O1

52 9 2
                                    

•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Brak

Pintu kelas didobrak keras oleh Kalena, bahkan dengan tampang tak berdosanya ia cuman jalan dengan khas pentetengan nya melupakan si Adhistia Nabilaㅡ selaku sebagai sekretaris di kelas MIPA-3 tempat si bungsu Bagaswari itu belajar. Adhis dikenal sebagai sekretaris tidak bermanusiawi alias terlalu kejam perangainya kalau diingat-ingat saat ia menagih kas kelas seperti seorang rentenir (bahkan bisa jadi kalau ada lomba siapa yang paling mirip sama rentenir, maka rentenir yang aslinya juara kedua dan tentunya Adhistia lah yang juara pertamanya).

"KALENA LU KEBIASAAN BANGET ANJIR! DOBRAK AJA TEROSS DOBRAK! KALAU SAMPAI RUSAK GUA JADIIN PALANG PINTU NANTI!" Adhis cuman hela nafas terus geleng-geleng kepalanya (pening dikit kagak ngaruh wir).

"IYA MAAF GAK SENGAJA ATUH!" Katanya sih gitu.

Punya temen modelan kayak Kalena bikin sakit kepala, kelakuannya kadang diluar nalar manusia sama prediksi BMKGㅡ kadang suka heran kok bisa ada ya orang pikirannya se-ajaib Kalena, namun gitu-gitu entah mengapa masih banyak yang jadiin dirinya buat dijadikan crush dengan kata lain yang suka sama dirinya itu banyak, mungkin seantero sekolah ada kali.

Siapa sih yang tidak kenal dengan bungsunya Bagaswari, wajahnya yang ayu rupawan (bisa cantik dan juga tampan), rupanya seperti idol-idol K-Pop yang saat ini sedang digandrungi oleh remaja-remaja perempuan, Kalena tuh manis kelewat manis malahan apalagi kalau udah tersenyum matahari mungkin bakalan kalah alias minder sama senyum Pepsodent miliknya. Kalena itu pintar, pintar bohong maksudnya. Apalagi dia jago ngibulin Kakaknya perihal tentang uang jajan. Bilangnya sih minta uangnya buat bayar uang kas kelas, eh taunya buat ke warnet sama kawan mainnya (Rendra, Ivan, sama Mahesa).

Kalena tuh sebenarnya juga jago main basket, waktu masa MPLS dulu Mahesa teman pertamanya ngajuin buat ikut ekstrakurikuler basket, naasnya langsung ditolak mentah-mentah olehnya. Kalau kata Kalena sih, "Gua mager banget hesa, boleh gak sih kagak usah ngikut begituan, dah tau hidup gua taunya rebahan doang. Kalau ada ekstrakurikuler rebahan gua bakalan ngajuin diri paling pertama dah." Alhasil kepalanya di tempeleng lumayan kasar oleh Mahesa.

Satu lagi Kalena kelewat ramah, entah dengan semua siswa-siswi di sekolah tempat ia menimba ilmu, guru-guru disini, ataupun bahkan dengan abang-abang tukang jajanan yang suka nongkrong di depan sekolahnya. Kalau ditanya motifnya apa bisa sok akrab itu sama abang-abang tukang jualan disana, makan dengan senang hati Kalena akan menjawabnya. "Biar dapat bonus tambahan jajanan, hehe."

Kalena siswa yang cukup populer, apalagi ketambahan sohibnya yang baru bapak Hartono satpam di sekolah, sebungkus rokok kretek atau kopi kapal api ABC sebagai sogokannya kalau-kalau si bungsu Bagaswari itu telat datang serta tak lupa dengan tampang memelasnya akan ia perlihatkan kepada satpam sekolahnya yang memiliki kumis melintang. "Ayo pak, boleh lah kale biarin masuk, lagian cuman telat 30 menit doang kok."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

let me in (10 months)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang