OO

132 19 5
                                    

•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pukul 6 lebih tepatnya, pukul 6 lewat 40 menit si bungsu dari keluarga Bagaswari itu saat ini bertengger apik di depan gerbang bersama sohib dikala ia terlambat datang maka dengan sogokan rokok kretek yang menjadi jaminannya sebut saja namanya Pak Hartonoㅡ si satpam sekolah yang terkenal dengan kumisnya yang melintang.

"Aa kale tidak masuk ke kelas atuh?" Tanya Pak Hartono dengan perut buncitnya yang ikonik jangan lupa di tangannya sembari memegang cangkir kopi yang masih mengepulkan asapnya.

"Nanti aja lah, saya masih mau mejeng disini." Si bungsu Bagaswari itu cengengesan sambil mengedip beberapa siswi-siswi yang lewat melaluinya.

Si bapak satpam sekolah cuman geleng-geleng paham dengan tabiat si begundal Bagaswari yang satu ini, "Ulah terus kedip-kedip, atawa anjeun bakal meunang styes."

"Atuh jangan doain gitu lah, nanti sayanya kagak handsome lagi dong kalau ada bintitannya."

"Sudah-sudah buru ka kelas, malas banget saya tiap hari liat kamu terus, empet juga lama-lama." Pak Hartono ngibasin tangannya, mengusir secara halus biar si bungsu Bagaswari itu segera pergi dari hadapannya, kelewat eneg jika terusan berbagai satu ruangan dengan bocah tengil itu.

"Yeu si bapak teh, kagak boleh gitu gini-gini kita kan sohiban kental loh." Kalena menyatukan kedua kelingkingnya, seolah-olah kalau dirinya dengan si satpam gembul itu sehati, sedarah dan sejiwa.

Baru keluar dari tempat persinggahan yang selama ini tempat bersaung buat si satpam tercinta bapak Hartono sudah disungguhi dengan suara epic dari knalpot Vespa antik dengan warna kuningnya yang mentereng bikin sakit mata kalau dilihat dengan rentang waktu yang lama (itu kata dirinya omong-omong).

Mata jernih milik bungsu Bagaswari itu turut mengikuti pemilik Vespa sampai ke tempat parkiran, helm bogo nya ia lepas sembari tangannya itu ngibasin rambutnya yang gondrong itu ke belakang. Kalena cuman cibir pelan, "sok ganteng." Pikirnya begitu. Yang paling ganteng di sekolah ini cuman dirinya, bukannya si arem-arem itu.

Balik lagi tatap si pemilik Vespa yang saat ini berjalan dengan pongah bahkan tidak menghiraukan ucapan selamat pagi dari beberapa eh tidak banyaknya penggemar milik laki-laki itu.

"Sombong banget heran."

Kalena menatap sinis bahkan sampai punggung pemilik Vespa nyentrik hilang menjauh masuk ke dalam bangunan sekolah tempat si bungsu Bagaswari menimba ilmu.

"Aa kale biasa aja liat si mas atlas, nanti naksir loh." Goda pak satpam sambil naik-turunkan alisnya yang sama tebalnya dengan kumis yang dimilikinya.

"IHH, ENGGAK YA! MANA SUDI DUNIA AKHIRAT." Teriaknya lantang.

•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

©daiyshee, 2023

[ 방탄소년단, 국뷔's alternative universe ]

[ 방탄소년단, 국뷔's alternative universe ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


📝 sena notes :

eyyo dengan sena disini,
ku bawa cerita baru haha
mau aktifkan kembali akun
ini yang sudah lama berdebu :D

maaf buat bahasa sundanya
kalau salah teh, koreksi
aja ya, mohon berikan
dukungannya kawan-kawan🙇🏻‍♀️🙇🏻‍♀️

let me in (10 months)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang