dan emosinya tak bisa Ia kontrol dengan baik. Watanabe (m/n)...